“TERKAPAR DALAM DOA” (SERI PAHIT MANISNYA KEHIDUPAN DALAM SECANGKIR KOPI BAGIAN 19)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Dipertiga malam pada sekitar jam 3.30 dini hari Darel terbangun dari tidurnya untuk melaksanakan sholat Tahajud, yang mana terbangun dari tidur pada jam-jam ini sudah menjadi kebiasaannya, karena ada semacam “bisikan gaib” yang selalu membangunkannya untuk melaksanakan sholat tahajud tersebut. “Bisikan ghaib” mampu mengusir selimut yang membalutnya pada kondisi udara dipegunungan ini lumayan dingin dan biasanya malah membuat orang merapatkan selimutnya untuk terus tidur.
Bisikan ghaib itu sebenarnya dapat dijabarkan secara sederhana dan logis dari sisi apa yang sering disebut respon spontan yang berasal dari kebiasaan, artinya suatu pekerjaan yang berulang-ulang secara konsieten akan membentuk suatu kebiasaan atau habit, dan saat sudah menjadi habit, maka akan selalu ada getaran untuk melaknakannya. Begitupulalah bangun di pertiga malam atau dini hari itu, dimulai dengan adanya niat sebelum tidur untuk bangun melaksanakan sholat tahajut, maka layaknya alaram apabila sampai pada waktu yang diniatkan itu akan otomatis kita menjadi terbangun.
Saat terbangun di pertiga malam itu wajah Darel berseri seri terlihat Gerakan bibirnya mengucapkan Puja Puji dan Syukur kepada Allah atas segala nikmat kehidupan termasuk nikmat kekuatan getaran jiwanya yang telah membangunnkannya tersebut, duduk sebentar kurang lebih 30 detik setelah bangkit dari rebahan tidurnya juga menjadi kebiasannya sambil menenangkan fikiran dan memfungsikan secara normal fungsi otak dan otot tubuhnya, baru kemudian ia bergerak kearah cermin memandang wajahnya sambal tersenyum.
Tersenyum saat bercermin dan setelah beryukur atas segala kurnia kehidupan itulah yang selama ini mampu menjadikan aura Darel membawa kepada kedamaian kepada siapa saja yang berada didekatnya, karena ada semacam sugesti pribadi yang kuat yang melekat dari kebiasaan itu, bukankah untuk menerangi disekitar kita, maka kita sendiri haruslah bercahaya, yaitu cahaya kekuatan dan keteguhan kepribadian. Habit tersenyum dalam mengawali hari kehidupan telah membuat cahaya kebahagiaan dan kedamaian yang bisa dilakukan oleh siapa saja, beitulah sering Darel mengajak teman-temannya saat bangun tidur itu ada jeda 30 detik sebelum berjalan sambal mengucapkan syukur dan saat berjalan menuju cermin kemudian tersenyum.
Subuh dinihari yang dingin itulah nampak begitu khusu Darel berdoa diakhir sujudnya sambal mengalirkan air mata, segala pembicaraannya dengan Paman Dino terekan begitu kuat dalam ingatannya, muncul sosok Nita membuatnya sangat terharu dan bersyukur pernah ditemukan dengan sosok Gadis yang ternyata begitu patuh dan setia pada orang tuanya, bahkan ia menutupi gejolak remajanya demi orang tuanya, inilah pengorbanan yang tidak pernah terungkapkan kepada siapapun. Ada semacam rasa penyesalan dan ada juga perasaan bersalah dan adapula perasaan bersyukur telah bercampur aduk dalam curhatan dan doanya dalam sujud tersebut, namun yang pasti ia sadar betul bahwa semuanya itu adalah “takdir kehidupan” yang didesain oleh Allah atas kehidupannya dan kehidupan Nita.
“Ya Allah ! Engkau ciptakan ciptakan Matahari untuk menyinari yang sinarnya bisa menerpa siapapun, tapi Engkau tahu siapa orang yang telah menerangi cinta dalam hidupku. Ya Allah! Engkau turunkan tetesan hujan dari langit kebumi yang bisa membasahi sipapaun, tapi Engkau tahu siapa yang membuat air mataku menetes jatuh kebumi. Ya Allah Engkau hembuskan angin sejuk yang bisa menerpa siapapun, tapi Engkau tahu siapa orang yang telah mampu menyejukan hatiku ini. Ya Allah ! kali ini aku dalam sujudku bersimpuh dihadapanMU, mohon ampunilah aku kalau aku telah menyakiti hatinya, dan bahagiakanlah dia yang telah mengajari aku tentang “rasa” yang telah Engkau anugerahkan kepadaku”.
“Ya Allah dahulunya aku ini tiada, dan kemudian aku ini ada saat sel telur bertemu sperma di Rahim ibuku, saat itu aku berada dalam alam Rahim, Ya Allah setelah alam Rahim berakhir, maka aku kau lahirkan di dunia ini dan saat itulah aku berawal hidup lagi di alam dunia. Di alam dunia ini aku tumbuh dan berkembang dari bayi, anak-anak, remaja, dewasa dan nanti akan menjadi tua dan setelah itu aku juga akan engkau ambil nyawaku untuk menutup akhir kehidupan dunia dan engkau mulakan lagi aku dikehidupan alam barzah. Ya allah saat terompet Malaikat Israfil berbunyi, Engkau akhiri alam barzahku dan Engkau mulai lagi aku dalam alam kehidupan AkhiratMu. Oleh karena itu ya Allah aku ini ada dalam gemgamanmu, dan berilah selalu aku kekuatan dan hikmah, engkau bombing jiwa dan fikiranku untuk selalu berada dalam jalur jalanMu, Engkau takdirkan kehidupanku dalam sebaik-baiknya kehidupan, lepaskanlah ya Allah segal ego dan kemauanku yang bertentangan dengan garisanMu, engkau lepaskan aku dari satu makhlukMu ke makhlukMu yang lain, namun satukan terus kami dalam keimanan dan ketaqwaan terhadapMu dan kumpulkanlah kami nanti dalam syurgaMu sebagai hambaMu….”
Air mata Darel terus bercucuran menghias sunyinya dinihari dengan isyak dan tetesan airmatanya tersebut, namun dari berserah dan menyandarkan diri ke Allah itulah Darel mendapatkan kekuatan dari Yang Maha Kuat, karena sendainya dia berharap dan berserah dan bersandar kepada Manusia, maka saat itu pasti dia akan kecewa. Karena sudah bisa dipastikan manusia itu juga terbatas pengetahuannya dan terkadang memberi nasihat dan sudut pandang berdasarkan kepentingan dan wawasannya yang terbatas itu. Sandaran kehidupan yang hakiki hanya kepada Allah, karena Dialah yang menciptakan kita dan Dialah pula yang menghidupkan dan meatikan kita serta Dia juga yang selama ini memberikan fasilitas hidup kepada kita, dalam posisi HambaNya kita tidak akan pernah kecewa kalau semua harapan kita tujukan kepadaNya karena sesungguhnya Dia adalah Zat yang paling tahu apa yang yang terbaik bagi diri kita ini.
Berlalunya sholat yang penuh doa dan airmata keharuan itu kemudian berlanjut pada lantunan ayat-ayat suci dan kemudian terdengar azan subuh, gelapnya malam sudah diremangi cahaya, walaupun metari belum menampakan dirinya, suara burung berkicau ria menyambut datangnya pagi, terdengar suara gaduh di luar penginapan Darel dan siapa lagi kalau bukan suara sahabat-sahabatnya yang sudah menunggu di luar untuk mengajak jalan di pagi hari mengitari alam pegunungan yang indah. (Bersambung).