RAIHAN HIKMAH KEMASHLAHATAN DIBULAN PUASA (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU INSPIRASI)

RAIHAN HIKMAH KEMASHLAHATAN DIBULAN PUASA

Oleh : Syaifudin

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Bulan Ramadhan adalah bulannya kewajiban bagi kita umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa, bagaimana menjalankan ibadah puasa tersebut sudah sangat banyak dikaji oleh para ulama dari sisi syariat tentang bagaimana semestinya kita menjalankannya dengan mematuhi syarat dan rukunnya ibadah puasa, baik yang terkait dengan niat, hal-hal yang membatalkan dan keutamaan kegiatan ibadah dan perbuatan baik serta pahalanya yang dilipatkandakan oleh Allah. Oleh karena itu secara pribadi muslim dibulan ini berlomba-lomba menjalankan ibadah lainnya disamping ibadah puasa tersebut.

Dalam perspektif “kehambaan”, adanya perintah dari Yang Maha Kuasa kepada hambaNya tersebut, dipastikan mengandung nilai-nilai “kebaikan” dalam kehidupan, yang nyata dapat kita fahami ataupun yang “tersembunyi”.  Untuk itulah pelaksanaan ibadah puasa ini dapat kita lihat dari perspektif  “israr” atau rahasia yang dapat kita lihat dan rasakan didalam masyarakat. Sedikit banyaknya kita mampu mengungkapkan rahasianya, akan sangat tergantung pada diri kita untuk merasakan hikmahnya. Tentu disamping hikmah yang bisa dipetik secara pribadi, maka ia juga mempunyai hikmah yang berdimensi sosial,  yaitu seperti terdapat gejala social berbagai macam peristewa atau kegiatan yang sesungguhnya menjadi “hikmah”bagi kehidupan social dari pelaksanaan ibadah puasa tersebut.

Pertama, bergeliatnya ekonomi masyarakat kita, salah satunya seperti yang kita saksikan disetiap Kabupaten Kota telah dibuka Pasar Wadai yang menjadi event khas hanya ada pada Bulan Ramadhan, di Kota Banjarmasin seperti yang disampaikan oleh Ikhsan Budiman, Plt Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporar) Banjarmasin bahwa Selama kurang lebih sebulan Pemko Banjarmasin menargetkan perputaran uang di pasar wadai ramadan tahun ini tembus diatas Rp8 miliar. Target itu lebih besar dari tahun sebelumnya, yang digelar di depan Balai Kota Banjarmasin. Dijelaskan pada Ramadhan 1446 H ini, setidaknya akan ada 200 stand yang disiapkan, terdiri dari 138 stand untuk paguyuban dan 62 stand untuk UMKM binaan. Ditambah 25 tenda untuk sponsor dan komersial, yang semuanya ini disediakan gratis secara keseluruhan. Oleh karena itu kalau data itu dikumpulkan pada 13 Kabupaten dan Kota di Banua Kal-Sel, maka angka geliat ekonomi pasar wadai jumlahnya relative cukup besar, sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat kita, khususnya UMKN.

Kedua, terdapat fakta meningkatnya tingkat atau derajat “kedermawanan masyakat kita dalam berbagi dalam berbagai bentuk, seperti infaq, sedekah dan zakat harta, serta kegiatan kegiatan social lainnya berbagi pada sesama baik itu oleh individu maupun perusahaan. Jumlah angkanya belum kita dapatkan, namun sebagai contoh Pihak BAZNAS Kal-Sel menargetkan sebesar 51 Milyar Rupiah untuk tahun ini, dan untuk bulan Ramadah sebesar 7 Milyar Rupiah.

Ketiga, penghargaan pada kearifan local atau budaya selama Ramadhan sangat terlihat pada kegiatan-kegiatan pengajian, bagarakan sahur, buka bersama dan Gerakan berbagi. Dan secara khusus terlihat pada bidang kuliner, yang selama Ramadhan memproduksi dan menjual “wadai banjar” (kue khas Banua Banjar) yang hanya lengkap diproduksi dan dijual selama bulan Ramadhan.

Perlu juga catatan khusus dalam meraih berbagai kemashlahatan tersebut, tentang posisi kita sebagai hambaNya dalam menjalankan ibadah puasa beserta seluruh amalan dan perbuatan baik yang kita dapat dilaksanakan, kita meyakini semua itu hanya mampu kita lakukan karena justeru adanya Ridho dan Pertolongan Allah, atau bukan karena kehebatan atau kemampuan kita. Oleh karenanya kita bersyukur telah dipertemukan dengan Ramadhan dan ditetapkannya kewajiban puasa ini dan sekaligus kita dimampukannya untuk dapat menjalankannya.

Setelah Bulan puasa ini berlalu, mari kita sambut ibadah-ibadah lain yang telah ditetapkan oleh Allah, dan bermunajad kepadaNya agar kita diberinya kemampuan untuk menjalankannya dengan penuh syukur, dengan suatu keyakinan pada setiap perintah atau kewajiban dari Allah pasti ada hikmah atau rahasia yang diiperuntukan kepada kita. Bukankah hakikatnya Allah itu tidak memerlukan “ibadah” kita, tapi kitalah yang memerlukan ibadah itu untuk meraih rahmat dan ridhonya yang maha luas. Dalam konteks ini, maka ibadah yang dapat kita lakukan hanyalah sebagai “tanda” dan “doa” kita berada dalam rahmat dan ridhoNya tersebut.

Selamat Idhul Fitri 1446 H, “mohon maaf lahir dan batin”. Salam secangkir kopi seribu inspirasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini