ERA PASCA KEBENARAN (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

ERA PASCA KEBENARAN
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Secara sederhana era pasca kebenaran bisa diartikan sebagai sebuah era kebohongan yang disamarkan seolah sebuah kebenaran. Penyamaran dilakukan dengan menyentuh emosi dasar manusia, khususnya pada aspek ketakutannya.

Pada era ini, diperlukan kewaspadaan, karena sebuah kebenaran wajib dibuktikan berbeda dengan kebenaran yang dipercaya, walaupun sangat tak mudah dan cendrung tak berguna karena sudah melibatkan emosi.

Semakin lama, keduanya akan semakin sulit dibedakan, karena dalam kemajuan teknologi kebohongan akan bisa dibuat tampak semakin masuk akal.

Itulah kenyataan hidup era pasca kebenaran, sebuah era yang mewajibkan penghuninya, selalu sadar akan adanya informasi bohong dan bisa tetap menjaga kebersamaan serta menghindari timbulnya kegaduhan yang tidak produktif.

Kewaspadaan ektra karena ketidak jelasan perbedaan antara benar dan fiksi membuat situasinya serba samar dan remang remang sehingga segala difinisi, rumus, aturan, norma, batasan, menjadi tidak jelas bahkan cendrung dan seolah tidak berlaku.

Kondisi remang remang, berpotensi timbulnya kecemasan dan akan berubah menjadi konflik terbuka jika disertai dengan timbulnya paham sempit dan intoleransi. Karakter baik personal tak sejalan dengan patriotisme nasional dan internasionalisme yang mengglobal.

Keruntuhan norma yang terkombinasi dengan rasa takut seharusnya dihindari karena dapat membuat manusia kehilangan kemanusiaan dan kondisi seperti itu adalah jalan buntu era pasca kebenaran. Manusia memilih untuk tak jujur karena orang jujur cendrung dimusuhi sebab tidak hanya berkata tentang yang ingin didengar orang.

Dikatakan jalan buntu karena banyak manusia memilih membodoh dan berbohong didalam kemunafikan, padahal masalah di era ini, perlu penyelesaian jujur, secara asimetris sehingga memerlukan beyond logic serta keliaran yang terkendali. Masalah diselesaikan secara arif, saling menghormati, dengan mengedepankan kepedulian dan toleransi, demi kedamaian dan kepentingan bersama.

Di era seperti ini, kepentingan bersama yang dijadikan acuan, yang berarti kebaikan wajib dijaga diatas segalanya tetapi kebenaran tak boleh tersisihkan. Kebenaran dipoles dengan narasi baik sehingga tetap bisa dikembangkan secara pelan, pasti dan semangat optimisme.

Kebenaran diabadikan melalui pandangan spiritual yang jernih, bahwa takdir kebenaran adalah kewajiban kehidupan, sehingga tidak akan terhindarkan, sekaligus berarti bahwa menghindari takdir dan kebenaran berarti memilih menjumpai takdir dan kebenaran itu dengan cara yang sulit dan lebih menyakitkan.

Banjarmasin
10032024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini