IKATAN CINTA YANG BUKAN CINTA

IKATAN CINTA YANG BUKAN CINTA

“Perilaku mencintai seperti dalam sinetron ikatan cinta ini kalau disandingkan dengan cinta yang saya yakini kebenarannya, adalah bertolak belakang. Karena makna dan hakikat cinta itu membahagiakan orang yang dicintai, cinta itu membawa kedamaian bagi yang mencintai dan dicintai, cinta itu mulia dan memuliakan kedua orang yang jatuh cinta, atas nama cinta orang akan mampu meraih ridho Ilahi dan cinta akan membimbing orang pada keikhlasan berkorban untuk orang yang dicintainya pada jalan yang benar”.

(Syaifudin)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, sebuah sinetron yang berjudul IKATAN CINTA ditayangkan oleh stasiun telivisi nasional dengan berbagai macam flatformnya yang sekarang  sangat populer dimasyarakat kita telah memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak, rating tertinggi, rekor MURI dan penghargaan dari Kementerian Parawisata dan Ekonomi Kreatif, dan disamping itu sinetron ini telah menjadi perbincangan hampir disemua lapisan kalangan masyarakat kita.  Tenti inspirasi tulisan ini bukan ingin nimbrung ikut populer seperti sinetronnya, melainkan ada “gelitikan” perasaan “khawatir” terhadap nilai-nilai kehidupan yang dipertontonkan pada alur ceritanya.

Sahabat ! Gelitikan kekhawatiran tersebut beranjak dari saya saksikan sendiri sejak tayang bulan Oktober 2020, sampai memasuki episode ke 355 saat tulisan ini saya buat, yang artinya saya sendiri terbawa “kerinduan” menantikan episode demi episode alur ceritanya yang dikemas menarik dengan bintang sinetron yang bermain apik dan total, disamping  suasana pandemik covid 19 yang membuat saya dan masyarakat banyak dirumah sehingga punya waktu untuk menonton.

Sahabat ! sebagaimana yang saya katakan di atas, kesuksesan sinetron ikatan cinta ini secara jujur mesti kita akui dan apresiasi hasil kerja keras dan kerja cerdas dari para pemain, produser dan penulis naskahnya dan atau ceritanya, disamping menjadi hiburan untuk kita bisa melupakan sejenak berbagai kesusahan yang diakibatkan oleh pandemik covid 19 ini. Namun secara jujur pula pada setiap kali saya menonton atau menyaksikannya, terdapat “perbenturan” batin semacam “protes” terhadap substansi dari cerita yang diperankan oleh masing-masing tokohnya, pada sudut pandang “pesan moral” sinetron ini, kalau dipadankan dengan nilai-nilai kemuliaan hidup yang diemban oleh kata “cinta” itu sendiri.

Sahabat ! sosok Elsa yang berperan sebagai tokoh antagonis menghalalkan segala cara untuk mendapatkan orang yang dicintainya (Nino) bahkan telah tega membunuh Roy serta menfitnah saudarnya sendiri (Andin) sebagai pembunuhnya, sehingga Andin dipenjara terhadap perbuatan yang ia tidak lakukan, lalu membuang anak Andin yang lahir saat Andin dipenjara, dan sepanjang alur cerita dipertontonkan bagaimana sosok elsa merangkai kebohongan demi kebohongan untuk mendapatkan dan mempertahankan cintanya kepada Nino.

Sahabat ! sosok Sarah sebagai ibu kandung Elsa dan ibu tiri Andin, atas nama cinta terhadap anak kandungnya tersebut, selalu berusaha melindungi, berbuat tidak adil menjalimi anak tiri, ikut berbohong dan merangkai kebohongan untuk memutar balikan fakta yang semata-mata digambarkan demi cintanya pada anak kandung nya tersebut, dan sebagai puncaknya bahkan saat anak kandungnya tersudutkan oleh sejumlah bukti  sebagai pembunuh Roy, ia mengakui bahwa ialah sebagai pembunuhnya.  Dan begitu vulgarnya Sarah mengatakan hal ini sebagai pengorbanan cinta untuk anaknya tersebut.

Sahabat ! Sosok Aldebaran Al fahcri sebagai pengusaha sukses, justeru sebagai pendendam yang ulung yang ditunjang oleh kekayaannya untuk digunakan “membeli” siapapun dan apapun untuk membalas dendam saat ia mengetahui siapa yang membunuh adiknya Roy. Ia bahkan membuat skenario pembalasan dendam yang sangat kejam terhadap Andin yang sebenarnya bukan pelaku pembunuhan, walalupun akhirnya ia terjebak pada kebaikan dan ketulusan andin dalam mencintai yang membuatnya tersadar akan ketulusan cinta Andin, disamping itu ia tampil sebagai sosok  anak yang berbakti kepada ibunya.

Sahabat ! sosok Nino yang dicintai setengah mati oleh Elsa dan awalnya juga dicintai dan mencintai Andin bahkan sudah sampai ke pelaminan, adalah sosok yang gegabah dalam mengambil tindakan, terlalu gampang percaya pada informasi yang diberikan Elsa dan mengabaikan suara hatinya untuk melihat kebenaran.  Bahkan saat kebenaran tentang anaknya (Reina) yang tidak diakuinya saat Andin melahirkannya dipenjara mulai terungkap, iapun bertindak gegabah dan terburu-buru secara egois mau mengetahui dan barangkali akan mengambil Reina yang berada pada pengasuhan Andil dan Aldebaran.

Sahabat ! sosok Roy yang sangat mencintai Andin adalah anak yang manja dan dimanjakan oleh ibunya (Rosa), akibat segala keinginannya dipenuhi oleh Ibunya, sehingga tumbuh menjadi pemuda yang play boy dan justeru saat jatuh cinta kepada Andin sang play boy ini terkena batunya, karena Andin tidak mau lagi menjalin cintanya dengan Roy yang terbukti didepan matanya telah “selingkuh”.  ironinya semua perilaku Roy ini tidak diketahui oleh Ibunya bahkan ibunya selalu menduga anaknya ini adalah anak yang baik.

Sahabat ! sosok Rosa yang sangat mencintai anaknya Roy justeru tidak bisa menerima kenyataan saat tahu anaknya Roy tersebut telah terbunuh dan akhirnya ia mendederita gangguan jiwa, dan walapun sudah keluar dari perawatan jiwa diluar negeri, kondisi sakit jiwanya sering kumat saat ia mendengar cerita tentang roy dan selalu menyesali kematian anaknya tersebut.

Sahabat ! kemunculan sosok Riky teman Sekolahnya Elsa yang sangat atau bahkan gila mencintai Elsa telah mau dan mampu berbuat apa saja untuk mendapatkan Elsa yang dicintainya tersebut, sehingga tidak memperdulikan bahwa Elsa sudah punya suami dan berusaha terus untuk mendapatkannya dengan berbagai cara yang “licik” dan “amoral”.

Sahabat ! dari sekian sosok tokoh utama yang ditampilkan dalam sinitron Ikatan Cinta ini hanya terdapat dua sosok yang relatif “baik” dalam pesan moral perannya, yaitu sosok Andin dan sosok ayahnya Surya, walapun juga Surya terdapat sisi kesalahan yang pernah dilakukannya dalam menjalani kehidupan karena telah melakukan perselingkuhan. Dan Andin yang menjadi anak kesayangan ayahnya ini justru terlahir dari hubungan “gelap” ayahnya tersebut, sehingga ia diasuh setengah hati oleh Sarah, posisifnya Andil menjadi sosok yang mencintai dengan setulus hati terhadap orang yang dicintainya, sedangkan Surya muncul jadi sosok yang bijaksana.

Sahabat ! sebagaimana yang saya katakan di atas, ikatan cinta yang saya tangkap dari lakon tokoh di sinetron  ini  lebih menonjolkan karakter yang ekstrem dalam memaknai cinta, bahwa cinta yang mesti memiliki, cinta yang mesti menguasai, cinta yang rela berkorban apa saja tanpa melihat baik buruk dan kebenarannya, cinta yang hanya mementingkan diri sendiri, cinta yang mesti apapun harus dipenuhi, cinta dengan memberikan apa saja tanpa pertimbangan kebermamfaatannya, cinta yang mampu membuat berbohong, cinta yang mampu membuatnya membunuh dan seterusnya… yang bahasa singkatnya saya menamakannya sebagai MAKNA CINTA YANG BUKAN CINTA.

Sahabat ! perlaku mencintai seperti itu kalau disandingkan dengan cinta yang saya yakini kebenarannya, adalah bertolak belakang. Karena makna dan hakikat cinta itu membahagiakan orang yang dicintai, cinta itu membawa kedamaian bagi yang mencintai dan dicintai, cinta itu mulia dan memuliakan kedua orang yang jatuh cinta, atas nama cinta orang akan mampu meraih ridho Ilahi dan cinta akan membimbing orang pada keikhlasan berkorban untuk orang yang dicintainya pada jalan yang benar.

Sahabat ! cinta yang dipertontokan oleh sinetron ikatan cinta ini seperti benih cinta yang tumbuh pada tempat yang kering dan gersang, sehingga tumbuhnya menjadi kerdil, rusak dan menyengsarakan.  Karenanya berbeda dengan benih cinta yang tumbuh ditempat subur pada jiwa yang beriman dan bertaqwa yang tumbuhnya membawa kepada kebahagiaan, kebenaran dan keadilan untuk dirinya sendiri dan orang yang dicintainya bahkan lingkungannya.

Sahabat ! tentu sinetron ikatan cinta ini sekali lagi telah sukses dan menarik untuk diiukuti dari sisi “tontotan”, namun demikian kita mesti hati-hati kalau melihatnya dari sisi “tuntunan”, karena beragamnya lapisan masyarakat kita yang “ngefans” dan “kecanduan” nontonya maka akan lebih bijak kalau kepada penontonnya diingatkan bahwa alur cerita yang dipernakan oleh tokoh-tokoh tersebut mesti diambi pelajarannya dan disesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat kita yang beragam ini.

Sahabat ! bagi saya pribadi, sinetron ini menarik untuk terus diikuti tapi tak lebih dari sekedar hiburan di masa pendemi dan merenungkan apakah nilai-nilai yang dibawanya menjadi pertanda perubahan nilai yang terjadi pada masyarakat kita.

Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini