ADAKAH KEADILAN BAGI YANG KALAH ? (“RENUNGAN DI HARI KEMENANGAN”)

ADAKAH KEADILAN BAGI YANG KALAH ? (“RENUNGAN DI HARI KEMENANGAN”)

keadilan bagi yang kalah adalah keadilan sejati bagi yang menerima kekalahan sebagai perputaran roda kehidupan, dan bagi siapa saja yang melawan arus roda perpuratan kehidupan tersebut dengan keluar dari poros nilai-nilai yang ditetapkan oleh yang maha kuasa, maka saat itu dia hancur, hatta sekalipun ia berada pada posisi yang menang atau yang kalah”.

(Syaifudin)

DUTATV.COM – SCNEWS.ID. Sahabat Secangkir Kopi Seribu Inspirasi, kalau kita melihat kehidupan ini sebagai suatu “arena pacuan” atau “arena balapan” atau “sebuah pertarungan”, maka sudah sangat mudah kita menyimpulkan bahwa hidup ini akan selalu menemukan kemenangan dan kekalahan. Dan tentu kemenangan dan atau kekalahan itu adalah hasil dari sebuah perjuangan.

Sahabat ! begitulah kata motivator yang sering kita dengar, perjuangan itu sendiri sudah dimulai dari terpilihnya kita dari jutaan sel telur yang berjuang untuk membuahi sperma, karena hanya satu sperma yang akan berhasil membuahi sel telur  yang kemudian menjadi wujud janin dalam Rahim ibu kita, dan dengan demikian jati diri kita ini terlahir dari sperma yang keluar sebagai pemenang dalam membuahi sel telur tersebut.

Sahabat ! seterusnya saat kita berada di alam Rahim ibu, maka kita berjuang untuk terus tumbuh secara fisik dan mendapatkan anugerah roh kehidupan, dan terus berkembang menjadi jabang bayi yang juga berjuang untuk keluar dari Rahim ibu tersebut untuk memulai kehidupan di alam dunia. Pararel dengan saat kita berada, tumbuh dan berkembang di Rahim ibu tersebut, dalam kehidupan yang terlihat perjuangan ibu kita memelihara dan mempertahankan kehamilannya sampai batas waktu perjuangan janin dan ibunya secara bersama-sama meraih kemenangan berupa kelahiran kita di dunia ini.

Sahabat ! tentu masih ingat bagaimana kemudian kita berjuang untuk bisa duduk, berjalan sampai bisa berlari sewaktu kita masih balita, dan setelah kita remaja dan sampai dewasa bagaimana kemudian kita berjuangan disemua sektor kehidupan.  Dan sedemikian luasnya sector perjuangan kehidupan tersebut, kita terkotak dalam berbagai arena utama perjuangan, apakah itu,  social, ekonomi, politik, olah raga,  dan bahkan spiritual untuk meraih cita-cita dan keinginan  yang didambakan untuk hidup dan meraih yang terbaik dalam kehidupan tersebut. Dan hasil perjuangan itu untuk mempertahankan eksistensi kehidupan kita, bahkan sampai kepada gengsi pribadi kita.

Sahabat ! demikianlah hidup dalam gambaran tersebut yang sering dilukiskan dengan kata bahwa “hidup adalah perjuangan” perjuangan untuk menang dengan parameter tercapainya apa yang diinginkan dan dicita-citakan, “hidup itu adalah arena pacuan” tempat bertanding untuk meraih kemenangan. Oleh karena itulah tidak dapat dimungkiri naluri dasar kita sebagai manusia yang hidup didunia ini sejatinya adalah makhluk yang berorientasi pada kemenangan, dan dengan naluri dasar yang seperti inilah, maka yang kita sebiut keadilan dalam kehidupan adalah saat kemenangan itu kita dapatkan.

Sahabat ! Lantas bagaimana nasib mereka yang kalah dalam proses kehidupan tersebut ? nasib sperma yang tidak berhasil membuahi, nasib janin yang meninggal sebelum dilahirkan, nasib anak yang lumpuh, nasib yang miskin, nasib rakyat biasa, nasib yang kalah dalam bertanding dan seterusnya, apakah lantas mereka ini dianggap kalah dalam kehidupan sehingga merasa tidak ada keadilan bagi kehidupannya ? atau bahkan menganggap Yang Maha Kuasa tidak adil terhadap dirinya ?

Sahabat ! untuk itu kita perlu perlu perenungan yang mendalam tentang hakikat kehidupan ini, yang paling tidak berfiir “argumentum acontrario” dari  naluri “kemenangan tersebut”, yaitu (1) selalu ada yang “kalah” saat kita menang, selalu ada tidak berhasil saat kita berhasil, selalu ada yang dibawah saat kita berada di atas, selalu ada kondisi “dikotomi” yang berlawanan dalam kehidupan ini.

Sahabat ! kondisi dikotomi tersebut justeru sebagai keniscayaan yang menjadi scenario alam semesta untuk mencapai keseimbangan dan perputaran roda kehidupan, oleh karena itu semua proses perputarannya dari kondisi sisi sudut dikotomi yang satu kepada kondisi sisi dikotomi lainnya yang menyebabkan terjadinya “gerak” atau “dinamika” kehidupan dalam seluruh aspeknya.  Dan sebagaimana hukum alam dinamika tersebut bergerak sebegaimana alam semesta ini bergerak pada poros tertentu, yang gerakannya itulah kita rasakan menciptakan suatu keseimbangan dalam seluruh dimensi alam raya kehidupan ini.

Sahabat ! dengan kesadaran yang seperti itu, hakikatnya tidak ada yang kalah dan tidak ada yang menang, karena saat yang satu kalah, maka saat itu ia telah menopang posisi yang menang dan sebaliknya yang dalam proses kehidupan akan ada pergantian yang saling menggantikan pada setiap posisi tersebut.  Sampai disinilah saya mengatakan “KEADILAN BAGI YANG KALAH ADALAH KEADILAN SEJATI BAGI YANG MENERIMA KEKALAHAN SEBAGAI PERPUTARAN RODA KEHIDUPAN, DAN BAGI SIAPA SAJA YANG MELAWAN ARUS RODA PERPURATAN KEHIDUPAN TERSEBUT DENGAN KELUAR DARI POROS NILAI-NILAI YANG DITETAPKAN OLEH YANG MAHA KUASA, MAKA SAAT ITU DIA HANCUR, HATTA SEKALIPUN IA BERADA PADA POSISI YANG MENANG ATAU YANG KALAH”.

Sahabat ! Kehidupan kita sering bertutur, ada orang yang merasa menang dan atau menang dengan cara yang bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan, sehingga ia merasa itulah keadilan bagi dirinya, maka orang ini sebenarnya bukan saja hakikatnya kalah akan tetapi dimata semesta alam ia telah keluar dari porosnya yang menjadi tak terkendali dan akan hancur bertabarakan dengan benda-benda liar lainnya (baca=menghancurkan kehidupannya sendiri).

Semoga kemengan kita berjuang melawan hawa nafsu selama Ramadhan ini adalah kemenangan yang sesuai dengan poros nilai-nilai agama, sehingga kita layak merayakannya sebagai pemenang… Selamat menjadi pemenang.

Salam Secangkir Kopi Seribu Inspirasi.

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini