MIMPI KE MIMPI
“Berlalunya sang waktu telah membangunkan kita dari mimpi ke mimpi, jadi buat dan lukislah mimpi kita dalam alur takdir kehidupan yang di anugerahkan oleh Yang Maha Kuasa dengan ikhtiar dan doa serta ibadah, selanjutnya biarkanlah dia mengalir… karena di phase manapun kita berada, maka Tuhan kita tetap sama yaitu Allah”.
Oleh : Syaifudin
SCNEWS.ID-BANJARMASI. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, saat tulisan ini terbit saya Insyaallah berada d Tanah Haram untuk melaksanakan ibadah umroh dan insyaallah nanti pengalaman spiritual akan saya tuliskan secara berseri sekedar berbagi inspirasi, namun saat keberangkatan ke Tanah Haram fikiran saya terfokus pada “hakikat kehidupan” merenungkan adanya fikiran dari para sufistik yang mengatakan “hidup didunia ini hanyalah mimpi dan nanti kita akan terbangun dari mimpi itu pada saat kita meninggal dunia”.
Dalam rangka mencerna pendapat tersebut, saya mulai dengan pendekatan hukum kehidupan “transmutation” yang melukiskan dengan jelas bahwa “dalam kehidupan ini tidak ada yang abadi”, selalu berrubah dan berganti dari waktu ke waktu, hari ke ha hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, dan seterusnya semuanya berubah dan berganti dri satu kondisi pada kondisi lainnya, bahkan setiap waktu yang lalui disadari atau tidak telah berubah namun kita saja yang terkadang melupakan atau kurang memperhatikannya.
Sahabat ! saat kita berada dalam phase ketiadaan kita tidak tahun dan tidak ingat apakah kita sudah mengetahui eksistensi kita ? karena yang namanya “alam ketiadaan” itu tenatu kita tidak pernah mengetahui dan merasakannya. Kemudian pada phase terjadi proses keberadaan kita dalam rahim ibu kita, maka secara personal kita juga belum bisa merasakan kehidupan tersebut sebagai suatu pengalaman yang bisa diceritakan, hal-hal yang kita ceritakan pada phase dalam kandungan tersebut adalah bukan dari pengalaman kita sendiri melainkan dari hasil pengamatan dimasa sekarang. Begitu kemudian dimasa sekarang yang kita sebut masa kehidupan di dunia yang ditandai oleh kelahiran kita, maka kita memulai phase dunia yang menjadi ajang kehidupan atas rahmat kehidupan yang diberikanNya.
Phase kehidupan dunia ini juga tidak kekal, karena akan ada akhirnya, yaitu saat kita meninggal dunia dan memulai lagi phase kehidupan yang disebut alam kubur (alam barzah) yang di phase inipun informasi kehidupannya hanya kita bisa ketahui lewat ajaran agama kita. Seterusnya phase alam kubur inipun akan berakhir saat dimulainya phase “kebangkitan” setelah dunia ini mengalami yang disebut “kiamat”, dan kitapun akan memasuki phase yang disebut alam akhirat.
Perspektif adanya phase-phase kehidupan itulah yang menyadarkan kita akan proses kehidupan yang kita lalui dan ternyata ada phase dengan bentuk dan hukum-hukum kehidupannya masing-masing. Dari sinilah pada saat berada dalam pergantian phase itu kita bisa menyebutnya sebagai “mimpi”. Saat berada didunia sekarang, kita bisa saja menyebut saat di alam rahim itu adalah mimpi, pada phase dialam kubur, kita bisa saja menyebut alam dunia ini sebagai mimpi dan seterusnya, sehingga berlalunya kehidupan itu “layaknya mimpi”.
Sahabat ! bahkan kondisi yang kita lewati di alam dunia sekarang ini juga terdapat waktu-waktu yang saya sebutkan di atas, maka saat berada pada ruang dan waktu tertentu, kemudian saat ruang dan waktu itu berganti atau telah berlalu, sesungguhnya juga “mimpi”. Artinya suatu peristewa yang kita rasakan dan sudah berlalu itu sama “seperti mimpi” saat kita sudah melaluinya, sehingga kesadaran akan mimpi itu saat kita melaluinya atau sejak kita terbangun yang disebabkan adanya ruang dan waktu yang baru.
Berlalunya sang waktu telah membangunkan kita dari mimpi ke mimpi, jadi buat dan lukislah mimpi kita dalam alur takdir kehidupan yang di anugerahkan oleh Yang Maha Kuasa dengan ikhtiar dan doa serta ibadah, selanjutnya biarkanlah dia mengalir… karena di phase manapun kita berada, maka Tuhan kita tetap sama yaitu Allah.
Salam secangkir kopi seribu inspirasi.