BERGEN – PINTU GERBANG MENUJU FJORD
(Oleh : Robensjah Sjachran)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Beberapa waktu lalu kami berkesempatan ke negara ”Nordik”, yang kadang disebut juga Negara ”Skandinavia”. Negara ini dihuni suku bangsa yang lewat film” disebut Viking. Orang Rusia menyebut Varangian, tapi mereka sendiri menyebut dirinya Norsemen, orang Utara.
Dahulu – menurut sejarah antara tahun 800 sd 1050 – orang Viking pekerjaannya pedagang, peladang, nelayan, tapi kalau lagi bokek, menjadi penjarah. Dengan kapal terkenalnya, Langskip (longship) dan Knarr, mereka telah sampai ke wilayah yg jauh hingga sepanjang pesisir timur dan pulau di Eropa, bahkan ke Rusia hingga Konstantinopel (Istanbul sekarang). Namun sejak Kristen masuk ke sana sejak abad 12 lambat laun menjadi bangsa berbudaya tinggi, bahkan kini menjadi bangsa yang sangat sejahtera.
Tidak semua negara Nordik yang kami tengok, hanya Finlandia, Swedia, Norwegia, dan Denmark saja. Pesawat kami masuk wilayah Eropa Utara dengan mendarat di bandara Vantaa, Helsinki, ibukota Finlandia, dan keluar lewat Kopenhagen.
Ingat Helsinki …ingat GAM, Gerakan Aceh Merdeka. Wah…gak nyambung nih. Nyambung lah…lupa ya kalau 15 Agustus 2005, perwakilan GAM menandatangani Perjanjian Helsinki, Nota Kesepahaman Damai, dengan RI. Orang Finlandia yg berjasa memfasilitasi perdamaian itu adalah Martti Ahtisaari, diplomat peraih Nobel Perdamaian Tahun 2008. Di Helsinki juga kami makan ikan Salmon sepuasnya hasil tangkapan nelayan di sana.
Menumpang kapal Gabriella kami menuju Stockholm, Swedia. Di kapal itu ada mall atau toserba yang besar sekali, rasanya barang apa aja ada di sana. Tapi yang ramai dibeli orang Swedia adalah wine, minuman keras, dan bir. Mereka bawa troley, yang dapat memuat puluhan karton aneka minuman. Kata mereka sih harganya sangat murah, maklum duty free. Satu malam di kapal, si Gabriella sudah merapat di pelabuhan Stockholm.
Beberapa hari kemudian, kami terbang menuju Oslo, ibu kota Norway atau Norwegia. Dari tiga ibukota negara Nordik ini sekilas mendapat kesan: “ini negara yang makmur dan sejahtera” (welfare state). Negara hadir di tengah masyarakat dangan mengutamakan kepentingan dan perlindungan warga, penduduknya santai tapi cuek. Transportasi masal sangat tertata rapi dan nyaman. Di sana hampir semua pembayaran non tunai, secara elektronik. Di hotel, taksi bandara, cafe, restoran, bahkan toilet publik, jarang menggunakan uang tunai. Kami seperlunya saja menukar uang melalui ATM, karena di sana pake mata uang lokal, yang kalau kelebihan atau banyak sisa, sulit ditukar ke rupiah.
Di Norwegia, kami tidak hanya mengunjungi ibukota negara, Oslo, tapi plus Bergen, kota wisata di utara yg berjarak 460 km atau sekitar 7 jam naik KA. Sebelum sampai Bergen kami 4 x berganti moda transportasi, KA, kapal menyusuri fjord, bus, kemudian KA lagi. Bergen sangat penting bagi kami karena sebagai pintu gerbang menuju banyak fjord.
Bergen adalah kota wisata, kota ke 2 terbesar di Norwegia yg dihuni sekitar 250 ribu jiwa, dan berjarak sekitar 11 ribu km dari Jakarta. Wisatawan yang ingin ke fjord (saya menamakannya sebagai aliran air sempit diantara tebing sangat tinggi & dengan perairan yang sangat dalam) Norway bermula dari kota ini. Fjord adalah atraksi alam menakjubkan yang ditemukan hanya di beberapa daerah. Oleh karena itu kota Bergen disebut sebagai gerbang menuju fjord.
Bergen juga dijuluki kota hujan, suhu sepanjang tahun diantara 20°C (Des, Jan, Feb) hingga 16°C (Juli, Agt). Di Bergen terdapat Bryggen, dermaga cantik & bangunan antik (dibangun 1360) milik Liga Hansa, aliansi para saudagar kota” besar di Eropa, yang kini ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh Unesco.
Sayangnya, mungkin karena nilai tukar Norway Kroner (NOK) terhadap uang kita terlalu tinggi, atau standar hidup di sana sangat tinggi, maka berada di kota wisata Bergen ini terasa semua serba mahal. Sekali makan sederhana sekitar Rp 150 ribu, taksi dari stasiun KA ke hotel berjarak 5 km sekitar Rp 300 ribu, Nasi Goreng di restoran Thai Rp 325 ribu. Sekali pipis di toilet publik hampir Rp 18 ribu 😌😌😌.
Dokumentasi Foto-Foto selama perjalanan :