
KEBERANGKATAN DAN KEPULANGAN
Seri ke-5 bagian terakhir Catatan Perjalanan Umroh 2022
Oleh : Syaifudin
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, ada dua kata yang InsyaAllah kita temukan di Bandara atau Pelabuhan atau Station, yaitu kata “keberangkatan” dan “kepulangan yang dalam bahasa inggrisnya ditulis DEPARTURE dan ARRIVAL yang berfungsi sebagai petunjuk arah atau pintu untuk keberangkatan dan kedatangan. Saking “akrabnya” kedua kata ini kitapun melihatnya hanya selintas yang umumnya menurut kita hanya sebagai petunjuk atau rambu arah bagi kita untuk menuju ruang keberangkatan dan ruang kedatangan. Namun kali ini saat saya bersama isteri saat menjalankan ibadah umroh bersama afi tour, kedua kata ini menjadi renungan saya saat kembali dari ibadah umroh tersebut, dan ijinkan saya menceritakan renungan tersebut.
Perhatikan “keberangkatan” selalu berdampingan atau dipasangkan dengan kata “kepulangan”, artinya kedua kata ini sesungguhnya menjadi satu kesatuan dengan makna pada saat kita berangkat justeru nanti kita akan pulang, atau tak akan ada kepulangan tanpa ada keberangkatan, sebaliknya tak ada keberangkatan tanpa ada kepulangan. Orang yang berangkat harus sadar, bahwa nanti ia akan pulang dan tidak mungkin saat berangkat ia tidak pulang dan tidak mungkin pula pulang kalau belum berangkat.
Antara keberangkat dan kepulangan ini ada masa atau waktu diantara keduanya, waktu inilah yang kita sebut sebagai siklus antara masa diperjalanan, baik itu masa diperjalanan saat keberangkatan, masa diperjalanan saat sampai di tujuan dan masa perjalanan saat kepulangan. Titik perhatian bisa kita arahkan kepada tiga masa dari tiga saat tersebut, yaitu masa diperjalanan keberangkatan, masa diperjalanan pada tempat tujuan dan masa perjalanan, dengan suatu pertanyaan apa yang kita lakukan di tiga masa tersebut ?
Idealnya yang kita lakukan pada masa diperjalanan keberangkatan adalah menikmati perjalanan tersebut, menyatukan tubuh dan fikiran kita pada moment perjalanan dengan melihat kondisi sekitar orang-orang atau teman seperjalanan, bercengkrama dan mengisi waktu dengan mereka serta menikmati pemandangan alam sepanjang perjalanan tersebut. Untuk hal ini saja ada banyak diantara kita yang berada pada masa perjalanan keberangkatan, fikirannya masih tertinggal di rumahnya, ditempat kerjanjya, dengan memikirkan hal-hal yang mestinya sudah ia tinggalkan saat berengkatan tersebut, sehingga sering khawatir dan melamun atas apa-apa yang ada ditempat yang ia tinggalkan, sehingga ia tidak bisa menikmati masa diperjalanan.
Begitu sampai ditempat tujuan perjalanan keberangkatan itu, waktunya diisi oleh apa yang menjadi agenda kegiatan ditempat tujuan tersebut, dalam konteks inilah niat yang menjadi tujuan dari perjalanan itu sangat penting, karena sering kita sampai ditempat tujuan telah lupa apa yang menjadi tujuan semua kita ditempat itu. Adanya pergeseran dari tujuan semula masih bisa dimaklumi kalau itu bersifat memperluas jangkauan kegiatan atau sebagai sampingan tanpa melupakan tujuan semula. Intinya justeru masa saat kita berada ditempat tujuan inilah kita maksimalkan kegiatan apa apa yang sudah kita rencanakan dan tetapkan sebagai agendanya.
Sesampainya diwaktu saat kepulangan, maka disamping menikmati waktu perjalanan pulang, sesungguhnya susana kebatinan kita sangat ditentukan oleh hasil pencapaian yang kita lakukan saat berada diwaktu tujuan keberangkatan tersebut, oleh karena itu normalnya akan ada evaluasi dari kita untuk mengukur seberapa kita bisa memanfaat waktu perjalanan yang telah kita lakukan.
Sahabat ! ketiga waktu yang saya bahas di atas mari kita padankan dengan perjalanan hidup kita di dunia ini, saat kita berada dalam perjalanan keberangkatan kehidupan, kita berada dalam alam rahim ibu kita dan dianugerahi ruh dan atau kehidupan oleh Yang Maha Kuasa, saat itu tujuan hidup kita ditetapkan sebagai “khalifah” dimuka bumi ini dan mengakui eksistensi Allah sebagai Rabb kita, kemudian saat kita berada masa kehidupan sesungguhnya (saat dewasa atau bertanggungjawab) mestinya kita isi dengan kegiatan yang menjadi tujuan hidup kita “mengabdi” sebagai “hambaNya” (beribadah dalam arti luas), sedangkan dalam masa perjalanan pulang (usia senja) kita evaluasi hasil pencapaiannya dan kemudian bertobat pada Nya atas kelalaian dalam mengemban tujuan kehidupan tersebut.
Begitulah juga sahabat, dalam perjalanan segmen perjalanan ibadah umroh, saat mau berangkat umroh kita mempersiapkan diri dengan manasik dan memasang niat untuk beribadah di Tanah Haram, berbekal taqwa dan kita nikmati perjalanan yang melelahkan fisik seharian dari banjarmasin, transit jakarta menuju Jeddah, kemudian saat di Tanah Haram kita isi dengan sebanyak-banyaknya ibadah umroh dan ibadah-ibadah lainnya yang disunahkan sesuai dengan kemampuan kita masing-masing, dan saat pulang kita evaluasi dan rasakan efek ibadah terhadap keimanan dan ketaqwaan kita, apakah kita semakin dekat dengan Allah ? dan kitapun memasang niat untuk bisa kembali ke Tanah Haram sebagai magnet spritual kita, dengan kualitas keimanan dan ketaqwaan yang semakin meningkat.
Akhirnya siklus keberangkatan dan kedatangan dalam hidup di dunia ini juga akan kita tutup dengan pintu kematian, dan sekaligus membuka pintu alam barzah untuk menuju alam akhirat, Ya Allah ampuni, berkahi dan rahmati kami amin…
Salam secangkir kopi seribu inspirasi.