“ANTISIPASI LONJAKAN COVID” (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)
Status penularan sangat penting artinya dalam pembuatan strategi yang paling tepat untuk menurunkan angka penularan, menurunkan angka kesakitan dan menurunkan angka kematian, selaligus mempercepat pengembalian kehidupan masyarakat secara normal dengan keberadaan kasus yang terkontrol. Kita tahu bahwa mengembalikan masyarakat dalam pola hidup normal dengan tetap mempertimbangkan masih adanya penularan covid adalah salah satu strategi penting untuk mengurangi kelelahan pandemi sekaligus berakibat pada meningkatnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Mungkin karena terpengaruh berita dan merasakan penanggulangan covid di Indonesia belum maksimal, teman saya berpendapat bahwa potensi terjadinya lonjakan kasus covid di Indonesia diwaktu yang akan datang, wajib diantisipasi. Dan perkataan teman saya itu, mengembalikan ingatkan saya pada pengertian pragmatis yang pernah saya sematkan terhadap kata antisipasi tersebut, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan mumpung belum terjadi dan jika nanti sudah terjadi.
Pada pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa ada dua kegiatan penting yang harus dilakukan untuk menantisipasi lonjakan kasus covid yaitu tindakan yang beraspek mumpung belum terjadi serta tindaksn yang beraspek jika nanti sudah terjadi.
Tindakan yang beraspek mumpung belum tejadi, tentunya dilakukan dengan melalui percepatan pencapaian target vaksinasi. Sebuah pencapaian target yang pesimistis karena trend pencapaian cakupan sampai saat ini dibarengi dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh indonesia.
Pada kondisi seperti itu, sangat dianjurkan untuk menetapkan pencapaian target proritas yang diyakini dapat membantu untuk menurunkan angka penularan, sekaligus menurunkan angka kesakitan yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit serta menurunkan angka kematian karena covid.
Dengan melihat pengalaman negara lain, terlihat bahwa selayaknya yang dipakai sebagai target prioritas dalam program vaksinasi covid adalah pencapaian target vaksinasi terhadap petugas kesehatan dan pencapaian target vaksinasi penduduk berusia lanjut. Pemilihan target prioritas tersebut karena secara emperis telah terbukti dapat menurunkan angka kesakitan akibat vovid yang memerlukan perawatan rumah sakit dan angka kematian akibat covid.
Disamping penentuan target prioritas pada nakes dan usila diperlukan juga peningkatan kepatuhan terhadap protokol kesehatan serta optimalisasi kegiatan tracing, testing dan tracking. Peningkatan kepatuhan tentunya dengan memperhatikan pemantapan pengetahuan masyarakat, memperbesar peluang kepatuhan masyarakat dan mengurangi dampak kelelahan pandemi yang kemungkinan besar sedang dialami oleh masyarakat.
Optimasisasi tracing, treatmet dan testing, diharapkan dilakukan melalui penelusuran masif dari rumah ke rumah dan tidak hanya pelacakan terhadap orang yang diduga merupakan kontak erat dari setiap kasus yang ditemukan.
Penelusuran masif serta pelacakan yang teliti dan seksama akan dapat meningkatkan angka testing karena alasan epidemiologi, sehingga cukup mampu dipakai sebagai acuan dalam penentuan status penularan di sebuah wilayah.
Status penularan sangat penting artinya dalam pembuatan strategi yang paling tepat untuk menurunkan angka penularan, menurunkan angka kesakitan dan menurunkan angka kematian, selaligus mempercepat pengembalian kehidupan masyarakat secara normal dengan keberadaan kasus yang terkontrol. Kita tahu bahwa mengembalikan masyarakat dalam pola hidup normal dengan tetap mempertimbangkan masih adanya penularan covid adalah salah satu strategi penting untuk mengurangi kelelahan pandemi sekaligus berakibat pada meningkatnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan.
Kepatuhan akan semakin mantap jika pemantapan pengetahuan dan percepatan kembali ke pola hidup normal, disertai dengan memberi peran kepada madyarakat untuk ikut aktif dalam penanggulangan dan dengan adanya pengakuan jujur pemerintah terhadap situasi yang terjadi, sekaligus melakukan penanggulangan secara tranparan terhadap semua masalah yang telah diakuinya itu. Pemantapan kepatuhan terhadap protokol kesehatan adalah salah satu prioritas yang harus dijaga untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid dimasa yang akan datang.
Pertimbangan lain yang perlu dilakukan adalah penanggulangan kluster keluarga dengan cara yang paling berhasil guna, berdaya guna serta tepat guna.Tentunya wajib disertai dengan mengurangi segala bentuk kompromi serta ketidak adilan dalam pelaksanaan kebijakan penanggulangan covid Jika cakupan vaksinasi dan peningkatan kepatuhan terhadap protokol kesehatan diiringi dengan tracing, testing dan tracking yang baik dan benar, maka akan tersedia cukup data kredibel serta bermutu untuk menentukan strategi penanggulangan terbaik,
Dan semua kegiatan tersebut maka lonjakan kasus akan tercegah dan tidak menjadi kenyataannkrseharian yang sangat mendebarkan. Tetapi jika kegiatan tersebut gagal karena berbagai penyebab potensial, khususnya karena kurangnya kesungguhan dan terlalu banyaknya kompromi maka lonjakan kasus dipastikan akan terjadi .
Dan disaat seperti maka antisipasi dalam bentuk kegiatan yang beraspek jika nanti terjadi perlu direncanakan secara dini mulai saat ini. Antisipasi yang beraspek jika nanti terjadi, wajib diawali dengan prediksi jumlah kasus serta prediksi klasifikasi kasus prediktif tersebut. Untuk itu diperlukan data kridibel serta bermutu, yaitu data yang didapat dari besaran testing epidemiologi sesuai anjuran serta gambaran kasus covid setahun yang sudah berlalu.
Data yang kredibel dan bermutu akan berakibat bermutunya prediksi jumlah kasus serta prosentase klasifikasi kasus yang didapatkan. Artinya jumlah kasus, mulai dari yang tanpa gejala, dengan gejala ringan sedang maupun berat, kasus yang perlu ventilator dan kasus yang akan berakhir pada kematian akan lebih mendekati kebenaran.
Prediksi tersebut hendaknya disandingkan dengan kesiapan rumah isolasi, rumah sakit, ventilator dan khususnya tenaga kesehatan sehingga sejak awal bisa disusun juklak dan juknis serta indikasi masuk rumah isolasi maupun rumah sakit.
Sesuai kondisi yang dihadapi dapat dipilih penyesuaian yang paling memungkinkan, artinya melengkapi semua kekurangan sesuai dengan prediksi atau menyeduaikan predksi dengan pola penanganan yang diatur kembali. Jika sarana tak bisa ditambah karena berbagai alasan sedangkan diprediksi akan terjadi lonjakan sangat banyak maka semua sarana kesehatan mulai dari poskesdes, pustu, puskesmas dan RS harus dimanfaatkan sebagai tempat perawatan pasien bergejala sedangkan yang tak bergejala dapat diisolasi di semua balai desa yang ada.
Sistem dan kontrol perawatan bagi pasien tak bergejala maupun yang ringan dapat dilakukan dengan metode jarak jauh dengan menempatkan TV disemua rumah isolasi ( balai desa ) maupun piskesdes maupun pustu dengan meminjam TV pak kades dan patapetugas Kesehatan.
Sedangkan RS digunakan untuk perawatan pasien dengan gejala sedang serta berat berdasarkan klasifikasi RS dan kelengkapan alat sesuai situasi saat ini. Semua petugas dimanfaatkan secara maksimal dan tenaga yang ada diwilayah tersebut dikontrak untuk ikut melayani.
Dengan demikian lonjakan kasus akan bisa dihentikan selambatnya dalam sebulan untuk selanjutnya dikontrol pada jumlah kasus yang minimal dengan kewaspadaan terap tinggi yang berangsur dikendorkan.
Itulah bentuk antisipasi dari aspek mumpung belum dan dari aspek jika nanti sudah
Banjarmasin 28042021

