“TUDUHAN TERHADAP NABI YUSUF (KEBENARAN vs PEMBENARAN)”

 

“Saat yang tidak benar  terjadi, dan kemudian menutupi kebenaran yang sesungguhnya, alasan-alasan yang  diungkapkan untuk membenarkan Tindakan  tersebut adalah sebagai PEMBENARAN. Akan tetapi suatu kebenaran yang sebenarnya tidak memerlukan pembenaran, dia pasti diikuti oleh kondisi objektif rasional  bahwa peristewa itu adalah benar apa adanya, oleh karena itu “KEBENARAN TIDAK MEMERLUKAN PEMBENARAN AKAN TETAPI DIA AKAN TERUNGKAP DENGAN SENDIRINYA SEBAGAI SUATU KEBENARAN”. Karena sesungguhnya Allah mengetahui kebenaran yang sebenarnya terjadi itu” (syaifudin).

SCNEWS.ID-Banjarmasin. Satu episode dalam cerita kehidupan Nabi Yusuf sangat menarik untuk kita renungkan, yaitu saat beliau dijual dan dipelihara oleh seorang pembesar kerajaan yang bernama Al Aziz dan isterinya, ternyata Yusuf muda ini tumbuh menjadi seorang pemuda yang sangat tampan yang membuat isteri Al Aziz terpikat hatinya.

Suatu ketika isteri Al Aziz  menutup pintu-pintu saat berdua dengan Nabi Yusuf, kemudian isteri Al Aziz menggoda Nabi Yusuf dengan berkata “mendekatlah kepadaku”, inilah “drama cinta isteri Al Aziz yang tidak mampu lagi menahan keinginannya (nafsu) melihat ketampanan nabi Yusuf, sehingga ia benar-benar mau  melampiaskan “nafsu” ketertarikannya kepada pemuda ini.

Sebagaimana kita ketahui usaha Zulaiha ini ditolak mentah-mentah oleh Nabi Yusuf, bukan karena tidak bernafsu Zulaiha, akan tetapi beliau takut kepada Allah (dilindungi Allah) dan tidak mau menghianati tuannya (Al Azis) yang telah memeliharanya di rumah itu.

Puncak rayuan dan penolakan ini terjadilah peristewa kejar kejaran antara Yusuf yang lari menghindar dan isteri Al Aziz yang lari mengejar, akhirnya saat Yusuf keluar pintu untuk lari bertemulah dengan Al Aziz yang ada di depan pintu. Kepergoklah adegan kejar kejaran antara kedua insan yang berlainan jenis ini. Saat kepergok inilah Zulaiha mengemukan alasan bahwa Yusuf telah merayu dirinya, sedangkan Yusuf berkata isteri Al Aziz lah yang merayu dirinya.

Saat Al Aziz bingung untuk menentukan siapa yang benar dari dua alasan yang berbeda dan bertolak belakang tersebut, muncullah saksi dari kerabat perempuan itu yang mengatakan “JIKA  BAJU GAMISNYA KOYAK DI BAGIAN DEPAN, MAKA PEREMPUAN ITU BENAR, TETAPI JIKA KOYAK DI BAGIAN BELAKANG, MAKA PEREMPUAN ITULAH YANG DUSTA”.

Isteri Azis telah mencari alasan kenapa peristewa itu terjadi dengan berkata dia Yusuf yang menggoda dan merayuku, oleh karena itu katanya balasan orang yang bermaksud buruk terhadap isterimu adalah hukuman penjara dengan siksa yang pedih. Apa yang dikatakan oleh isteri Al Azis ini adalah PEMBENARAN dari suatu peristewa yang terjadi, sebagai suatu upaya menutupi kebenaran yang sebenarnya.

Sedangkan Yusuf mengemukakan kebenaran yang sebenarnya bahwa yang merayu dan menggoda dirinya adalah Zulaiha, lalu kebenaran yang diuangkapkannya ini didukung oleh LOGIKA HUKUM yang rasional, karena saat baju gamisnya koyak dibagian belakang, maka secara akal sehat berarti isteri Al Aziz yang mengejar dan merayunya saat Yusuf sudah berlari untuk menghindar sampai di depan pintu.

Kehidupan kita sering bertutur, saat sesuatu yang dusta atau tidak benar itu terjadi, maka kita sering memberikan alasan yang menutupi kebenaran yang sesungguhnya, alasan-alasan yang kita ungkapkan untuk membenarkan Tindakan kita tersebut disebut sebagai PEMBENARAN. Akan tetapi suatu kebenaran yang sebenarnya tidak memerlukan pembenaran, dia pasti diikuti oleh kondisi objektif rasional  bahwa peristewa itu adalah benar apa adanya, oleh karena itu “KEBENARAN TIDAK MEMERLUKAN PEMBENARAN AKAN TETAPI DIA AKAN TERUNGKAP DENGAN SENDIRINYA SEBAGAI SUATU KEBENARAN”. Karena sesungguhnya Allah mengetahui kebenaran yang sebenarnya terjadi itu.

“SEORANG PEMBOHONG MENCARI PEMBENARAN, SEDANGKAN ORANG JUJUR MENCARI KEBENARAN”

Salam Wisdom Spritual.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini