BERUBAH DAN MENGUBAH
Pada hakekatnya berubah adalah untuk menjadi baik dan semakin baik. Dalam bahasa spiritual berubah menjadi beruntung yaitu hari ini yang lebih baik dari kemarin dan besok yang lebih baik dari hari ini. Sebuah kehidupan modern yang berisi continuous improvement. Keberuntungan adalah bonus karena berubah hakekatnya menyesuaikan diri dengan kondisi terkini hingga berubah merupakan daya hidup dari kehidupan. Bukankah tanpa berubah, seberapa kuatpun kehidupan, akan musnah dan hilang dari peredaran dunia.
(Oleh : IBG Dharma Putra)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Alarm subuh selalu saya nyalakan walaupun kebiasaan bangun pada jam alarm tersebut sudah saya miliki. Satu satunya alasan yang mendasarinya adalah kemalasan, saya tidak ingin berubah atau mengubah, dan saya tutupi dengan alasan klise untuk berjaga jaga jika nanti tidak terbangun.
Saya cendrung malas, apalagi jika tak ada tuntutan kuat dari luar diri saya. Sepertinya tidak perlu ada yang dikejar di hari mendatang dan kondisi itu membuat hidup terlalu santai dan saya terbunuh dalam rutinitas keseharian.
Seperti hari ini, jarum jam dinding sudah menunjuk lewat jam sembilan pagi dan saya masih berbaring kumal di dipan yang tilamnya berantakan, di kamar tidur yang semrawut tak tertata dan tentunya belum mandi, sikat gig, apalagi makan pagi.
Di tahun sebelumnya, di bulan bulan lalu, hari seperti ini, kewajiban tempat kerja membuat saya sudah sibuk kesana kemari, membenahi serta mengapresiasi pada petugas di tempat kerja.
Seolah saya kembali kebelakang, kebiasaan bangun pagi ternyata masih bersifat outside in dan belum menjadi karakter inside out, seperti yang coba saya latihkan. Jika sudah inside out tidak diperlukan lagi dorongan luar itu.
Kondisi ini, mengingatkan saya pada ibunda, karena ibundalah yang dalam ingatan saya, merupakan orang pertama, menyentuhkan kebiasaan berdisplin dalam hidup saya. Dia sangat percaya pada kekuatan pengulangan dalam membentuk sebuah kebiasaan.
Bahkan dulu, sewaktu anak anak, saya akan dipaksa ibu untuk rajin, karena kata ibu saya, rajin pangkal pandai dan dengan kepandaian membuat semua yang ada didepan mata menjadi mudah diolah untuk menjadikan kita berbahagia.
Saya tak tahu, makna dibalik nasehat ibunda tapi saya menurutinya dengan membuta karena hanya itu pilihan yang ada, sampai akhirnya saya mulai memahami bahwa pandai membawa saya pada pemahaman diri untuk menerima setiap kondisi.
Pandai adalah berkarakter, punya kompetensi dan punya potensi literasi, yang didapat melalui komunikasi dan kolaborasi dalam kerangka pemikiran kritis yang dipenuhi kreatifitas. Dan itu adalah ujung dari disiplin dan semangat berubah dan mengubah.
Tetapi dari semua kenangan terhadap pola pengasuhan ibunda, yang terlintas dengan nuansa kekaguman adalah lagu yang ibunda nyanyikan, hampir disetiap pagi, yang saya lewati, bangun tidur kuterus mandi, tidak lupa mengosok gigi, habis mandi kutolong ibu, membersihkan tempat tidurku.
Ibunda adalah sosok yang sama dengan para ibunda sahabat sahabatku, sosok sederhana, dengan penampilan seadanya namun tetap bersih dan rapi, dengan pemikiran yang tidak tersentuh pendidikan tinggi tapi mempunyai daya solusi melewati semua kerumitan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pernah anaknya pelajari.
Pagi ini, nyanyian itu berbisik menginspirasi kembali, tepat dihati, mengusir semua malas yang masih bersemi dalam diri. Sebuah inspirasi yang membuat saya bangun dan langsung menuju kamar mandi, untuk tunaikan pesan sesuai lagunya.
Lagu sederhana dengan kandungan pesan syarat makna buat anak anaknya. Sebuah pesan untuk mengawali setiap hari dengan lebih dini, berbersih diri, merapikan lingkungan sendiri dan tak terjebak diam,yang menjadikan mati.
Sebuah pesan untuk berubah dan mengubah, dimulai di pagi hari. Berubah untuk menjadi diri selalu baru dan mengubah untuk menjadikan lingkungan sekitar ikut baru. Berubah dengan aspek internal pada diri sendiri, sedangkan mengubah beraspek eksternal menyangkut lingkungan keberadaan diri.
Berubah di awal perubahan hidup adalah mandi dan menggosok gigi. Bukankah bangun pagi adalah awal dari hidup di hari ini, baru setelahnya, dimeminta mandi dan menggosok gigi. Sebuah kegiatan awal, membuat badan bersih dan terasa segar.
Bersih dan segar adalah sehat dan semangat, sebagai awal baik untuk berubah berikutnya. Makan, mendengarkan, melihat, mengolah nalar dan memberi keputusan sampai malam sebelum tidur lagi.
Semua kegitan yang bersangkutan dengan diri merupakan berubah yang diajarkan ibunda, berupa proses belajar, melakukan olah tubuh dan olah jiwa, berisi pola minum, pola makan, pola gerak, bertakaran rasa batu.
Rasa batu adalah istilah ibu untuk menyatakan tindakan yang pas, seperti rasa batu, yang tak terlalu manis tapi juga tidak terlalu pahit, tak terlalu kecut, tak terlalu asin dan tidak terlalu masam. Ada terasa tapi tidak terlalu menonjol dan berada dalam harmonisasi semua rasa.
Pada hakekatnya berubah adalah untuk menjadi baik dan semakin baik. Dalam bahasa spiritual berubah menjadi beruntung yaitu hari ini yang lebih baik dari kemarin dan besok yang lebih baik dari hari ini. Sebuah kehidupan modern yang berisi continuous improvement.
Keberuntungan adalah bonus karena berubah hakekatnya menyesuaikan diri dengan kondisi terkini hingga berubah merupakan daya hidup dari kehidupan. Bukankah tanpa berubah, seberapa kuatpun kehidupan, akan musnah dan hilang dari peredaran dunia.
Berubah menjadi beruntung tidaklah cukup jika lagu yang dinyanyikan ibu disimak lebih lanjut, karena ibu mengajarkan mengubah setelah beruntung. Mengubah untuk menularkan keberuntungan dan itu sekaligus berarti menciptakan masyarakat spiritual religius.
Semakin beruntungnya diri, akan menjadi berlipat jika menjadi teladan dan influencer bagi komunitas sekitar. Wajib menjadikan orang lain beruntung dan selanjutnya membuat orang lain yang beruntung dapat membuat beruntung orang lain berikutnya.
Sebuah kondisi beruntung yang digetuk tularkan bak pemasaran multi level, sehingga semua orang menjadi beruntung dalam masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Panca Sila.
Kondisi diatas akan tercipta jika berubah diikuti dengan mengubah dan berubah serta mengubah menjadi satu kesatuan yang utuh. Dalam lagu bunda, mengubah yang paling awal adalah membersihkan tempat tidurku.
Mengubah yang pertama dalam kehidupan, ternyata sangat sederhana dengan membuat rapi dan bersih tempat tidur, lingkungan yang terdekat dengan bangun pagi. Rapi dan bersihnya tempat tidur, membawa rasa segar dan menimbulkan semangat untuk mulai berbersih dan menuntaskan kegiatan di hari itu
Semua kegiatan diupayakan merupakan kegiatan yang akan berujung bahagia, dengan memastikannya sebagai kegitan yang dicintai, dikuasai cara kerjanya, berguna di masyarakat dan dapat dijadikan sumber penghasilan.
Berubah dan mengubah merupakan kombinasi harmonis kebutuhan dengan penghormatan, yang membuat tidak merasa serta terasa saling memanfaatkan. Dan ternyata diawali oleh kegiatan sangat sederhana.
Awal keberuntungan komunal dari sebuah kesederhanaan, membuat kita tersadarkan, bahwa yang sederhana, kecil dan tampak tak bernilai adalah yang sangat berarti bagi kehidupan.
Perhatian yang dilakukan terhadap hal kecil, dapat menuntaskan kerja harian, karena sekecil apapun kegiatan itu, akan merangsang jiwa untuk bisa melanjutkannya sampai selesai paripurna. Asalkan jangan tertiru sobat saya, setelah mandi dan sikat gigi, melihat tempat tidurnya bersih dan rapi, dia memilih untuk tidur lagi.
Dan dibalik kekonyolan sontoloyo seorang sobat, sayup sayup nyanyian ibu, disampaikan angin pagi ke telinga saya, sebagai pesan filosofis yang teramat dalam, untuk bahagia. Takkan bisa kau bahagiakan orang lain jika kamu sendiri tidak berbahagia.
Banjarmasin
25062021