POSISI NIAT
“Pasanglah niat lalu jaga dan pelihara niat itu dari pelaksanaan perbuatan sampai perbuatan itu selesai dan kemudian lupakanlah”.
(Syaifudin)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, sejak kecil orang tua mengajarkan dan mengingatkan untuk membaca atau memasang niat saat mau mengerjakan atau berbuat sesuatu, oleh karena itu biasanya niat ini kita tempatkan di awal atau bersamaan waktunya pada saat kita memulai sesuatu itu. Kemudian ada dua momentum yang kemudian membuat saya menuliskannya kembali tentang niat ini, pertama saat pergi umroh tahun 2019 saat transit dijakarta, ustad pemibing menguingatkan untuk “meluruskan niat” sebelum berangkat ke tanah suci, kedua saat menyumak tausiah Buya Syakur yang mengingatkan setelah memasang niat itu jangan lupa dipertengahan jalan selalu dibujuk oleh setan agar kita tergelincir dari niat semula.
Dari dua peristewa itulah yang menyadarkan bahwa sebenarnya niat itu bukan hanya dipasang di depan atau saat mengerjakan sesuatu, melainkan harus tetap mengiringi selama proses mengerjakan dan bahkan setelah pekerjaan itu selesai. Hal inilah yang menjadi niat itu menjadi satu kesatuan dengan sebelum perbuatan, saat perbuatan dan setelah perbuatan.
Memasang niat di awal atau saat melakukan perbuatan adalah memasang tujuan dari dari perbuatan itu, sehingga niat menjadi dasar atau latar belakang mengapa kita berbuat, dan akan mengarahkan kita pada tujuan yang ingin kita capai sebagaimana yang telah diniatkan. Dan kondisi posisi awal inilah yang menentukan hasilnya kelak, sebagaimana sering kita dengan “bahwa segala sesuatu itu, hasilnya tergantung pada niatnya”.
Niat di awal ini pula yang menunjukan adanya “kesadaran” bahwa kita sedang berbuat dengan tujuan tertentu, sehingga saat ditanya anda sedang melakukan apa, kitapun bisa menjawabnya dengan niat yang kita pasang tersebut, alangkan “lucu” seperti saat kita bepergian lalu ditanya orang anda mau kemana, dan anda tidak tahu. dari sinilah muncul istilah “lebih baik berjalan lambat namun anda tahu arah yang dituju, ketimbang berlari cepat namun tidak tahu arah yang dituju”.
Saat niat dipasang dan dimulaikah “action” untuk mencapai apa yang diniatkan dan ternyata niat ini juga mesti dipelihara agar tetap berada pada “niatan” yang sudah dipasang dari awal, hal ini untuk menghindari adanya pergeseran niat ditengah jalan saat kita melakukan sesuatu.
Seperti suatu ketika kita ingin menuntut ilmu kepada seorang “Guru” tentu niatanya adalah niat menuntut ilmu, sehingga untuk mewujudkan niat itu kita rajin mendatangi sang Guru untuk belajar ilmu. Akan tetapi kemudian ternyata Guru kita tersebut mempunyai seorang anak puteri yang “cantik” yang membuat kita tertarik untuk mendapatkannya, lantas apakah kerajinan kita mendatangi Guru tersebut apakah seperti niat semula untuk menuntut ilmu atau sudah bergeser kepada niat untuk mendapatkan anak gadisnya ?.
Manakala niat kita tetap dijaga untuk menuntut ilmu, maka fokus mendatangi guru tetaplah dalam kerangka menuntut ilmu, tapi nanti kalau faktanya disamping menuntut llmu kita juga mendapatkan anak gadisnya, maka ini bisa disebut mendapat bonus he he he.
Niat ini juga ternyata harus tetap dipelihara setelah pekerjaan atau action untuk mencapai niat itu selesai, seperti saat kita berbuat baik untuk membantu orang lain (sedekah) dan sedekah itupun sudah kita berikan dan niat kita membantu sudah selesai. Namun manakala kita masih mengingat-ingat terus sedekah yang kita berikan itu dan suatu saat kita menyebut adanya sedekah itu pada orang lain atau pada orang yang kita kasih sedekah itu, maka niatnya bisa bergeser dari ikhlas membantu kepada niat riya atau ingin dipuji atau ingin dinilai berjasa. Akibatnya tentu sedekah itu telah kehilangan nilai keinklasannya dan menjadi hangus “pahala” kebaikannya.
Sahabat ! alangkah bijak kalau kita berniat berbuat baik dan telah melaksanakan perbuatan baik sebagaimana yang kita niatkan, maka lupakanlah perbuatan baik tersebut. Karena saat kita terus mengingatnya, maka kemungkinan suatu saat kita bisa kehilangan pahala kebaikan karena niatnya telah berubah justeru saat perbuatan baik itu sudah kita lakukan. Silahkan sahabat renungkan apakah masih ingat perbuatan baik perbuatan baik yang telah kita lakukan ?
Pasanglah niat lalu jaga dan pelihara niat itu dari pelaksanaan perbuatan sampai perbuatan itu selesai dan kemudian lupakanlah.
Salam secangkir kopi seribu inspirasi.