PETRA “NAIK BENDI TERMAHAL DI DUNIA” (SERI CATATAN TJIPTO SUMADI)

PETRA “NAIK BENDI TERMAHAL DI DUNIA” (SERI CATATAN TJIPTO SUMADI)

Hikmah yang dapat diambil dari perjalanan ini adalah pertama, bila ingin melakukan perjalanan ke Petra, perlu menyiapkan kondisi fisik yang prima. Kedua, ketika sudah memutuskan untuk to see the world, jangan lagi membandingkan biaya yang dibelanjakan di lokasi wisata (apalagi situs prestisius) dengan rupiah, sebab, jika sebelum berangkat rekreasi, sudah melakukan hitung-menghitung, maka boleh jadi perjalanan akan tertunda, dan akhirnya batal. Ketiga, kepuasan terhadap hasil perjalanan tidak akan pernah dapat dinilai dengan uang, sebab uang dapat dicari tetapi pengalaman tidak dapat dibeli. Pengalaman harus dijalani, meskipun saat menjalaninya memerlukan biaya, bukankah there is no free lunch?. Keempat, di sinilah pentingnya makna teori empirisme; tidaklah cukup sesuatu itu hanya dicerikatan dan disampaikan, tetapi penting juga untuk dialami dan dirasakan

Oleh Tjipto Sumadi*)

SCNEWS.ID-JAKARTA. Pembaca yang Budiman, Kali ini Penulis akan berkisah tentang perjalanan ke Petra, yang berlokasi di Jordania. Petra, berasal dari bahasa Yunani, yang bermakna “batu”, sedangkan dalam bahasa Arab disebut sebagai al-Bitrā. Tempat ini begitu terkenal ke mancanegara, karena memiliki bangunan arsitektur yang dipahat pada bebatuan serta sistem pengairannya yang sedemikian teratur, terstruktur, dan terencana dengan baik. Bangunan elok ini, diperkirakan dibangun pada awal tahun 312 sebelum masehi, sebagai ibu kota Nabath. Tempat ini terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung yang membentuk sayap dari Wadi Araba, (lembah besar yang berawal di Laut Mati) sampai Teluk Aqaba, tepatnya berada di Gunung Hor. Lokasi cantik dan megah ini, terekspose setelah diungkap oleh Johann Ludwig Burckhardt, seorang berkebangsaan Swiss, pada tahun 1812. Kota tua ini digambarkan seperti “sebuah kota mawar merah yang antik” oleh John William Burgon, dan dinyatakan sebagai “salah satu peninggalan kultural yang paling penting dalam peradaban manusia“, serta masuk sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, sejak 6 Desember 1985.

Tulisan ini, tidak akan berkisah tentang indah dan megahnya Petra, tetapi akan mengisahkan pengalaman menuju tempat bersejarah itu. Lokasi Kota Petra berada ke arah selatan ibukota Jordania, Amman. Jarak tempuh dari Amman sekitar 3 jam, menggunakan kendaraan roda empat atau bus. Berbeda dengan perjalanan menuju utara wilayah Jordan yang penuh dengan ketegangan karena dibumbui oleh pemandangan persenjataan yang siap tempur di sepanjang perbatasan darat dan udara, perjalanan menuju Kota Petra justru disuguhi dengan pemandangan yang memanjakan mata, indah, menarik, dan membangkitkan gairah.

Tiba di lokasi Kota Petra, pengunjung dapat langsung membeli tiket dengan harga JOD 90 (90 Dinar Jordania), setara dengan USD 135 atau sekitar IDR 1.700.000 per orang (biaya ini khusus untuk wisatawan mancanegara yang tidak menginap, jika menginap biayanya lebih murah, apalagi untuk wisatawan domestik, sangat murah). Perjalanan dari tempat penjualan tiket ke bangunan situs Petra, dapat menggunakan bendi atau sado atau dokar atau delman yang ditarik oleh kuda, dengan dua buah roda mobil, dan satu orang sais. Bendi ini hanya dapat menampung dua orang pengunjung, plus 1 sais. Untuk itu, penulis memerlukan 2 buah bendi; satu untuk penulis dan satu lagi untuk anak dan isteri. Satu bendi untuk pergi-pulang dibanderol dengan harga JOD 40 ditambah JOD 10 sebagai tips untuk kudanya. Total biaya untuk 2 buah bendi sebesar JOD 100 atau setara dengan USD 150. Jika dibandingkan dengan IDR, dengan perkiraan kurs; USD 1 setara IDR 14.000, maka biaya 2 bendi adalah IDR 2.100.000. Tentu ini biaya yang fantastis untuk menaiki 2 buah bendi dengan 3 orang. Namun demikian, jika pengunjung ingin berjalan kaki, dapat juga dilakukan: perjalanan ini memerlukan waktu sekitar 40 – 50 menit bergantung pada kecepatan langkah setiap orang. Sebetulnya, dapat juga menggunakan kuda, dengan biaya (tips) sekitar JOD 5, akan tetapi ini hanya sampai pintu gerbang Kota Petra, selanjutnya pengunjung harus melanjutkan sisa perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 30-40 menit ke lokasi.

Pembaca yang Budiman

Hikmah yang dapat diambil dari perjalanan ini adalah pertama, bila ingin melakukan perjalanan ke Petra, perlu menyiapkan kondisi fisik yang prima. Kedua, ketika sudah memutuskan untuk to see the world, jangan lagi membandingkan biaya yang dibelanjakan di lokasi wisata (apalagi situs prestisius) dengan rupiah, sebab, jika sebelum berangkat rekreasi, sudah melakukan hitung-menghitung, maka boleh jadi perjalanan akan tertunda, dan akhirnya batal. Ketiga, kepuasan terhadap hasil perjalanan tidak akan pernah dapat dinilai dengan uang, sebab uang dapat dicari tetapi pengalaman tidak dapat dibeli. Pengalaman harus dijalani, meskipun saat menjalaninya memerlukan biaya, bukankah there is no free lunch?. Keempat, di sinilah pentingnya makna teori empirisme; tidaklah cukup sesuatu itu hanya dicerikatan dan disampaikan, tetapi penting juga untuk dialami dan dirasakan.

Semoga bermanfaat

Salam Wisdom Indonesia

*) Mahasiswa Teladan Nasional 1987

    Dosen Universitas Negeri Jakarta

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini