“KEBAIKAN” 

Oleh : Syaifudin

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! di suasana akhir tahun dan awal-awal memasukki tahun 2023 ini masih segar isue pembicaraan dan tulisan tentang refleksi akhir tahun dan resolusi untuk tahun 2023, sehingga banyak ragam narasi yang diungkapkan dalam menggambarkan realitas kehidupan sepanjang tahun 2022 dan prediksi pada tahun 2023 yang telah kita masuki. Hal inilah yang menginspirasi saya untuk menulis renungan satu aspek dari sekian banyak aspek yang dinarasikan tersebut, yaitu tentang perilaku “kebaikan” atau hal-hal yang positif  yang sudah kita lakukan dengan tidak bermaksud menampikan keburukan perilaku diri yang juga telah kita perbuat sepanjang tahun yang berlalu.

Ada kesengajaan untuk menfokuskan kepada perilaku baik yang bernilai “kebaikan” ini, dengan maksud merubah paradigma peribahasa “hanya karena setitik nila, maka rusaklah susu satu belanga”, dalam pandangan saya kebaikan ya tetap kebaikan tidak bisa dihapuskan oleh kejahatan, maka untuk menjawab hal itu, maka kita mestinya semakin banyak melakukan kebaikan yang akan terus menekan perilaku keburukan. Perbuatlah kebaikan dari satu belanga kepada kebaikan seluas samudera, sehingga saat terjadi adanya “nila” (baca:keburukan) yang mencampurinya, maka ia tidak akan merusak samudera kebaikan itu.

Permasalahannya, bagaimana mewujudkan samudera kebaikan itu ?

Ada dua model pendekatan untuk menjawab permasalahan tersebut. Pertama, secara kuantitas kita telah melakukan perbuatan-perbuatan baik yang jumlahnya banyak secara sekaligus, dan kedua kita melakukan perbuatan-perbuatan  baik yang kecil-kecil (jumlahnya sedikit) namun dilakukan secara terus menerus, sehingga kalau dijumlah hasilnyapun juga banyak, walapun bisa saja ia kalah banyak dengan perbuatan yang banyak sekaligus tersebut.

Kini saat yang baik kita menelusuri untuk kepentingan diri kita sendiri dalam mengevaluasi kehidupan dalam rangka mengetahui ada berapa banyak perbuatan baik atau yang kita nilai sebagai perbuatan baik yang sudah kita lakukan, dan untuk ini kita bisa memilah dan mengelompokannya, umpama berbuat baik untuk membagi resourses yang kita miliki, seperti berbuat baik dengan tenaga, berbuat baik dengan fikiran, berbuat baik dengan harta, berbuat baik dengan ilmu yang kita miliki, berbuat baik dengan kekuasaan, berbuat baik dengan sikap atau akhlak, dan seterusnya yang ringkasnya semua perbuatan baik dengan apapun yang dapat kita lakukan dengan kondisi objektif resourses yang kita punyai tersebut.

Setelah kita kelompokan, kemudian kita perhatikan apakah perbuatan baik itu kita lakukan secara rutin atau hanya insidental saja, apakah kita lakukan terhadap orang tertentu atau kelompok tertentu saja, apakah kita melakukan pada objek manusia, hewan, dan alam, apakah ada waktu waktu tertentu atau pada keadaan tertentu saja, dan seterusnya.

Sahabat ! sejumlah pertanyaan tersebut kalau kita renungkan akan menyadarkan kita tentang kuantitas dan kualitas perbuatan baik yang kita lakukan. Jawabannya secara kuantitas bisa saja kemungkinannya ada perbuatan baik yang besar, namun hanya sekali dua kali saja kita lakukan, tapi ada juga perbuatan baik yang kecil-kecil namun kita lakukan secara terus menerus, sehingga bernilai besar. Atau bisa juga kita masih tergolong masih sedikit melakukan perbuatan baik secara kuantitas dan belum ada perbuatan baik yang kita lakukan secara terus menerus. Apapun hasilnya itu adalah fakta tentang perbuatan baik yang sudah kita lakukan selama ini, khususnya dalam kurun waktu tahun yang telah berlalu.

Dari evaluasi yang kita lakukan, tentu kita berharap dan berdoa semoga perbuatan baik yang sudah kita lakukan itu mempunyai “nilai”, yaitu suatu nilai yang tidak tergantung pada kuantitasnya, melainkan kualitas keikhlasannya yang didalamnya terdapat rahmat dan ridho Allah atas perbuatan baik kita tersebut. Perlu juga kita perhatikan perbuatan baik yang dilakukan secara terus menerus (istiqomah) walaupun perbuatan baik yang kecil atau ringan  namun dengan kualitas ikhlas, akan lebih dicintai oleh Allah dari pada perbuatan baik yang besar namun jarang kita lakukan, apalagi dilakukan secara kurang ikhlas.

Sahabat, dengan meng-istiqomahi perbuatan baik, kita akan mendapatkan ketenangan dan kedamaian hidup, terlebih setiap tahun kita bisa tambah terus jenis perbuatan baik dengan terus meng-istiqomahinya, semoga tahun 2023 yang kita masuki menjadi tahun dimana kita terus menambah jenis, kuantitas dan kualitas perbuatan baik. (Bersambung pada tulisan KEBAIKAN YANG BIJAK)

Salam secangkir kopi seribusatu inspirasi.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini