SEPEDA, SEBUAH TAMSIL KEHIDUPAN

SCNEWS – “Hidup dan kehidupan ibarat sepeda, teruslah mengayuh jika tak ingin jatuh. Jika lelah, istirahat sejenak, tapi jangan berhenti sebelum selesai sampai tujuan.. “- DARTCOMM
Pada dasarnya amanah manusia hidup di dunia adalah untuk menjadi ‘khalifah’ , setidaknya dia wajib memimpin dirinya sendiri hingga ke tujuan akhir kehidupan, yaitu kembali kepadaNya. Jadi secara ‘sunatullah’nya, manusia diminta untuk terus berikhtiar selama masa kehidupan yang ditentukanNya. Ibarat kehidupan adalah sebuah sepeda, maka jika tak ingin jatuh harus terus dikayuh. Jika kita lelah, boleh istirahat sejenak, untuk kembali mengayuh sampai tujuan akhir. Jangan pernah berhenti sebelum selesai, karena hidup akan menjadi sia-sia jika tidak dibarengi dengan usaha. Setiap tahapan kehidupan pasti ada tantangannya, dan setiap tantangan pasti ada jawabannya, bahkan jika tampak ada kendala, yakinlah ada solusinya. Tinggal apakah kita mau untuk mengalahkan setiap tantangan tersebut.
Tamsil kehidupan mengajarkan bahwa pada kekuatan ikhtar, intinya bukan masalah mampu, tapi masalah mau. Jika kita mau, maka akan mampu, karena pasti kita akan mengupayakan berbagai cara untuk bisa mencapainya. Tidak mudah menyerah adalah implementasi dari kata mau, bukan sekedar ucapan saja, tapi sebuah upaya maksimal yang dilakukan terus menerus dan berpikir strategis untuk bisa mencapainya. Jika pada akhirnya ada tahapan kehidupan yang menyebabkan kita harus sedikit berkelok mencari jalan lain, itu merupakan strategi. Karena sesuatu yang kita yakini harus diperjuangkan, maka akan menimbulkan energi dorong yang tinggi untuk bisa mencapainya.
Tak bisa dipungkiri, kadang dalam sebuah perjalanan panjang kehidupan, ada rasa jenuh, bosan, gagal, kecewa, putus asa, dll, yang bisa menimbulkan sebuah pertanyaan apakah kita sudah ada di jalur yang benar. Jika ini kita alami, itu merupakan sebuah sinyal bahwa kita harus istirahat sejenak. Melakukan perenungan untuk evaluasi, melihat kembali misi yang sedang dijalani, dan memandang jauh visi pada tujuan akhir yang ingin dicapai. Mungkin saja ada etape-etape tujuan sementara yang harus diperbaiki, diubah atau bahkan putar balik sama sekali. Karena kadang untuk melompat lebih tinggi, kita harus putar balik, mundur beberapa langkah dan melakukan persiapan lompatan dengan dorongan energi yang optimal. Tetapi tujuan akhir sebagai atau visi harus kita tetapkan dan jangan berubah, agar kemana pun sepeda kehidupan ini dikayuh, jelas tujuan akhirnya.
Proses perenungan dalam setiap etape adalah upaya evaluasi dan merinci apakah kita sudah bermanfaat untuk kehidupan sekitar. Mungkin bukan hal besar yang akan menjadi catatan kebaikan tulus kita. Siapa tahu hal kecil yang tampak remeh, meski sebesar biji jarah, itulah yang akan menghapuskan kedigdayaan salah khilaf yang kita lakukan. Karena sebagai manusia terkadang kita jumawa dan bangga dengan kebaikan yang sudah dilakukan. Mengingatnya terus menerus menjadikan sebuah kebanggaan, yang justru berakibat diam-diam mengikis makna kebaikan itu sendiri. Ibarat sebuah air yang ditampung dalam ember bocor, meski hanya kebocoran setitik, tetap akan membuat air itu berceceran sepanjang perjalanan kehidupan, dan kosong melompong saat sampai tujuan.
Tetapi kebaikan, dengan menyebar manfaat yang kecil, yang tidak kita ingat, bahkan tampak tak berarti, jika dilakukan terus menerus, seperti melekat dalam langkah kita menjadi kebiasaan yang otomatis. Mungkin tidak dilihat, tidak dianggap tapi ternyata akan membuat bekal keranjang kebaikan kita terus bertambah. Prinsip sebar dan lupakan, berikan dan tinggalkan adalah cara terbaik untuk memberikan energi dorong kebaikan dalam hidup kita. Tentu saja bukan berarti kebaikan dan kebermanfaatan yang kita sebarkan dengan terbuka serta skala besar itu tidak bermakna, pasti ada manfaatnya untuk sekitar. Soal wilayah niat, pastikan kita terus waspada dan evaluasi, berbicara hanya denganNya. Jika ada sedikit bergeser, segera perbaiki lagi. Terus mengasahnya, dan biarkan Tuhan memberikan kepekaan alarm dalam ‘qalb’ kita untuk berdenyut saat itu terjadi.
Yang jelas, teruslah bergerak, mengayuh sepeda kehidupan kita.
Jangan berhenti sebelum mati.
Jangan mati sebelum bermanfaat.
Jangan menyerah karena onak, duri atau badai.
Atau sekedar menuruti pandangan orang lain

Terimakasih Yaa Rabb, atas segala keberkahan yang Engkau limpahkan selama ini.

DhyRozz

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini