CERITA CERMIN & FIKIRAN (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU INSPIRASI)

CERITA CERMIN & FIKIRAN

Oleh : Syaifudin

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! Kegiatan rutin kita keseharian salah satunya adalah “bercermin” di depan kaca cermin, dan umumnya kita jarang memikirkan makna bercermin ini, selain melihat bagaimana kondisi muka dan rambut serta pakaian kita untuk memantaskan penampilan pada hari itu. Terlebih bagi Wanita yang biasanya memakai sejumlah bahan dan peralatan make up mukanya untuk tampil sesuai yang diinginkan dan kesesuai yang kita inginkan tersebut akan kita lihat dicermin

Kali ini saya mengajak sahabat untuk kita memperhatikan “cermin dan bercermin” ini dalam kerangka melihat prinsip-prinsip yang terdapat didalamnya, yaitu sebuah cermin :

  1. Menampilkan sesuatu didepannya apa adanya, tanpa lebih dan tanpa kurang;
  2. Tidak mengejar dan tidak menyambut, melainkan akan menampilkan bagi sosok yang datang padanya;
  3. Akan memberikan respon atau tanggapan terhadap objek yang ada didepannya, tetapi ia tidak menyimpannya, setelah objek itu pergi maka iapun hilang dari cermin itu.

Prinsip prinsip tersebut kalau kita kaitkan dengan fikiran, maka sebuah cermin akan menjadi pembelajaaran untuk “menjernihkan” fikiran kita agar kita dapat menjalani kehidupan dengan tenang.

Fikiran kita terkadang memberikan penafsiran yang begitu banyak terhadap suatu peristewa yang kita alami, sehingga begitu banyak versi yang bisa kita buat dan gambarkan, walalupun sebagai suatu peristewa ia memuat nilai objektif seperti yang digambarkan sebuah cermin, akan tetapi subjektifitas kita menjadikan ia begitu rumit dalam pemikiran kita, yang menjadikan kita sering disebut “overthingking”. Saya tidak bermaksud untuk mengajak untuk tidak berfikir komphrehensif pada sebuah peristewa, namun terkadang ada saatnya kita mencoba menenangkan fikran dengan berfikir apa adanya seperti sebuah cermin tersebut.

Fikiran kita sering “mengelana” kesana kemari tanpa batas ruang dan waktu, sehingga meskipun kita berada pada suatu tempat tertentu, tapi fikiran bisa kemana-mana, sehingga kita melupakan atau tidak sadar berada pada tempat dimana kita berada tersebut. Fikiran bisa berharap akan terjadinya sesuatu, sedangkan cermin tidak berhadap akan datangnya sesuatu itu, ia hanya kan menampilkan dalam dirinya terhadap objek yang secara riil datang padanya. Fikiran bisa memikirkan apa yang akan dilakukannya saat menyambut peristewa yang datang padanya dengan berbagai persiapan dan terkadang begitu ruwetnya memikirkan ini itu dengan segala kemungkinan saat peristewa itu datang dan terjadi padanya. Tapi sebuah cermin tidak pernah memikirkan ada tidaknya orang atau objek datang padanya, namun saat datang ia terima dengan respon sebagai cermin. Terkadang kita perlu juga untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal yang belum terjadi, sehingga kita tetap bisa jernih dalam berfikir.

Fikiran kita umumnya menyimpan segala sesuatu yang sudah terjadi atau difikirkannya, sehingga walaupun peristewa itu sudah berlalu, tapi akan tetap ada dan melekat dalam fikiran kita, bahkan ada peristewa yang sudah lama terjadi masih menjadi fikiran kita sampai sekarang karena kita menyimpannya dalam benak fikiran kita tersebut.  Bayangkan saat kita menerima suatu peristewa tertentu dan terlebih yang kita maknai sebagai sesuatu yang negative, menghina, merendahkan, memalukan dan seterusnya, maka kita kecenderungan mengingatnya terus dan mempengaruhi kondisi ketenangan hidup kita.  Sebuah cermin akan melepaskan objek yang sudah berlalu darinya, ia tidak menyimpannya, saat objek itu ada didepannya ia ada, dan saat objek itu  berlalu dari depanya ia biarkan berlalu dan selesai, sehingga ia tidak mempunyai beban menyimpan peristewa yang baru terjadi didepannya tersebut.

Dalam konteks ini saya juga tidak bermaksud untuk tidak memikirkan sama sekali suatu peristewa yang yangterjadi dan kita alami dalam kehidupan, akan tetapi paling tidak kita dapat memilih dan memilah mana-mana yang penting untuk kita fikirkan dan mana yang tidak penting untuk kita biarkan saja ia berlalu, sehingga fikiran kita tidak terbebani oleh hal-hal yang bersifat “sampah” yang mengganggu fikiran kita.

Salam secangkir kopi seribu inspirasi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini