
MUSUH TERBERAT
“Gelap tergelap tak tembus cahaya, Senjakala
Batu terkeras tak terkalahkan, Intan
Ketepatan waktu tak terlanggar, Buka puasa
Haram terharam, Pengkhianatan”
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Disaat sedang hanyut terbawa oleh indahnya alunan irama lagu kenangan terindah samson, terbaca sekilas postingan instagram sangat inspiratif dari seorang jenderal idola, tentang sebuah peristiwa yang cukup menghebohkan akhir akhir ini, dengan berbagai opini, asumsi serta gosip yang seolah dibiarkan meliar.
Perbenturan lagu indah dengan inspirasi kilas balik berbagai opini serta pemberontakan akal sehat dibenak, membuat pikiran melayang ke alam khayal tentang persahabatan dan musuh kehidupan. Begitu banyak tulisan sangat indah tentang teman tetapi belum banyak terbaca tentang musuh, sehingga saya ingin menulis tentang musuh terberat.
Musuh adalah lawan, yang bisa berwujud sebagai benda hidup atau benda mati. Musuh juga kerap diartikan sebagai sesuatu yang mengancam keselamatan, kesehatan dan membuat kerusakan yang merugikan. Musuh tidak hanya menjadi suatu hal yang dapat kita lihat dan rasakan, namun musuh juga bisa menjadi suatu hal yang tidak kita sadari.
Musuh terberat tentunya musuh yang paling sulit ditaklukan, artinya untuk mengalahkan musuh ini diperlukan kekuatan ekstra disertai kesungguhan setiap saat tanpa jeda. Dan musuh terberat itu adalah diri sendiri. Seorang pemenang, sanggup mengalahkan diri sendiri, sebelum mengalahkan orang lain. Dengan amat indah dituliskan dalam seruan berbunyi, “Kalahkanlah dirimu sedemikian rupa sampai orang lain tidak sanggup mengalahkanmu“.
Teman saya, yang pesan pesan Whatsappnya, selalu menginspirasi saya, setuju dengan pendapat saya bahwa musuh terberat adalah diri sendiri, semakin dekat jaraknya semakin berat musuh itu, katanya. Sang Rama, punya musuh berjarak amat jauh di seberang lautan, bernama Rahwana, tetapi dapat ia kalahkan, hanya dengan pasukan kera. Pandawa punya musuh agak dekat, saudara sepupunya, yaitu Kurawa, juga dapat dikalahkan dengan agak berliku. Sedangkan musuh jarak dekat menurut sahabat saya itu adalah hawa nafsu, keserakahan, amarah, mabuk, kebingungan dan kedengkian ataupun iri hati.
Diri sendiri menjadi musuh terberat kehidupan, kemungkinan karena kurangnya keyakinan diri, ketidak siapan menghadapi perubahan dunia, harapan berlebihan karena ketidak mampuan membedakan mimpi dengan cita cita, terlalu memaksakan kehendak dalam mencapai hasil tertentu, terhanyut lama di zona nyaman dan berbagai penyebab lainnya. Untuk saya, lebih melihat musuh terberat dalam diri adalah AIDS yaitu angkuh, iri hati, dengki dan sirik.
Angkuh itu suka memandang rendah orang, menganggap dirinya paling hebat, suka dipuji dan dipuja puja serta selalu ingin didengarkan.
Sebuah kombinasi sifat yang rawan bahaya karena cendrung seenaknya sendiri. Angkuh bisa terjadi karena merasa pintar, merasa kaya, merasa alim dan akhirnya merasa paling berhak mewakili Tuhan dan memiliki sorga.
Iri hati pada hakekatnya sebuah kepedihan hati melihat kebaikan orang, melihat ketulusan orang, melihat tanggung jawab orang, melihat semangat orang, melihat ketaqwaan orang. Dia tidak suka melihat kinerja dan upaya keras orang lain. Sedangkan dengki adalah ketidak senangan melihat keberuntungan orang lain dan mengunginkan orang lain mengalami kesialan. Baik iri hati maupun dengki akan sedih melihat orang gembira dan gembira melihat orang sedih. Bedanya iri sedih karena upaya orang sedangkan dengki sedih karena keuntungan orang. Keduanya menjadi potensial, untuk selalu bersedih karena setiap hari selalu ada isi dunia yang bergembira, bahkan pada hakekatnya sebagian besar isi dunia ini adalah orang yang bergembira.
Sirik merupakan sifat cemburu yang tidak senang melihat kelebihan orang lain, mungkin mirip mirip dengan iri hati atau dengki bahkan angkuh yang menganggap dirinyalah yang terbaik. Hanya saja sirik juga bisa diartikan sebagai mempersekutukan Tuhan, artinya sebuah potensi kebinggungan besar karena dunianya dikuasai oleh banyak tuhan.
Akhirnya,, setelah dipikir pikir, ternyata ada musuh yang terluput dari tulisan, bukan yang sangat jauh diseberang lautan, bukan yang cukup dekat karena sepupu sendiri tapi bukan juga diri sendiri tetapi orang yang amat sangat dekat, sangat dipercaya tapi ternyata menjadi musuh, para pengkhianat, tertuliskan didalam satu puisi pada antologi puisi, “teriakan diam”, sebagai berikut,
Gelap tergelap tak tembus cahaya, Senjakala
Batu terkeras tak terkalahkan, Intan
Ketepatan waktu tak terlanggar, Buka puasa
Haram terharam, Pengkhianatan
Banjarmasin
18072022