FENOMENA “ADING BASIT” JEMBATAN BARU ALALAK (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU INSPIRASI)

FENOMENA “ADING BASIT” JEMBATAN BARU ALALAK

Masyarakat “marah” pada “regim basit”, berbagai kelompok dan tokoh masyarakat formal dan informal mengungkapkan pendapat agar jembatan itu segera dibuka, dan rupanya “me me” viral password “ading basit” ini sampai juga ke Presiden, sehingga Minggu 26 September 2021, Presiden Jokowi memerintahkan kepada Kementrian PUPR agar segera memungsikan jembatan tersebut walaupun belum diresmikan, dan sore harinya Jembatan itu kemudian benar-benar dibuka atau difungsikan. Tidak berapa lama setelah dibuka “tumpah ruah” masyarakat menyerbu jembatan tersebut, apakah ini pertanda merayakan kemenangan dengan “password ading basit” atau sekedar ingin tahu dan menikmati “suasana” jembatan baru yang telah menggemparkan ikon “password ading basit”.

(Syaifudin)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, viralnya “password” ading basit bermula dari Iring – iringan Motor Gede (Moge) Harley Davidson di Jembatan Sei Alalak, Jalan Hasan Basry-Trans Kalimantan yang beredar luas dan menjadi perbincangan masyarakat pengguna media sosial. Jembatan tersebut sudah dinyatakan selesai pada tanggal 15 September 2021, akan tetapi belum difungsikan dengan alasan menunggu peresmian dari Presiden.

Karena jembatan balum diresmikan, maka akses ke jembatan ditutup dengan portal dan tidak boleh dilewati oleh umum dan arus kendaraan masih menggunakan jalan alternatif pada jembatan Alalak lainnya, sehingga setiap hari pada jam sibuk terjadi kemacetan, terlebih pada hari sabtu dan minggu, kemacetannya semakin parah.

Dalam posisi akses jembatan itu ditutup, tapi kemudian rombongan motor besar justeru bisa diijinkan masuk atau melewatinya, sehingga “menimbulkan” kecemburuan sosial atau bahkan “kemarahan sosial” dengan adanya pilih kasih pada penggunaan jembatan tersebut, dari dinilah kemudian beredar lagi vedio berbagai versi, ada versi pengendara mobil mau lewat dan setelah distop petugas dari dalam terdengar suara seorang perempuan yang menyatakan, “saya ading basit” yang kemudian ia dibukakan portal dan bisa masuk melewati jembatan.

Seterusnya versi-versi lainnya muncul, ada pengendara kendaraan roda dua yang mau melintas dijembatan tersebut  juga mengatakan “saya ading basit” dan ia pun dibukakan portalnya dan bisa lewat, dan dari kemudian ada banyak video yang viral di media sosial dengan istilah “PASSWORD ADING BASIT”, artinya dengan mengucapkan kata tersebut, ia mendapatkan privillege atau keistemewaan, sehingga bisa melakukan apa saja yang ia mau.

Sahabat ! fenomena “ading basit” ini dapat dimaknai dari berbagai sisi, ia bisa dimaknai sebagai simbol “kekuasaan” dan petugas memberikan perlakuan yang berbeda atara orang yang punya kekuasaan dengan orang yang tidak mempunyai kekuasan, sehingga masyarakat melakukan protes terhadap ketidak adilan atau perlakuan yang diskriminatif tersebut.

Fenomena “ading basit” bisa dimaknai sebagai kekecewaan masyarakat terhadap proyek jembatan ini yang pengerjaannya memakan waktu kurang lebih 3 tahun (2018 sd 2021) dan pengerjaannya terlambat penyelesaiannya dari target yang direncanakan.  Bisa dibayangkan karena pembangunan jembatan ini bukan jembatan baru pada jalan yang baru, melainkan jembatan baru pada jalan utama jalan lama yang sehari-hari digunakan, akibatnya terjadi pengalihan arus ke jalan dan jembatan yang sempit, tambal sulam kerusakannya,  telah menyebabkan kemacetan dan ketidak rutinan petugas pengatur jalan, semuanya itu bermakna “kesusahan” bagi masyarakat dalam kurun waktu yang lama.

Fenomena “ading basit” bisa juga dimaknai sebagai Faktor pemicu (trigger factor) dari permasalahan kesusahan yang begitu banyak dimasyarakat dan telah terakumulasi dengan dampak pandemik covid 19, sehingga permasalahan hidup tersebut menjadi amunisi sosial yang aktif, dan saat melihat “ketidak adilan” perlakuan “regim basit”, maka  terjadilah “ledakan” ketidakpuasan dalam bentuk sindiran kemarahan kepada mereka yang “berkuasa”.

Fenomena “ading basit” bisa bermakna pula para birokrat yang lebih melihat atau mementingkan kepada persoalan seremonial dan atau prosedural yang sifatnya “bapak senang”, ketimbang memperhatikan kepentingan masyarakat. Bukankah sejak dinyatakan selesai, namun hanya karena soal peresmian, maka jembatan tidak difungsikan sedangkan masyarakat kesusahan, lantas apakah mementingkan “peresmian” atau mementingkan kepentingkan “masyarakat” pengguna jalan yang justeru menjadi tujuan utama dibangunnya jembatan tersebut. Inilah yang disebut “matinya” nurani kemanusiaan hanya demi prosedural (peresmian) dan “bapa senang”.

Masyarakat “marah” pada “regim basit”, berbagai kelompok dan tokoh masyarakat formal dan informal mengungkapkan pendapat agar jembatan itu segera dibuka, dan rupanya “me me” viral password “ading basit” ini sampai juga ke Presiden, sehingga Minggu 26 September 2021, Presiden Jokowi memerintahkan kepada Kementrian PUPR agar segera memungsikan jembatan tersebut walaupun belum diresmikan dan sore harinya Jembatan itu kemudian dibuka. Tidak berapa lama setelah dibuka “tumpah ruah” masyarakat menyerbu jembatan tersebut, apakah ini pertanda merayakan kemenangan atau sekedar ingin tahu dan menikmati “suasana” jembatan yang telah menggemparkan ikon “password ading basit”.

Sahabat ! kita bangga dengan jembatan pertama menggunakan “structure cable stayed” sepanjang 130 meter dan “struktur pileslab” sepanjang 295 meter dan oprit jembatan 425 meter, sehingga total panjangnya 850 meter dengan anggaran 272 miliar rupiah. Namun proses pembangunannya menggunakan jalan utama masyarakat sehingga jangka waktu tiga tahun itu dirasakan terlalu lama dan membawa kesusahan pada setiap harinya pada jalan alternatif. Oleh karena itu ke depan untuk pembangunan infrastruktur yang sifatnya membangun pada jalur jalan yang lama, mesti diperhatian biaya psikologis dan sosial masyarakat, terlebih kemudian menjadi “tidak peka” pada “perasaan masyarakat” saat proses pembangunan dan selesainya proyek.

Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

Sumber Video : Warga Net.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini