ATOMIUM IKONIK DI BRUSSELS, BELGIA (SERI CATATAN : TJIPTO SUMADI)

ATOMIUM IKONIK DI BRUSSELS, BELGIA

Pelajaran yang dapat dipetik dari perjalanan ini adalah, jika bukan karena persoalan politis, maka membangun sebuah monumeniconable  merupakan salah satu indikator kebesaran sebuah bangsa. Hampir semua negara di dunia memiliki tempat yang menjadi kebanggaan, sebut saja Perancis dengan Menara Eiffel-nya atau Amerika Serikat dengan Lyberty Statue-nya, atau Jerman dengan Bradenburg Gate-nya. Pada awalnya, semua bangunan itu dikategorikan padat modal bukan padat karya, namun seiring dengan berjalannya waktu, bangunan itu menjadi Icon kebanggan bangsanya. Semoga pembangunan-pembangunan yang bersifat prasastis-prestisius tidak dikritisi sebagai upaya pemborosan, akan tetapi lebih dimaknai sebagai usaha membesarkan nama baik bangsa, dan merupakan legacy for the future

(Oleh Tjipto Sumadi*)

SCNEWS.ID-JAKARTA. Salah satu perjalanan ke negara-negara di Eropa, penulis sempat singgah di Brussels, Belgia. Belgia merupakan negara yang berlokasi di bagian barat benua Eropa. Negara ini bertetangga dengan Belanda, Jerman, Prancis, dan Luksemburg, Negara ini juga berseberangan dengan negara Inggris yang berada di utaranya yang dipisahkan oleh laut North Sea. Dengan demikian, Belgia memiliki posisi yang strategis, karena menjadi perlintasan dari sejumlah negara maju. Belgia terus berkembang secara pesat memengaruhi pertumbuhan ekonomi maupun teknologi dunia. Belgia juga merupakan sebuah kerajaan yang berbentuk federal, dengan gabungan dari tiga negara bagian, yaitu FlandriaWalonia, dan Kota Brussels.

Posisi negara Belgia yang strategis ini mendorongnya menjadi negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang bagus dan pesat. Perindustrian di Belgia meliputi pengolahan logam, pembuatan pakaian dan karpet, serta pembuatan mesin-mesin industri, bahkan olahan coklatnya pun, sangat terkenal di dunia. Berbeda dengan tetangganya, negeri Kincir Angin yang mengandalkan kebutuhan listriknya melalui Wind Mollen atau kincir yang melahirkan energi listrik bertenaga angin, maka dalam memenuhi kebutuhan listriknya, Belgia mengandalkan energi nuklir. Energi listrik yang diperoleh dari tenaga nuklir ini, dapat melayani dua per tiga kebutuhan listrik negaranya. Belgia tidak memiliki bahan baku industri yang melimpah, namun dapat mengelolanya dengan efektif, sehingga dapat mendorong negara ini menjadi salah satu negara yang sejahtera di dunia.

Dalam memberikan edukasi positif tentang nuklir kepada masyarakat domestik dan internasional, maka Belgia membangun museum tentang nuklir yang diberi nama Atomium. Atomium merupakan sebuah bangunan yang berbentuk menyerupai susunan atom yang terletak di tengah kota Brussels. Bangunan ini melambangkan hubungan antar atom yang saling memiliki ikatan.

Demikian unik dan terkenalnya bangunan ini, sehingga bangunan ini dijadikan salah satu ikon negara Belgia. Atomium dibangun pada tahun 1958, untuk melengkapi acara Brussels World’s Fair (Expo 58). Secara keseluruhan tinggi bangunan ini adalah 102 meter, memiliki 9 bola stainless steel dengan diameter 18 meter per bola. Antarbangunan bola atom ini, dihubungkan oleh 12 pipa yang masing-masing berdiameter 3 meter. Untuk menapaki hingga ke atas bangunan ini, disediakan tangga, escalator, dan lift. Lima di antara bangunan bola tersebut digunakan sebagai ruang pameran produk yang dihasilkan oleh rakyat Belgia. Di bagian bangunan bola paling atas, terdapat restoran. Dari restoran ini pengunjung dapat menikmati panorama kota Brussels dengan sudut pandang 360 derajat. Museum Atomium ini dibuka setiap hari untuk masyarakat umum, mulai pukul 10. 00 hingga 18.00 waktu setempat. Catatan kecil dari Belgia adalah, sebaiknya tidak memarkir kendaraan sembarangan, karena boleh jadi, bisa kena fee sebesar €50 per jam (lima puluh Euro per jam setara dengan Rp. 860.000).

Berpose dengan latar belakang Museum Atomium di Brussels, Belgia (Dokumen Pribadi)

Pelajaran yang dapat dipetik dari perjalanan ini adalah, jika bukan karena persoalan politis, maka membangun sebuah monumen “iconable  merupakan salah satu indikator kebesaran sebuah bangsa. Hampir semua negara di dunia memiliki tempat yang menjadi kebanggaan, sebut saja Perancis dengan Menara Eiffel-nya atau Amerika Serikat dengan Lyberty Statue-nya, atau Jerman dengan Bradenburg Gate-nya. Pada awalnya, semua bangunan itu dikategorikan padat modal bukan padat karya, namun seiring dengan berjalannya waktu, bangunan itu menjadi Icon kebanggan bangsanya. Semoga pembangunan-pembangunan yang bersifat prasastis-prestisius tidak dikritisi sebagai upaya pemborosan, akan tetapi lebih dimaknai sebagai usaha membesarkan nama baik bangsa, dan merupakan legacy for the future.

Semoga Bermanfaat.

Salam Wisdom Indonesia

*Mahasiswa Teladan Nasional 1987

  Dosen Universitas Negeri Jakarta

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini