BORN : Kelahiran
“Milestones dalam kehidupan adalah upaya refleksi diri dan evaluasi diri, sudah bermaknakah hidup yang dilalui dan apakah rencana kehidupan selanjutnya, guna mengisi usia yang tersisa. Sebab sesungguhnya “kebaikan hidup” dari seseorang hanyalah sesuatu yang “tertinggal” saat kelak, ia pergi dan tak kembali”.
Oleh Tjipto Sumadi*
SCNEWS.ID-JAKARTA. Tulisan ini, terinspirasi oleh sahabat Dr. Syaifudin, SH., MH. yang tengah berulang tahun. Sudah jamak terjadi, hampir setiap hari, ada saja teman yang merayakan hari kelahirannya, yang disebut Ulang Tahun. Perayaan ulang tahun yang saat ini dikenal luas, sesungguhnya tidak jelas asal-usulnya dari mana. Pelaksanaan perayaan ini, kini sudah banyak dipengaruhi oleh gaya hidup atau habituasi dari keluarga yang merayakannya. Sepintas, perayaan ini seolah pengaruh dari “barat”, lalu disesuaikan dengan kebiasaan dari keluarga yang membuat pesta. Tentu ini masih debatable. Sebab, pada masyarakat tradisional, khususnya Jawa, ada upacara yang disebut Wetonan. Upacara ini terkait erat dengan hari kelahiran.
Upacara Wetonan adalah salah satu tradisi yang dilakukan oleh masyarakat suku Jawa. Kata “wetonan” dalam bahasa Jawa dapat diartikan sebagai waktu untuk memperingati hari kelahiran. Bagi seorang anak Jawa, acara wetonan untuk pertama kali dilaksanakan saat bayi berusia 35 hari. Hidangan pada acara Wetonan pun ditentukan, yaitu (1) nasi putih dibentuk kerucut yang menggunung (tumpeng). Bentuk ini mengilustrasikan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang harus selalu mengarahkan minat dan hasratnya kepada Tuhan. (2) Ingkung, yaitu ayam yang dimasak utuh. Ingkung dimaknai sebagai keberserahan diri secara utuh kepada yang “memiliki hidup”. (3) Gudangan, yaitu aneka sayuran yang direbus dan dibumbui dengan kelapa parut. Gudangan memiliki makna sebagai lumbung uang, dan sayurannya membuat hidup menjadi sejuk, sehijau alam raya. Sedangkan kacang panjang yang ada pada gudangan, dimaknai agar anak yang tersebut memiliki panjang usia dan rezeki yang tidak terputus. (4) Telur ayam yang berjumlah 7 (pitu) atau 11 (sewelas). Pitu bermakna pitulungan atau senantiasa suka menolong, dan sewelas berarti kawelasan atau memiliki rasa kasih sayang kepada semua makhluk Tuhan.
Secara akademis, perayaan ulang tahun dapat dijadikan milestones. Milestones adalah tanda ukuran yang berada di tengah jalan tol atau di pinggir jalan raya antarkota. Dari tanda atau batu ukuran itulah, seseorang yang sedang melakukan perjalanan dapat mengukur, seberapa jauh sudah berjalan dan seberapa lama lagi sampai ke kota tujuan. Milestones dalam kehidupan adalah upaya refleksi diri dan evaluasi diri, sudah bermaknakah hidup yang dilalui dan apakah rencana kehidupan selanjutnya, guna mengisi usia yang tersisa. Sebab sesungguhnya “kebaikan hidup” dari seseorang hanyalah sesuatu yang “tertinggal” saat kelak, ia pergi dan tak kembali.
Dengan menyadur maqola yang disampaikan Imam Gazhali, Luthfi Manfuluti menyampaikan bahwa;
“Ketika engkau dilahirkan dari rahim ibumu, wahai anak Adam, engkau menangis. Sementara orang di sekitarmu tertawa, melihat tangismu. Untuk itu, berjuanglah untuk dirimu. Agar kelak saat engkau meninggalkan kehidupan fana ini, engkau tersenyum menghadap Sang Pencipta. Dan orang di sekitarmu menangis meratapi kepergianmu yang pasti tak akan kembali”.
Wallahu’alam bishawab, Semoga Bermanfaat.
*) Dosen Universitas Negeri Jakarta