KESUSUBAN PADA FIKIRAN

KESUSUBAN PADA FIKIRAN

“Merubah cara pandang dari prasangka negatif ke prasangka positif inilah yang menjadi point untuk menghilangkan kesusuban fikiran, tentu setiap sangka dan prasangka sebagai respon alamiah bersifat manusiawi dalam bentuk apapun termasuk yang negatif, namun berlama-lama dalam prasangka negatif bernilai sama dengan membiarkan serpihan kayu ditubuh kita, oleh karena diperlukan kecepatan sikap fikiran segera merubahnya ke arah yang positif, sehingga fikiran kita menjadi jernih kembali untuk mengambil hikmah dari suatu peristewa atau kejadian yang terjadi, dan saat itu maka hati kita menjadi damai”.

(Syaifudin)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, Barangkali tidak semua kita pernah merasakan kesusuban, tapi bagi yang pernah merasakannya seperti saya ini, maka sakitnya terkadang tidak masuk di akal kita, bayangkan saja hanya ada satu benda kecil berupa serpihan kayu (terlebih kayu ulin atau kayu besi) telah masuk ke kulit kita yang umumnya pada bagian tangan dan kaki khususnya lagi pada sela kuku, maka benda kecil tersebut telah melahirkan sakit yang sangat mengganggu bahkan kalau dibiarkan bisa menjadikan infeksi.

Sahabat ! karena sakitnya yang sangat menggangu itulah, maka tidak ada orang yang betah dengan tusukan kayu yang kayunya tertinggal dibalik kulit kita itu, sehingga segala daya dan upaya kita selalu berusaha untuk mengeluarkan serpihak kayu dari bawah kulit tersebut. Dan dasar kayu yang masuk itu “nakal” terkadang saat mau dikeluarkan eh malah menjadi rapuh dan terpotong-potong, dan akibatnya perjuangan mengeluarkannya lebih “seru” lagi sambil merasakan perihnya irisan atau tusukan dari jarum yang kita gunakan sebagai alatnya.

Sahabat ! mengeluarkan serpihan kayu kecil dikulit yang kita sebut “kesusuban” itu memerlukan waktu, kesabaran dan ketelitian, karena kalau kita tidak lakukan dengan pelan, sabar dan teliti maka tidak jarang yang terjadi serpihan kayu itu malah semakin masuk ke dalam kulit dan daging kita yang menyebabkan semakin parah dan perih kita rasakan bahkan sampai air mata kita keluar menahannya.

Sahabat ! kemasukan benda kecil ke dalam fisik kita yang disebut “kesusuban” itu membuat kita kesakitan dan berusaha mengeluarkannya, tapi bagaimana dengan “kesusuban” terhadap fikiran kita ?

Sahabat ! kesusuban terhadap fikiran itu wujudnya adalah kemasukan serpihan kecil fikiran negatif seperti berujud tetes air keruh yang merubah kejernihan fikiran kita, oleh karena itu setiap tetes air  keruh ini kalau kita tidak suling untuk menjernihkannya, maka semakin lama akan menjadikan fikiran kita semakin keruh, sehingga menjadi tidak normal lagi dalam memberikan respon atau reaksi.

Sahabat ! perhatikanlah dalam kehidupan kita sering bertutur, ada prasangka negatif terhadap suatu gejala atau penomena yang kita tangkap, seperti pesan kita yang tidak dibaca atau ditanggapi, senyuman kita yang tidak dibalas, kebaikan kita yang tidak direspon, bantuan kita yang tidak di anggap, disalip kendaraan yang ngebut, diacuhkan oleh keluarga atau sahabat, makanan yang tidak disiapkan oleh pasangan kita, kebijakan yang membatasi gerak kita, kebijakan yang membuat usaha dan karir kita terpuruk dan seterusnya, yang dengan itu kemudian bertanya ada apa, mengapa, kok berubah, dan berpuluh gumaman dalam hati dan fikiran kita yang menyebabkan fikiran kita terganggu.

Sahabat ! berbagai fenomena prasangka yang negatif seperti itulah, yang saya sebut sebagai kesusuban fikiran, karena kita tidak sadar telah kemasukan sesuatu yang negatif dalam fikiran kita sehingga kita “kesakitan” tapi anehnya kita justeru menikmati “kesakitan” itu dan malah memberikan respon yang negatif pula dalam wujud tindakan gegabah.

Sahabat ! kesusuban fisik sering terjadi akibat dari ketidak hati-hatian kita dalam memegang benda atau kayu, begitupula kesusuban fikiran sering terjadi karena ketidak hati-hatian kita mencermati suatu kejadian.  Pada kesusuban fisik dengan segera ingin kita keluarkan, tetapi pada kesusuban fikiran terkadang lama kita biarkan bahkan bisa menjadi anggapan yang salah.  Kesusuban fisik kita keluarkan dengan mencongkelnya, kesusuban fikiran kita keluarkan dengan merubah cara pandang ke prasangka positif.

Sahabat ! merubah cara pandang dari prasangka negatif ke prasangka positif inilah yang menjadi point untuk menghilangkan kesusuban fikiran, tentu setiap sangka dan prasangka sebagai respon alamiah bersifat manusiawi dalam bentuk apapun termasuk yang negatif, namun berlama-lama dalam prasangka negatif bernilai sama dengan membiarkan serpihan kayu ditubuh kita, oleh karena diperlukan kecepatan sikap fikiran segera merubahnya ke arah yang positif, sehingga fikiran kita menjadi jernih kembali untuk mengambil hikmah dari suatu peristewa atau kejadian yang terjadi, dan saat itu maka hati kita menjadi damai.

Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini