MERASA “TERHORMAT” (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU INSPIRASI)

MERASA TERHORMAT 

“jadi usahakan mengingat dan menyebut nama sahabat agar hatinya senang, bukankah menyenangkan hati sahabat itu bagian dari ibadah, dan perbanyaklah sholawat kepada Rasulullah serta  dzikir kepada Allah agar nama kita kelak di Padang Mahsyar dipanggilnya untuk mendapat syafaat dan dipersilahkanmemasuki syurgaNya”.

Oleh : Syaifudin

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, tulisan Prof Sutarto Hadi dengan judul “Akulturasi” disebutkan beliau “bahwa tahun 1998, ketika saya studi di University of Twente (UT) Belanda. Pengelola program M.Sc. Educational and Training Systems Design (ETSD) UT, meminta saya memberi kuliah tentang alkulturasi kepada mahasiswa baru M.Sc ETSD” dan yang menarik perhatian saya adalah disebutkan pula bahwa “Sebelum memberi kuliah saya mempersiapkan diri dengan baik. Membaca buku tentang adat istiadat dan budaya Belanda, menyiapkan PowerPoint presentation, terutama dengan gambar dan ilustrasi yg menarik. Saya juga menghafal nama dan mengenali wajah semua mahasiswa yang jumlahnya kurang lebih 30 orang”. Adapun dari sisi “Public Speaking” yang menarik perhatian saya adalah “menghafal nama dan mengenali wajah semua mahasiswa” tersebut, hal ini akan menjadi kunci keberhasilan membangun sebuah komunikasi yang bergairah dan efektif dalam sebuah presentasi.

Sahabat ! Teori komunikasi mengungkapkan saat terjadi komunikasi maka akan ada pihak yang menjadi penyampai informasi atau pesan (komunikator) dan pihak yang menerima informasi (komunikan), dan pesan itu akan efektif bisa disampaikan manakala ada perhatian kedua belah pihak untuk saling menghargai. Perhatian dan penghargaan ini akan muncul didasarkan pada “trush” atau kepercayaan yang dibangun dalam hubungan yang disebut “pertemanan” atau “persahabatan”.

Nilai dasar hubungan pertemanan atau persahabatan ini adalah “kesetaraan” antara kominikator dengan komunikan sehingga sering disebut hubungan itu bersifat “kemitraan” yang sejajar yang tumbuh atas dasar pengetian dan penghargaan serta kepercayaan sebagaimana yang saya sebutkan di atas.

Dari sinilah kemudian membangun kesan pertama sebagai seorang yang penuh perhatian dan penghargaan telah dilakukan oleh Prof.Sutarto Hadi tersebut, dan lihatlah dampaknya, presentasi itu dinilai sangat berhasil dan berkesan bagi mereka. Sangat manusiawi bagi siapapun yang disebutkan namanya dan asal usul budayanya akan merasa senang dan bangga telah diperhatikan oleh seseorang yang sedang berbicara pada forum-forum seperti itu.

Kemudian mari kita kembangkan lagi pada sisi diri seorang pembicara publik, saat berada di depan mimbar atau podium sudah dipastikan ia akan menerapkan prinsip “perhatian dan penghargaan” tersebut dengan menyebutkan sejumlah nama orang yang “terhormat” dengan kapasitasnya masing-masing, dan orang-orang yang “dekat” yang ia sanjung karena berjasa dalam hidupnya. Dan orang-orang yang disebutkankan tersebut tentu merasa tersanjung atau merasa terhormat, sehingga point pertama saya ditulisan ini dari sisi komunikasi adalah “JANGAN ANGGAP SEPELE URGENSI MENYEBUTKAN NAMA ORANG SAAT ANDA BERPIDATO ATAU BERADA DIDEPAN MIMBAR”.

Sekarang  mari kita soroti dari sisi Komunikan yang hadir dengan posisi “merasa orang yang patut dihormati” karena diundang dengan label VIP atau VVIP namun ternyata oleh pembicara nama kita tidak disebutkan, lantas bagaimana dengan perasaan kita saat itu ? Sangat manusiawi kita merasa sedih atau “tersinggung”, namun mari disikapi tidak secara emosiaonal dan coba telusuri berbagai kemungkinan kenapa kita tidak disebutkan.

Kemungkinan pertama, penyebabnya adalah kita sangat dekat sehingga terlupakan, seperti pada saat kita menyiapkan undangan hajatan besar, terkadang kita mulai menginventarisir kolega, sahabat atau keluarga yang jauh, dan karena banyaknya daftar dan asyik pada daftar itu, akhirnya orang yang dekat justeru ketinggalan, jadi pointnya tidak disebutkan nama kita itu justeru pisisi kita adalah orang dekat.

Kemungkinan kedua, komunikator bernar-benar lupa atau khilaf karena konsentrasinya terganggu saat berbicara didepan publik, bahkan naskah atau daftar muatan nama itupun bisa terlewati, sehingga pointnya adalah hal ini disebabkan oleh kekhilapan semata bukan unsur kesengajaan.

Sahabat, berdasarkan pengalaman pribadi saya saat seorang yang dekat dengan kita justeru kita yang terlupakan memang jujur ada semacam “kesedihan” nanmun perasaan kesedihan itu kemudian menjadikan saya sadar dan tersentak dalam batin, DALAM SUATU FORUM  TIDAK MENYEBUTKAN NAMA KITA SAJA, KITA SUDAH MERASA SEDIH, LANTAS BAGAIMANA DENGAN KESEDIHAN KITA PADA SAAT DIPADANG MAHSYAR KELAK NAMA KITA TIDAK DISEBUTKAN DAN TIDAK DIKENALI OLEH RASULULLAH DAN ALLAH, INILAH KESEDIHAN YANG SANGAT LUAR BIASA YANG TIDAK TERBAYANGKAN OLEH SAYA RASA SAKITNYA.

Sahabat ! jadi usahakan mengingat dan menyebut nama sahabat agar hatinya senang, bukankah menyenangkan hati sahabat itu bagian dari ibadah, dan perbanyaklah sholawat kepada Rasulullah serta  dzikir kepada Allah agar nama kita kelak di Padang Mahsyar dipanggilnya untuk mendapat syafaat dan dipersilahkanmemasuki syurgaNya. Amin…..

Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini