APRESIASI PENANGGULANGAN TSUNAMI COVID DI INDONESIA
“Jika pemerintah daerah bisa menerapkan semua strategi pusat berlandaskan prediksi dari data kredibel dan bermutu, artinya telah secara jujur melihat situasi kasus sebenarnya maka masyarakat hanya perlu melakukan 1M saja dan bukan banyak M lagi, agar berhasil melawan tsunami dalam pandemi ini”
(Oleh : IBG Dharma Putra)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Ada berbagai kejadian dan tindakan yang dikemukakan untuk memberi gambaran situasi, antisipasi serta koreksi yang perlu dilakukan untuk keberhasilan penanggulangan tsunami kasus dalam pandemi covid kali ini.
Hal tersebut meliputi antara lain:
1. Tercatat doubling time kasus belakangan ini hanya selama seminggu dengan kecendrungan semakin singkat. Artinya ada taktis penanggulangan yang tidak pas dan perlu segera dibenahi.
2. Kasus harian yang ditemukan sudah diatas 50 ribu dengan kredibelitas data yang masih rendah sehingga diduga kasus yang ada sebenarnya adalah dua kali lipatnya.
3. Kejadian mirip dengan ledakan kasus Indonesia, terjadi di berbagai belahan dunia, tetapi di negara besangkutan, tingkat kredibilitas dan mutu datanya diduga lebih baik. Sehingga walaupun secara formal, Indonesia berada di peringkat keempat rasio kasus setelah Inggris, Belanda, Malaysia, Rusia dan diikuti oleh Siam, USA dan Israel, sebenarnya secara potensial Indonesia mungkin berada di peringkat teratas.
4. Kemungkinan tsunami oleh mutant india, yang punya catatan mulai dari covid wuhan di awal pendemi, covid inggris dengan karakter mengganas 30 persen dibandingkan covid wuhan dan covid india dengan karakter 60 persen lebih ganas dari covid inggris. Jadi covid india 208 persen lebih ganas dari covid wuhan diawal pandemi.
5. Antisipasi cepat sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia, dengan serbuan vaksinasi yang melibatkan TNI Polri dan menunjukkan keberhasilan dalam meningkatkan cakupan vaksinasi dalam waktu singkat. Sayang fokus cakupan pada nakes, usila dan anak usia 0 sd 18 tahun, ditumpangi oleh berbagai dispute seolah herd imunity bisa dicapai padahal nonsen. Jumlah vaksin dan kemampuan petugas diprediksi tak akan mampu mencatatkan herd sejak awal sehingga taktik mengfokuskan sasaran selayaknya menjadi pilihan dan harus dilakukan.
6. Antisipasi penyiapan TT di rumah isolasi serta rumah sakit sudah dilakukan, tetapi dengan menggunakan data formal yang belum disesuaikan dengan kredibelitas dan mutu data. Selayaknya penyiapan tersebut dilipat gandanya sesusi dengan tingkat kredibilitas data standar sesuai dengan anjuran WHO. Jika cakupan kredibilitas baru mencapai 50 persen berarti data yang sebenarnya dilipat dua, dibandingkan data tercatat yang sudah dimiliki. Demikian juga halnya jika cakuoan kredibilitas tercapai 25 persen maka berarti data yang sebenarnya adalah lipat empat dari data yang tercatat. Selanjutnya perlu disesuaikan juga dengan tingkat mutu data.
7. Sebagai akibat dari kurangnya antisipasi jumlah TT, akan berakibat kurangnya penyediaan oksigen. Sesuatu masalah yang sebenarnya mudah diatasi karena jumlah oksigen di Indonesia, masih cukup banyak dan saat ini oksigen yang dipakai untuk medis berkisar 10 persen dari ketesediaan oksigen. Dengan demikian pengalihan sementara oksigen industri untuk memenuhi kebutuhan medis, akan mampu mengatasi keadaan darurat ini.
8. Peran serta masyarakat terlihat sangat membaik, terutama di daerah yang sudah nyata lonjakan kasusnya dan didaerah yang kematiannya meningkat tajam. Peran serta ini terlihat dari menurunnya angka mobilitas penduduk secara cukup tajam.
9. Jumlah tenaga kesehatan bisa diatasi dengan taktis pengalihan dalam bentuk penugasan para mahasiswa jurusan kesehatan dan kedokteran untuk membantu pelayanan. Dan keselamatan mereka dalam bekerja dan menjaga kinerjanya dibantu dengan pemberian boster vaksinasi.
10. Rasa kecemasan masyarakat dikurangi oleh pemerintah dengan memastikan kecukupan persediaan obat yang umumnya dipakai untuk kasus covid, walaupun sebenarnya covid tidak ada obatnya. Kasus covid tidak di therapy secara etiologis tapi hanya secara simptomatis dan suportiv. Pengobatan gejala dan dukungan itu, dilakukan dengan pemenuhan kecukupan gizi dan pemberian vitamin serta penghilang gejala. Dan obat obatan itu, tersedia dalam jumlah banyak di Indonesia.
11. Disana sini, niat pemerintah untuk menenangkan masyarakat, diikuti dengan kegiatan pembagian paket obat kepada semua masyarakat yang di isoman dari rumah ke rumah. Diharapkan kegiatan positif ini dapat mengurangi jumlah masyarakat yang terjebak oleh ulah oknum yang memanfaatkan kecemasan itu. Pemanfaatan negatif dicurigai terjadi karena maraknya iklan pelayanan isoman berbiaya lima juta yang jelas tak legal, tak terstandard dan tak terkontrol.
Dari semua poin diatas, dapat dilihat bahwa Indonesia sudah berbuat tepat dalam penanggulangan tsunami covid dimasa pandemi, dan akan bisa berakhir sukses dalam waktu singkat, jika diikuti oleh pemda dengan tindakan antisipasi yang sama disertai dengan perhitungan data formal daerah yang telah disesuaikan dengan tingkat kredibilitas dan mutu data.
Bagaimanapun juga, sudah diketahui bersama bahwa awan dari kesuksesan daerah untuk keluar dari tsunami covid di kala pandemi berkepanjangan adalah kejujuran dan bukan pencitraan. Semua kasus yang ada wajib ditemukan dan usaha tersebut diakui jika datanya kredibel dan bermutu.
Mari kita mulai untuk tidak hanya melihat pertambahan jumlah kasus tetapi mencoba melihat upaya testing di setiap kan kota. Jika belum kredibel berarti jumlah kasus yang sebenarnya ada, masih lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kasus yang ditemukan atau yang angkanya ada dalam pengumuman formal tersebut
Jika sudah testingnya sudah memenuhi standard yang ditetapkan WHO berarti data kredibel, maka mulailah menghitung positivity ratenya, jika diatas 10 jangan ribut mencari mutan dari luar, karena mutant sudah terjadi di dalam daerah sendiri hanya saja belum terindentifikasi
Pada data yang kredibel dengan positivity rate dibawah 10, wajib diturunkan menjadi dibawah 5, sebagai persiapan hidup normal dengan risiko rendah. Upaya penurunan itu, bisa ditempuh dengan berbagai strategi, yang pada prinsipnya adalah membuat semua kasus memiliki mobilitas 0 km selama 14 hari. Dan membuat masyarakat melakukan prokes ketat dengan konsisten tanpa kompromi
Selanjutnya, disarankan untuk mulai memperbaiki mutu data, dengan penyampaian laporan lengkap dan tepat waktu. Data yang bermutu dapat menjadi dasar informasi bagi pembuatan kebijakan penanggulangan yang terbaik.
Ada baiknya juga, semua pemda berupaya melayani masyarakat dengan sebaik baiknya serta harus mengingatkan masyarakat untuk berhati hati dengan iklan pelayanan isoman berbayar. Bantuan itu tampak populis tapi tak menutup kemungkinan merupakan kegiatan yang menggunakan kesempatan dalam kesempitan. Kegiatan tersebut jelas tak legal, tak terstandar dan tak terkontrol.
Jika pemerintah daerah bisa menerapkan semua strategi pusat berlandaskan prediksi dari data kredibel dan bermutu, artinya telah secara jujur melihat situasi kasus sebenarnya maka masyarakat hanya perlu melakukan 1M saja dan bukan banyak M lagi, agar berhasil melawan tsunami dalam pandemi ini.
1 M itu adalah MANUT, yang artinya mematuhi semua anjuran pemerintah.
Banjarmasin
16072021