BEDA HASIL LABORATORIUM (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

BEDA HASIL LABORATORIUM

Masyarakat layak diberikan akses informasi yang seluas luasnya untuk mengetahuinya dan berhak mendapat second opinion disertai dengan pengadilan banding laboratoris berupa pemeriksaan antibodi jika terjadi keraguan karena baik positif palsu maupun negatif palsu sama sama berisiko kemasyarakatan.
(Oleh : IBG Dharma Putra)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Di zaman pandemi, beda hasil pemeriksaan laboratorium berpotensi sangat merugikan masyarakat, baik secara medis maupun sosial karena hasil pemeriksaan sekaligus dipakai sebagai syrat administrasi untuk lolos masuk ke bandara. Kerugian tersebut dapat berupa kerugian material maupun moral imaterial.

Melihat kondisinya yang seperti itu, tanggung jawab dari semua petugas pemeriksa dalam kordinasi dokter spedialis patologi klinik menjadi sangat besar, dalam menjaga standar agar tidak terjadi kesalahan sebagai awal dari terjadinya beda hasil pemeriksaan laboratorium.

Salah periksa secara ilmiah dikenal dengan istilah error, bisa bersifat sistimatik tetapi bisa juga bersifat acak. Kesalahan acak terjadi tak disengaja dan secara kebetulan saja. Tetapi kesalahan sistimatik merupakan kesalahan yang sebenarnya walaupun lebih sering tidak disadari.

Kesalahan acak bersifat alamiah, tak berpola, kadang lebih tinggi, terkadang lebih rendah dan tidak mempengaruhi rerata pengukuran. Sebaliknya kesalahan sistimatik sangat berpola, semua hasil pengukuran lebih tinggi atau semua hasil pengukuran lebih rendah dari nilai sebenarnya, sehingga mempengaruhi nilai rata rata keseluruhan pengukuran.

Kesalahan acak tak bisa diperkirakan ataupun diketahui penyebabnya sehingga bersifat sementara dan cendrung tidak bisa diperbaiki, tetapi tidak begitu halnya dengan kesalahan sistimatik, yang diketahui penyebabnya hingga potensial dapat diperbaiki.

Berbagai faktor yang bisa menjadi penyebab dari kesalahan sistimatik meliputi kelemahan metode pengujian, kondisi akomodasi dan lingkungan pengujian, kurang kompetennya personil laboratorium, ketidakstabilan peralatan atau instrumentasi, atau bahan standar yang tidak mampu telusur ke standar pengukuran nasional atau internasional.

Pada kondisi salah periksa,yang bersangkutan berhak mencari second opinion. Dia boleh minta periksa ulang di laboratorium lain dan mendialogkan jika ternyata hasilnya berbeda.
Dengan kemungkinan penyebabnya adalah PCR diperiksa dengan reagen dan alat yang berbeda fabrikasi, disamping tidak tertutup kemungkinan akan adanya hasil positif palsu atau negatif palsu.

Kali ini beda hasil pemeriksaan laboratorium ini, ditulis karena telah terjadi didepan mata penulis sendiri dan hal tersebut membuat ingin membaginya bagi kepentingan bersama serta sebagai sumbang pengalaman untuk perbaikan mutu pelayanan laboratorium diseluruh Indonesia.

Memang ada kondisi yang unik dan agak janggal dalam hasil yang datanya ada pada penulis. Secara kronologis hasil yang kurang pas terjadi pada pemeriksaan yang kedua, yang hasilnya positif. Secara lengkap hasil pemeriksaan lanoratorium yang menjadi dasar tulisan menunjukkan hasil negatif pada tanggal 28 September 2021, hasil positif pada tanggal 2 Oktober 2021 dan hasil negatif pada tanggal 4 Oktober 2021.

Kalaupun hasil positfnya tersebut disertai hasil CT value yang mepet dengan batas treshold (dengan asumsi baru terinfeksi atau sudah mau sembuh), hasil positif tersebut tetap tidak cocok dengan hasil PCR sebelumnya (negatif) maupun dengan hasil swab PCR sesudahnya (negatif).

Artinya kalau baru sembuh maka tak sesuai dengan hasil sebelumnya yang sudah negatif sedangkan jika baru sakit, hasil positifnya tak sesuai dengan hasil negatif dua hari setelah itu (kasus biasanya berlangsung sepuluh hari) dan ditemukan juga ketidak sesuaian dengan hasil laboratorium dengan kondisi klinis dari kliennya.

Sehingga perbedaan hasil pemeriksaan laboratorium semacam ini, lebih mungkin diakibatkan oleh adanya kontaminasi sebelum testing, selain tertukar sampel atau tertukar hasil pemeriksaan. Secara teoritis pre analytical error tercatat sebesar 70 persen.

Kesalahan yang terjadi sebenarnya sangat fatal, terutama menyangkut keamanan serta kenyamanan masyarakat, dapat menjadi sebab terjadinya peristiwa bepergian bersama orang yang bisa menularkan penyakit karena penyakitnya tidak terdeteksi ataupun kerugian akibat isolasi padahal dalam keadaan sehat.

Secara lebih jelas, Salah periksa dengan hasil positif palsu akan memaksa masyarakat untuk menjalani isolasi, setidaknya selama sepuluh hari dan semua kegiatan bisnisnya, harus dihentikan yang berdampak pada diri serta pelanggannya. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan dapat menimbulkan persepsi negatif sebagai mengcovidkan pasien untuk meraih keuntungan.

Sementara salah periksa dengan hasil negatif palsu, sangat merugikan karena penularan covid akan terjadi dari pasien negatif palsu tersebut. Seharusnya pasien itu dibatasi mobilitasnya, bahkan sampai nol kilo meter tetapi karena kesalahan pemeriksaan, pasien bisa berkeliaran, apalagi jika ternyata yang bersangkutan tidak mematuhi protokol kesehatan.

Pembenahan menyeluruh, yang ditujukan untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam prosedur standar pemeriksaan melalui pemberian akses informasi luas tentang potensi penyebabnya, cara menyelesaikannya dan cara penegakan kebenaran akhir, jika kesalah pahaman serta perdebatan tak terselesaikan sampai ujungnya disertai dengan pelaksanaan pemeriksaaan yang mematuhi standar perlu dilakukan.

Sebuah pemeriksaan tuntas untuk melihat keberadaan virus dan antibodi yang timbul karena keberadaan virus wajib dilakukan untuk menentukan kebenaran akhir yang tidak lagi bisa dibantah oleh kedua pihak yang bersengketa. Diharapkan berakhir tanpa ada tanya dan kecewa.

Kesalahan dengan berbagai akibatnya yang sangat merugikan, sebenarnya dapat dicegah melalui peran petugas kesehatan profesional, pembudayaan mutu di pelayanan kesehatan dan pengawasan masyarakat terlembagakan dengan baik.

Peran petugas kesehatan,diperlukan terutama untuk menciptakan pelayanan kesehatan TPA, transparan, akuntabel dan partisipatif, melalui kepedulian pelayanan dan disiplinnya disertai pemberian akses informasi untuk merangsang munculnya peran serta masyarakat.

Perlu diputuskan untuk mengunakan alat yang sesuai dengan golden standard sehingga alat dengan spesifikasi lebih rendah dilarang untuk digunakan dan akan lebih aman jika segera dimusnahkan.

Jika kepekaan alatnya sudah disamakan atau disepakati maka masalah selanjutnya yang wajib mendapat perhatian adalah adanya pre analitycal error sampai sekitar 70 persen. Bahwa kegiatan yang dilakukan petugas sebelum memasukkan hapusan kedalam mesin pembaca merupakan faktor kesalahan yang paling dominan. Terlebih lagi, pada pengambilan hapusan yang tak dilakukan pada ruang bersih serta terkontaminasi virus.

Faktor kesalahan terbesar ini, sangat mungkin diatasi dengan petunjuk pelaksanaan serta petunjuk tekhnis pengunaan alat.( juklak juknis ) Operasionalisasi kedua petunjuk itu, selayaknya dikontrol dalam bentuk check list untuk menjaminkan kepatuhan tanpa kompromi disertai dengan kontrol supervisi serta kontrol masyarakat atau pelangan yang berdaya.

Masyarakat layak diberikan akses informasi yang seluas luasnya untuk mengetahuinya dan berhak mendapat second opinion disertai dengan pengadilan banding laboratoris berupa pemeriksaan antibodi jika terjadi keraguan karena baik positif palsu maupun negatif palsu sama sama berisiko kemasyarakatan.

Jika ternyata antibodinya negatif berarti yang bersangkutan belum pernah tersentuh virus yang berarti hasil test PCRnya yang benar adalah negatif. Jika sudah pernah diiminisasi tentunya perlu didetailkan pemeriksaannya karena vaksin meninggikan imonoglobulin G dan bukan imonoglobulin M. Artinya orang yang sudah divaksinasi, PCR swabnya dipastikan negatif jika antibodi jenis imunoglobulin M nya nol.

Untuk hal yang terakhir perlu dibuat alur dalam bentuk poster besar didinding ruang tunggu laboratorium dan pelaksanasnnya secara disiplin untuk menghindari pre analytical error serta penyampaian hasil dilakukan oleh petugas yang memahaminya.

Dengan demikian tindakan segera untuk meningkatkan kepuasan pelangan dan masyarakat sekaligus untuk mencegah kerugian material, inmaterial masyarakat serta untuk pengendalikan penularan covid dapat dilakukan secara elegan.

Marilah berbenah, layani dan lindungi pelannggan dan masyarakat dengan segenap kepedulian, seperti yang seharusnya dilakukan.

Bali Barat,
05102021

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini