CARA BER “ALAM” ALA SCENIC (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU SATU INSPIRASI)

Oleh :

Syaifudin

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! melatih diri untuk bisa menangkap hikmah dari suatu gejala atau peristewa atau keadaan yang kita alami dan saksikan menjadi misi dari Kampus Wisdom dengan tagline “ihyaul hikmah”, hal inilah yang mendorong pribadi saya untuk selalu belajar dan melatih diri untk menggunakan “paradigma hikmah” dalam melihat dan menyikapi suatu peristewa.  Begitu juga saat menikmati perjalanan wisata bersama Mars Creative pada akhir bulan Agustus yang lalu ke Kota Sydney dan Canbera sebagaima yang sudah ceritakan di edisi edisi sebelumnya, dan pada edisi ke-lima kali ini, saya ingin menceritakan salah satu hikmah menyaksikan pemandangan alam “Blue Mountains” yang terletak dikawasan wilayah bergunung Katoomba New South Wales, berbatasan dengan Kota Sydney, keadaan alam sisi bukitnya berawal dari sisi Barat Nepean River dan memanjang ke Barat hingga Cox’s  River sebagai daerah yang ditinggali oleh suku Aborigin.

Dikawasan Blue Mountains yang dipandang dari titik pantau mempunyai pesona alam yang hijau yang ditumbuhi oleh hutan tropis seluas 140 kilometer, terdapat batu batuan terjal, lembah, air terjun dan sungai, sungguh indah dan menakjubkan pemandangan alam ini, dan kita tidak hanya bisa memandang dari kejauhan, akan tetapi  terdapat beberapa titik yang dijadikan objek wisata yang sifatnya menjajal lebih dekat pemandangan alamnya dengan berbagai sarana angkutan, seperti Scenic Railway dan Skyway, disamping terdapat lintasan berjalan yang disebut “trekking scenic”. Sulit bagi saya menarasikan keindahan dan keunikannya, akan tetapi secara singkat saya dapat katakan bahwa tempat ini adalah sebuah karya “lukisan alam dari kebesaran Sang pencipta alam yang Maha Indah”.

Lantas apakah tempat ini dari awal tidak terjamah oleh eksploitasi manusia ?

Justeru disinilah inspirasi hikmahnya dimulai, karena saat mencoba scenic railway disunguhi pengalaman memasuki gua yang sudah diperkirakan sebagai tempat menunju areal pertambangan batu bara, dan dugaaan saya ini ternyata benar, pada saat berjalan kaki di trekking, kita melalui beberapa mulut gua tambang yang kemudian diluarnya dipajang patung penambang beserta kereta pengangkut hasil tambang baru bara tersebut. Singkat cerita berarti “dahulunya di daerah yang dijadikan objek wisata ini sekarang ini adalah daerah tempat pertambangan batu bara”.

Sahabat ! dari sini lantas saya terbayang kondisi pertambangan batu bara  di Pulau Kalimantan tempat kami tinggal, yang posisinya sekarang menjadi primadona bagi pendapatan daerah dan devisa negara, walaupun dalam sisi keadilan dan kemakmuran masyarakat Kalimantan masih mempertanyakan dan memperjuangkannya agar bisa mendapatkan porsi yang lebih merata bagi pembangunan daerah. Namun yang sudah pasti dengan sistem penambangan terbuka, maka di Kalimantan, dari akibat penambangan batu bara ini,  kita sudah menyaksikan adanya lubang-lubang besar bekas galian tambang  yang membentuk danau danau besar dan kecil. Danau-danau atau tepatnya bekas galian penambangan batu bara ini  sebenarnya menjadi kewajiban perusahaan penambang untuk mereklamasinya, namun konsep reklasi lebih berorientasi pada pemulihan kondisi alam yang dalam realitasnya juga masih dipermasalahkan kondisi alam pasca tambang ini.

Saya berfikir, kalau kita belajar dari kondisi di Great Bule Mountais Australia tersebut, “kerusakan alam” akibat pertambangan kemudian bisa diperbaiki, dipoles kembali dan sekaligus dirubah fungsinya menjadi objek wisata.  Hal ini juga memungkinkan adanya usaha reklamasi dengan memperbaiki lubang lubang besar eks tambang itu dengan memolesnya, menyediakan infrastrukturnya dan kemudian menata menjadi objek wisata yang mempunyai nilai ekonomis berkelanjutan.

Sahabat ! manusia sepanjang peradabannya untuk membangun kehidupan yang lebih maju bersentuhan dengan alam yang langsung atau tidak langsung akan merusak kondisi alam tersebut, namun kita jangan berhenti sampai rusaknya akan tetapi memasuki tahap berikutnya memperbaiki kerusakan itu dengan memulihkan alam dengan fungsinya yang lebih berguna, baik bagi alam itu sendiri maupun bagi kesejahteraan manusia sekitar, inilah hikmah dari cara ber alam ala scenic di blue mountains.

 Salam Secangkir Kopi Seribusatu Inspirasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini