KALAH PEMILU, “KALAMBU BURUK JANGAN TASANDA” (SERI AMBIN DEMOKRASI NOORHALIS MAJID)

KALAH PEMILU, “KALAMBU BURUK JANGAN TASANDA”
Oleh: Noorhalis Majid

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Ternyata, ada caleg yang habis-habisan mempertaruhkan hartanya untuk menang Pemilu. Berawal dari dorongan tim pemenangan yang mampu memberikan semangat pantang menyerah, bahwa kalau mau melakukan ini dan itu, maka kursi akan didapatkan. Tentu harus ada pengorbanan, dan wujudnya adalah harta atau asset yang dimiliki.

Mending kalau assetnya banyak, bila tidak ada yang dimiliki, maka segala yang bisa dijual akhirnya dijual. Bila sayang dijual, minimal disandakan – digadaikan, dengan harapan setelah terpilih akan ditebus kembali.

Motivasi tim pemenangan memang hebat, terbukti ada cerita tentang caleg yang mau dan berani mengorbankan harta satu-satunya untuk pemenangan. Ada yang menggadaikan rumah, tanah, mobil dan lain sebagainya. Bahkan ada yang menitipkan mobil pribadi kepada kelompok warga sebagai bentuk keseriusan minta dukungan. Setelah mobil dititipkan, dia sendiri pulang menaiki kendaraan umum.

Ada juga yang menggadaikan rumah, setelah usai Pemilu baru diketahui bahwa rumah satu-satunya yang sedang ditempati seisi keluarga, sertifikatnya sudah ada di tangan orang lain dan tidak tahu bagaimana cara menebusnya.

Tentu banyak sekali nasehat agama terkait bagaimana seharusnya meraih jabatan. Tidak perlu mengejar jabatan hingga mengorbankan segalanya. Kalau merasa memiliki potensi dan kemampuan, tawarkan saja untuk dipilih, setelahnya silahkan orang lain yang berwenang dan memiliki hak untuk memilih atau menentukan. Tidak perlu harus mengupayakannya sedemikian rupa, sampai lupa diri hingga rela menyuap, menyogok dan menggadaikan seluruh harta untuk meraih jabatan.

Kebudayaan Banjar juga memberikan kritik terhadap perjuangan dalam meraih jabatan, ada ungkapan menggelitik “kalambu buruk jangan tasanda”. Artinya, tidak perlu harus mengorbankan segalanya. Kalau pun sangat ambisi dan bernafsu terhadap jabatan tersebut, perjuangkanlah secara wajar, jujur dan berintegritas, karena di balik jabatan tersebut ada pertanggungjawaban. (nm)

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini