AMANAH PARPOL (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

AMANAH PARPOL
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Hakekatnya seorang politisi sangat berbeda dengan kaum pedagang, karena politisi mampu menikmati permainan politik, dalam artian aksi mengalahkan, dikalahkan, mengorbankan dan dikorbankan, merupakan peristiwa gembira ria bagi politisi jika dilakukan dengan berbingkai kepentingan ideologi politiknya sedang seorang pedagang akan menghindari rugi serta hanya menginginkan keuntungan semata.

Untuk itu, pemimpin sebaiknya berlatar politisi tulen dan bukan para pedagang yang berkedok politisi, hanya untuk mendapat dukungan dalam meraih cita citanya,menjadi penguasa yang bisa sekuka sukanya, mengunakan kekuasaannya, untuk meraih laba dan bertambah kaya.

Pengusaha lebih jeli melihat peristiwa potensial berisi laba sehingga akan membuat bangsanya maju dan jaya, jika dibiarkan berusaha sekuat tenaganya dan negara hanya mengawasinya, agar si pengusaha tidak sekehendak hatinya, merugikan sesama dengan aturan berusaha dan berbagi yang bijaksana.

Dalam kondisi normal, pemimpin juga sebaiknya bukan cendikia atau ulama karena keduanya mempunyai kelemahan pada keinginannya untuk berbuat terbaik, terbenar dan membuat senang semua orang. Pemimpin seperti ini, cendrung penuh pertimbangan hingga menjadi lamban dan peragu dan dalam situasi kritis, tak bisa cepat mengambil keputusan.

Cendekia cukup menjadi penasihat saja, jangan kotori dirinya dengan nafsu dunia, karena hanya layak memimpin jika terpaksa, di situasi sangat kacau, untuk saat tertentu dan terbatas sampai kekacauan teratasi serta kader politisi tulennya telah siap mengambil alih dan menjalankan amanahnya.

Rakyat jelata takan mampu mengelola negara, karena sibuk dengan urusan perutnya, serta berbagai kebutuhan untuk mampu bertahan hidup esoknya. Merekalah yang harus dibuat berdaya, dengan keseimbangan aspirasi dan partisipasinya agar menjadi mandiri dan berjiwa merdeka. Bukankah amanah kuasa berbunyi serupa dengan suaranya.

Pada kondisi seperti itulah peran sebuah partai politik diminta, supaya mencetak banyak ksatria para politisi tulen petarung untuk negara serta bangsanya. Tanpa kaderisasi sebenar benarnya partai politik tak berguna dan layak dibubarkan saja,karena dipastikan berisi petarung hina dina dipenuhi cela yang hanya akan membuat celaka bangsa dan negaranya.

Mari bicarakan untuk memaksa partai politik agar rakyat jelata, tidak hidup hanya dengan bernafas panjang saja, tapi bisa tertawa suka, melalui seleksi kader pimpinan sesuai ideologi dan tak melawan kesepakatan Panca Sila. Partai wajib mengelola partainya sampai ada ksatria bermental baja dengan patriotisme yang membara bagi indonesia raya.

Banjarmasin
26072024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini