
Catatan Perjalanan:
Brasov & Kastil Drakula
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Brasov yang saya tulis ini bukan brand kosmetik (kutek, parfum, lipstik, pensil alis) buatan lokal yang dikenal luas remaja kita, tapi nama sebuah kota wisata di Rumania (Ingg: Romania), negara nun jauh di sana berjarak hampir 11 ribu km dari kota kita Banjarmasin.
Rumania terletak di Eropa Tengah, termasuk sebagai salah satu Negara Balkan, karena ada di jazirah Balkan. Usai PD II Rumania diduduki Uni Soviet, maka Rumania masuk Negara Blok Timur, Pakta Warsawa. Rumania juga salah satu wilayah yang pernah dijajah Turki Ustmani selama ratusan tahun hingga tahun 1878. Tak heran kalau banyak jenis makanan di sana yang dipengaruhi rasa kuliner Turki.
Kota wisata Brasov berjarak 180 km atau 2,5 jam dgn mobil/KA dari Bukares, ibukota Rumania. Dari Brasov dapat lanjut ke Kastil Drakula (Bran’s Castle), rumah Drakula, berjarak sekitar 30 km atau 30 menit berkendaraan.
Saya berada di Rumania bulan Februari 2020, negara berikut setelah mengunjungi Bulgaria; ketika itu masih musim dingin. Siang sekitar 5°C malam bisa sampai -8°C. Cemas mengiringi perjalanan kami dari Bukares ke Bran’s Castle. Opel Vivaro 12 seater yang kami sewa dipacu driver lokal antara 80 km – 100 km/jam pada jalan aspal mulus berkelok tajam namun diliputi butiran salju yang turun. Sepanjang jalan, sambil berdoa tiada henti, saya berpikir di sinilah barangkali tamat riwayat saya. Tak pernah secemas itu berkendaraan. Lhaa…berjalan di atas butiran halus salju yang turun, jalan licin berkelok-kelok membuat ciut nyali saya.
Akhirnya, kami sampai di pinggiran kota Sinaia, melihat Istana Peles bergaya Neo-Rennaisance. Gerimis menyambut kedatangan kami dengan suhu sekitar 2°C membuat kami berdelapan ….menggigil. Untungnya di sana, di ketinggian bukit, ada warga tempatan yang berjualan jagung bakar. Lumayan menghangatkan perut.
Tak sampai 1,5 jam di sana, George, sang driver memacu kembali Opel Vivaro sewaan hingga 80 km/jam di tengah salju yang turun menuju kota Bran, Transylvania, untuk melihat Istana Drakula. Satu jam kemudian sudah sampai, namun istana sudah ditutup. Jadinya kami di sana hanya foto-foto di luar istana lanjut mencari restoran untuk mengisi perut.
Bran, letak di mana Istana Drakula berada adalah sebuah komune setingkat desa yg dihuni sekitar 5 ribu warga yang mayoritas hidup berkat daya khayal Bram Stoker, pengarang buku Dracula yang tersohor. Padahal Bram Stoker yang orang asli Dublin, Irlandia, tidak pernah menginjak kaki ke desa Bran. Ia mengarang novel Dracula di Bran Castle hanya berbekal buku-buku di perpustakaan saja. Restoran, Cafe, depot, toko kue, bar, hotel, pension, taman parkir, sewa sepeda, mobil, berkembang di komune Bran, dan menjadi usaha warga tempatan. Kisah drakula membawa berkah bagi warga.
Kami sampai di kota Brasov sudah malam. Tidak menghiraukan suhu yang minus, hujan salju, kami tetap menyusuri old town yang cantik dengan di sisi kiri dan kanan berderet toko-toko. Dingin yang menusuk tulang membuat kami tidak dapat bertahan lama, dan setelah hampir 2 jam di Brasov kami kembali ke Bukares.
Udara yang sangat dingin membuat kami tidak puas berada di kota-kota Rumania. Masih banyak kota cantik yang belum disambangi, misalnya Sibiu, Timisoara, Log, dan banyak lagi. Semoga ada umur, ada kesempatan, dan insha Allah ada rejekinya, pasti ke sana. Ini foto-foto kami ketika di Bukares, Brasov, Bran – Transylvania. BEN