“CERITA PETANI MEMAKNAI LUKISAN”
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Ustad Abi Firdaus memulai kuliah ba’da subuh di Mushola Miftahul Jannah pada hari ke 8 Ramadan 1442 H, dengan memberikan ilusterasi tentang “bagaimana kalau seorang petani dikasih lukisan Picasso”. Sebagaimana diketahui Pablo Ruiz Picasso atau yang lebih dikenal dengan nama Picasso adalah seorang seniman pelukis terkenal di abad ke 20 yang lahir Malaga Spanyol pada tanggal 25 Oktober 1881, yang karya lukisan sangat bernilai tinggi dengan harga yang mahal. Oleh karena itu dalam ilustrasi ini “bagaimana kalau lukisan yang mahal karya Picasso ini dikasihkan pada seorang petani yang tidak mengerti tentang lukisan?”.
Bagi seorang petani yang mendapatkan lukisan dan tidak faham akan nilai sebuah lukisan dari pelukis terkenal tersebut, kemungkinan besarnya ia tidak menilai lukisan itu sebagai benda yang bernilai, atau dalam pandangan petani sebuah Pacul atau Cangkul akan lebih bernilai ketimbang lukisan Picasso itu. Mengapa hal ini bisa terjadi ?, karena seorang petani tidak mengetahui akan nilai keindahan dan nilai ekonomis sebuah lukisan Picasso tersebut. Begitulah perumpamaan terhadap kita yang tidak memahami nilai bulan ramadan, tentu menganggapnya sebagai bulan biasa yang tidak lebih dari bulan-bulan lainnya.
Bulan ramadan sesungguhnya adalah bulan yang mempunyai nilai yang sangat tinggi atau sangat “mahal”, karena dibulan ini adalah bulan penuh rahmat dan kasih sayang Allah kepada HambaNya yang mesti kita hargai dengan memperbanyak ibadah-ibadah, baik itu ibadah yang bersifat Hablum Minallah dengan memperbanyak sujud dengan sholat wajib dan sholat sunat, memperbanyak dan meningkatkan kualitas membaca dan mengkaji alquran, maupun ibadah yang bersifat Hablum Minannas, yaitu dengan memperbanyak memberikan infaq, sedekah dan zakat atau membantu orang lain sebagai wujud kebermanfaatan kita pada sesama, dan bahkan kita juga dianjurkan untuk menumbuhkan Hablum Minal “Alam”, yaitu dengan menebarkan kasih sayang kepada seluruh makhluk dan ciptaan Allah.
Dengan demikian Nilai Bulan Ramadan ini “kemahalannya” bukan saja terletak pada kuantitas ibadah, akan tetapi yang lebih esensial adalah pada kualitas ibadah yang bersifat memberikan dampak kepada akhlak manusia pada kehidupan sosialnya. Oleh karena itulah ibadah puasa dengan ibadah-ibadah lain yang mengiringinya tersebut mestinya mempunyai dampak kepada perilaku JUJUR dan KASIH SAYANG kepada sesama dan alam sekitarnya, sehingga tercipta kehidupan yang aman dan damai.
Kita merindukan sosok orang-orang yang jujur dan menebar kebaikan serta kasih saying di dalam kehidupan ini, bukan orang-orang yang rakus, sombong dan menebar kebencian.
Semoga kita bisa faham dan mengerti nilai bulan ramadan yang begitu “mahal” nilainya yang hanya datang setahun sekali, sehingga kita bisa meng-istimewakannya untuk meningkatkan kualitas iman, taqwa dan amal serta akhlak kita.