“TAMSIL API UNGGUN”

TAMSIL API UNGGUN

DUTATV.COM – SCNEWS.ID – BANJARMASIN. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, kata tamsil atau yang istilah populernya kita sebut perumpamaan biasanya kita gunakan untuk menarik suatu pelajaran dari berbagai kehidupan makhluk atau kedaaan atau kejadian yang berada di luar diri kita, kemudian memasangkannya dengan apa yang ada dalam kehidupan kita.  Sebagai suatu pelajaran hidup, tamsil berisi ajaran ajaran moralitas dan spritualitas untuk memahamkan kepada kita lebih mudah dan rasional. Berbeda dengan istilah “hikmah” sebagai suatu kemampuan merenungkan dalam diri kita akan suatu pelajaran atas suatu peristewa yang kita alami dalam kehidupan ini.  Namun antara tamsil dan hikmah terdapat pertautan yang erat sebagai suatu kemampuan mengambil pelajaran atau suatu peristewa atau kejadian baik itu yang kita alami sendiri ataupun orang lain alami ataupun gejala-gejala alam yang ada dalam kehidupan ini.

Sahabat! Ada banyak tamsil dalam kehidupan ini, baik itu yang dimuat dalam kitab suci (alqur’an), atau Hadist dan tulisan orang-orang bijak, kaum sufi, cendiakiawan, orang tua, kakek nenek kita dulu ataupun hasil olahan dari daya fikir dan renungan kita. Salah satunya adalah tamsil mengenai “api unggun” ini.

Sahabat ! lihatlah bagaimana karakteristik api unggun ini, dalam tradisi masyarakat (Banua) yang hidup Bertani baik itu dipesisir maupun di hulu sungai sampai ke pegunungan, pada musim kemarau biasanya waktu malam atau pagi hari udaranya dingin atau bisa sangat dingin atau juga disuatu tempat yang kita tidak menemukan cahaya lampu, sehingga keadaannya menjadi gelap.  Oleh karena itu ada kebiasaan menyalakan api dengan bahan mengumpulkan jerami atau ranting-ranting kayu yang kering.  Pada saat api itu dinyalakan, maka kita yang berada disekitarnya mendapatkan cahaya terang dan sekaligus juga menghangatkan badan dari udara dingin, artinya keberadaan api unggun itu mampu menerangi kita dari gelap gulita sekaligus juga menghangatkan tubuh kita.

Sahabat ! tentu yang namanya api unggun dengan bahan jerami atau ranting kayu kering itu ada batas waktu menyalanya, atau kalau diistilahkan dengan bola lampu energi listrik dan barang-barang elektronik disebut ada batas “life timenya”.  Ada Batasan masa menyalanya atau ada batas waktu menyalanya tersebut,  dan  pada saat jerami atau ranting kayu itu mulai habis, maka api unggun itu padam. Saat api unggun padam inilah yang berbeda dengan saat padamnya bola listrik, kalau padamnya bola listrik makai cahaya padam begitu saja dan menjadikan gelap, akan tetapi saat api unggun padam, yang terjadi  masih menyisakan bara api dan asap yang keluar dari tumpukan pembakaran tersebut. Asap ini memedihkan mata serta menghalangi pemandangan mata kita atau bahkan bisa membuat mata kita berair (orang Banjar sering menybutknya kepalakan).

Sahabat ! Begitulah tamsil kehidupan, “ada orang yang sudah diberi anugerah nikmat kehidupan oleh Yang Maha Kuasa (Allah), namun setelah nikmat didapatkannya tetapi justeru tidak disyukuri untuk membuat nikmat itu berguna dan bermaanfaat bagi dirinya ataupun orang lain.  Banyak umat saat petunjuk datang malah mengingkari petunjuk itu, ada diatara kita setelah kita diberi nikmat ilmu tapi malah kikir ilmu dan ilmu itu kita gunakan untuk berbuat yang tidak baik atau mengakali orang lain (orang Banjar menyebutnya “mimintari”), ada orang yang diberi rejeki harta banyak tapi malah menjadi kikir bagi dirinya atau keluarganya atau orang lain, ada orang yang diberi Kesehatan dan kekuatan fisik tapi malah menggunakannya hidupnya untuk maksiat, dan seterusnya…”.

Sahabat ! mestinya saat kita diberi anugerah nikmat kehidupan apapun, kita bersyukur dan menggunakannya untuk kebermanfaatan bagi diri kita dan keluarga kita serta bagi sesama, jangan seperti api unggun setelah datangnya kehangatan dan keterangan justeru meninggalkan asap yang memedihkan mata kita. Semoga Allah memberikan hidayah dan petunjuknya selalu kepada kita agar kita terhindar dari sifat tamsil api unggun tersebut.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini