3 TA (WANITA, HARTA,TAHTA)

3 TA (Wanita,Harta,Tahta)
Oleh : dr. Mohamad Isa

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sejak dulu kala 3 TA (Wanita,Harta,Tahta) selalu berada di sekeliling manusia. Peradaban manusia berkembang dan jatuh banyak berhubungan dengan 3 TA ini. Adakalanya 3 TA ini bisa membanggakan, namun tidak sedikit bisa menjerumuskan manusia ke titik yang paling rendah dalam kehidupan seseorang. 3 TA tidak milik kalangan tertentu, tapi milik semua orang secara Universal artinya semua tingkatan golongan, sosial dan pendidikan bisa terpengaruh oleh 3 TA ini. Baik pengaruh yang positip maupun yang negatif.

Cerita tentang pengaruh 3 TA ini sudah sering terdengar. Seperti Ketua KPU dipecat karena skandal dengan seorang wanita, Ketua KPK “tersandera” karena kasus Gratifikasi (Harta) dan Ketua MK diganti karena tersandung pelanggaran etika yang berhubungan dengan perebutan kekuasaan(Tahta).

Namun ada cerita “Heroik” yang berhubungan dengan 3 TA ini. Seorang pelukis bisa tersohor karena bisa melukiskan kecantikan seorang wanita “Monalisa” yang terkenal didunia. Seorang suami yang sukses, bisa karena dapat dukungan seorang wanita yaitu istrinya. Seorang yang semula miskin, berjuang untuk mengentas dari kemiskinan dengan bekerja keras sehingga jadi kaya raya, seorang putra bangsa Soekarno/Hatta telah berjuang untuk mendapatkan Tahta kemerdekaan Indonesia. 3 TA harus dimanage/dikelola dengan baik agar tidak jatuh tersungkur karenanya.

WANITA, adalah seorang yang harus dihormati dan dimuliakan. Semua dilahirkan melalui rahim seorang wanita.Seorang Ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan tanpa pamrih. Juga seorang istri/anak wanita bisa jadi orang sangat menyenangkan dan menenangkan. Sebaliknya seorang wanita bisa membuat seorang bisa jatuh karena tidak bisa menjaga hubungan antara laki dan wanita.
Dalam sebuah Haditz Riwayat Bukhari dan Muslim “WANITA ADALAH TIANG NEGARA, APABILA IA RUSAK, MAKA RUSAKLAH NEGARA”

HARTA, setiap orang/organisasi/negara memerlukan dana/harta. Harta bagian yang bisa memperlancar pekerjaan. Bahkan ada yang mengibaratkan “Waktu adalah uang/harta”. Harta harus dicari/dijemput. Bisa jadi jauh dan bisa juga jadi dekat. Dalam hal menjemput atau mencari harta harus benar dan halal ( sesuai hak nya). Harta yang dicari dengan cara yang tidak halal/tidak benar akan berdampak pada keberkahan dirinya maupun anak, cucunya.

TAHTA, tahta adalah bagian dari kehidupan. Dengan tahta seorang bisa punya kekuasaan dari orang lain. Tahta bisa berupa jabatan formal atau non formal (tokoh ). Seorang tokoh negara, sosial artinya orang yang dihargai dan dihormati. Dengan Tahta, seseorang bisa menjalankan tugas/amanah di embannya. Yang jadi masalah, apabila dalam meraih Tahta tersebut tidak pada jalan yang benar. Bahkan bisa menghalalkan segala cara untuk meraih Tahta tersebut. Perlu diingat bahwa, “Setiap orang adalah pemimpin dan setiap pemimpin diminta pertanggung jawaban”.

Tahta yang diperolah harus di jalankan dengan baik dan amanah. Bila tidak bisa menjaga amanah tersebut, orang bisa jatuh tersungkur karena tahta tersebut.

Sebagai penutup, bahwa Tahta , Harta, Wanita bagian dari kehidupan manusia. Bisa jadi positip dan bisa juga negatif tergantung cara mengelolanya. Diperlukan “KESEIMBANGAN” dalam menatalaksaan Harta, Tahta, Wanita agar bisa menjadi keberkahan di dunia dan di akhirat.

Banjarmasin, 5 Agustus 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini