SCNEWS – Berbicara cinta kepada negeri adalah hal romantis yang dibungkus kebanggaan. Rasa cinta yang diliputi dengan keinginan melindungi yang begitu tinggi, bahkan proteksi yang lumayan tipis jaraknya dengan sensitifitas. Ada banyak simbol cinta negeri yang tidak boleh disentuh dengan cara yang tidak tepat, karena bisa menimbulkan reaksi yang tidak terduga. bahkan kadang ada kondisi dimana kita bisa tidak sepakat untuk banyak hal, tapi kalau sudah menyangkut martabat negeri, maka kita akan satu pandangan dan satu kekuatan yang dahsyat.
Cinta tanah air merupakan perasaan yang harus dimiliki dan menjadi bagian setiap individu untuk negara dan bangsanya. Sikap cinta tanah air yang dimiliki oleh setiap individu dapat tercermin dari perilaku untuk membela dan melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa, mencintai adat, budaya, serta lingkungan. Cinta tanah air adalah cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan terhadap bangsa. Seperti sikap terhadap bahasa, lingkungan, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Cinta tanah air juga sebagai perilaku untuk mencintai wilayah nasional sebuah bangsa, sehingga harus selalu siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk intervensi maupun tantangan dari siapa pun.
Berbicara proteksi dan sensitifitas pada wilayah-wilayah nasionalisme, banyak pengalaman telah mengajarkan. Segala sesuatu yang bisa dikategorikan sebagai penghinaan atas negeri, baik itu melalui penistaan simbpl negeri, atau kata-kata, bisa memicu sentimen luar biasa dan kebersamaan yang bderdampak tak terduga. Kondisi ini bisa dimaknai negatif atau positif tergantung dari sudut mana melihat. Jika ini dijadikan sebuah pembuktian bahwa warga negara masih mempunyai rasa cinta yang besar, bisa menjadi tolok ukur masih kuatnya rasa persatuan yang diikat oleh cinta negeri, maka maknanya menjadi positif. Tetapi jika itu menimbulkan anarkis, dan tindakan berlebihan yang kadang diluar nalar, kadang hanya sebagai pelampiasan dan pengalihan dari kondisi kehidupannya. Bahkan pada titik tertentu justru merugikan nama baik negeri. Tetapi apapun itu, jika berbicara soal cinta negeri, sensitifitasnya memang akan sangat tinggi.
Menunjukkan rasa cinta pada negeri dengan prestasi adalah cara terbaik yang harus dilakukan saat ini. Di era digital dimana kompetisi sangat bergantung dari kompetensi serta kreatifitas, memiliki luasan wilayah kompetisi yang tidak lagi berbatas wilayah. Semua menjadi serba global, dan jika kita tidak mengasah kemampuan dengan standar global juga, akan tertinggal di wilayah kreatif yang sempit. Menunjukkan cinta negeri dengan meraih prestasi sesuai apa yang digeluti adalah cara perjuangan kita di masa kini. Menjadi versi terbaik sesuai pilihan bidang kita dan mengasah hingga bersaing dengan baik, itulah ranah perjuangan saat ini.
Berbicara menjadi versi terbaik adalah tentang pengenalan diri yang lebih baik. Pahami kekuatan dan kelemahan, agar kekuatan bisa diasah menjadi lebih bersinar hingga optimal. Dan kelemahan dijadikan penyeimbang agar kekuatan tidak masuk wilayah kebanggaan berlebihan. Jika kita menyadari disamping kekuatan ada kelemahan, maka kita tidak akan jumawa dan selalu bisa mawas diri. Mawas diri bukan berarti kita terpasung untuk berkembang lebih kreatif dan meluaskan perjuangan. Mawas diri sebagai alarm agar dalam segala sesuatu kita tidak kebablasn.
Mencintai negeri dengan menjadi versi terbaik diri, mengasah kompentensi, menguatkan kreatifitas, bersaing tanpa batas.
DhyRozz