MENANTI “BERBUNGA”
Oleh : Syaifudin
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! suasana pagi selalu menjadi perhatian pertama saya dalam beraktivitas, utamanya melakukan gerak dan interaksi dengan tanaman disekitar halaman rumah, sehingga ada banyak cerita saya lahir dari perenungan dari keadaan disekitar halaman rumah ini, kali ini juga saya ingin bercerita tanaman yang saya rawat untuk menantikan bunganya muncul, terlebih bunga anggrek dan bunga bakung yang berbunganya memerlukan penantian waktu lumayan lama. Ada celetukan dibenak saya mengapa saya bersedia menanam dan merawatnya kalau hanya sekedar menanti ia berbunga, bukankah saya bisa langsung ke tempat penjual bunga yang tersedia tanaman yang sudah berbunga dan tinggal membelinya, dan mengapa saya tidak melakukan ini, melainkan menanti tanaman bunga saya berbunga.
Ini bukan masalah sekedar mampu membeli dan tidak membeli tanaman yang sudah berbunga, namun lebih kepada mendapatkan pelajaran hidup yang saya yakini kebenarannya, berdasarkan pengalaman kehidupan dan sayapun menikmatinya, untuk itu saya mengajak sahabat semua mengikuti cerita ini dan memperhatikan cara berfikir yang saya “mainkan”, yang hasilnya nanti bisa saja sepandapat atau tidak terhadap cara berfikir ini.
Menantikan tanaman berbunga memerlukan waktu dan waktu penantian ini kita isi dengan merawatnya yang berarti kita telah mengikuti suatu proses bersifat alamiah, ada rentangan waktu yang dialalui sebagai proses untuk melahirkan sebuah bunga dari tanaman kita tersebut. Pada proses ini kita tidak saja jadi penonton tapi ikut terlibat dengan merawatnya, sehingga sambil menanti ia berbunga ada effort atau usaha dari kita untuk turut andil dalam melahirkan bunganya. Inilah proses yang disebut proses alamiah dan ada ikut campur kita dalam proses itu, yang bisa kita tamsilkan dalam kehidupan yang sudah kita jalani, bukankah sahabat yang sekarang telah berada pada posisi tertentu dapat kita tamsilkan dengan “bunga” dan selama menantikan bunga ini kita telah ber-ikhtiar dengan tujuan mendapatkan dan menikmati “bunga”, yang akhirnya saat bunga itu wujudkan adalah berkat Anugerah Yang Maha Kuasa, baik sisi hasil maupun ikhtiarnya.
Menantikan tanaman berbunga relatif memakan waktu penantian yang lama, sehingga muncul istilah penantian itu dapat dikatakan “bersabar”, dari sinilah terminologi sabar itu saya maknai sebagai penantian untuk suatu tujuan atau keinginan yang sudah terencana dan akan kita dapatkan, oleh karena itu orang yang bersabar itu sebenarnya orang yang mempunyai visi kedepan, bukan hanya berarti pasrah menerima keadaan yang cenderung dimaknai pasif.
Visi kedepan yang saya maksudkan adalah sebuah kecerdasan yang beorientasi ke depan, oleh karena itu bersabar adalah orang yang cerdas yang telah memperhitungkan akan adanya kejadian yang akan “membahagiakannya”, seperti sabar itu ibarat waktu menanti terbitnya fajar yang didahului malam, waktu berjalan mendaki gunung untuk mencapai puncaknya, waktu mengayuh perahu (jukung) untuk sampai ke dermaga tujuan, waktu menembus angkasa untuk sampai ke bulan, waktu menyelam untuk mendapatkan mutiara, waktu menggores kanvas untuk membuat lukisan dan seterusnya.
Begitulah kalau hal ini kita padankan dengan kehidupan kita, seperti kondisi bersabar dalam menghadapi permasalahan hidup dari yang ringan sampai dengan yang berat, segala bencana dan cobaan hidup dari yang mencucurkan air mata sampai berdarah-darah. Manakala kita mampu mengetahui dan menyadari dibalik permasalahan hidup tersebut ada waktu susah seperti layaknya badai kehidupan, namun kita tetap tegar menerima hal itu semua, atau bahkan mampu bersyukur atas adanya badai tersebut, dan atau malah kita dapat bergembira menyambut badai itu. Kemampuan menerima, bersyukur atau bergembira saat badai kehidupan melanda kita ini hanya akan dapat terjadi manakala kita MENYADARI BAHWA DIBALIKNYA KITA MENANTIKAN DATANGNYA KEBAHAGIAAN. Bahkan secara ekstrem, semakin sulit permasalahan yang kita hadapi, maka akan semakin berkualitas kebahagiaan yang akan kita dapatkan.
Sahabat ! waktu bersabar menanti tanaman saya berbunga, renungan ini alhamdulillah menggayutkan hidup saya pada ayat kehidupan, bahwa dibalik penantian dalam kesabaran itu akan dihadiahi bunga yang indah dan bahkan harum baunya, dan ternyata peringatan ayat suci “Allah bersama orang yang sabar” pertanda suatu kesabaran adalah kecerdasan penantian yang akan mendapatkan “bunga” (baca=kebahagiaan). Tentu hukum kehidupan akan berlanjut pada satu penantian ke penantian lainnya, jadi istiqomahlah dalam bersabar.
Salam secangkir kopi seribusatu inspirasi.