“COMMENT or NO COMMENT”
“Siapkan mental kita sebelum memposting sesuatu dimedia sosial, dan perhatikan apa yang menjadi niat kita saat memposting itu dimedia sosial, dan setelah diposting, terimalah respon apapun atas postingan itu dan atau bahkan sedikit dan atau tidak ada yang meresponnya. Dan kalau postingan kita itu adalah ajakan pada kebaikan hidup, maka ingatlah yang kita lakukan adalah sekedar MEMBAWA KABAR GEMBIRA DAN MEMBERI PERINGATAN, sebagaimana contoh yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang sholeh atau orang-orang bijak dalam menyampaikan kebenaran yang diyakininya benar”.
(Oleh : Syaifudin)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, terdapat tiga suku kata yang begitu populer dalam dunia media sosial, yaitu like, comment dan suscribe, dan lawannya adalah dislike, no comment dan unsuscribe. Ijinkan kali saya membatasi pada kata “comment dan No Comment”, sebagai suatu sikap yang diambil dalam memberikan respon terhadap postingan di media sosial.
Sahabat ! respon dari suatu postingan dalam perspektif komunikasi (yang dalam hal ini komunikasi tulisan dan/atau visual) pada dasarnya adalah reaksi kita terhadap “pesan” yang terkandung dalam tulisan dan atau visual tersebut, oleh karena itu sesungguhnya bagi yang yang membaca atau melihatnya bisa mengambil opsi reaksi, yaitu memberikan komentar atau tidak memberikan komentar atau diam.
Sahabat ! bagi yang merespon dengan komentar, kemungkinannya mereka menunjukan sikap “sepandapat atau mendukung” dan atau “tidak sependapat”, dan bisa pula menambahkan penguatan konten atas tulisan untuk memperjelasnya, dan bisa pula mereka tidak memahami “pesan” apa yang mau kita sampaikan pada tulisan atau visual yang kita posting tersebut. Oleh karena itu bagi yang memberikan respon ini, kita katagorekan sebagai pihak yang aktif dalam melihat dan menyimak postingan kita.
Sahabat ! begitu pula bagi mereka yang telah membaca (read) atau melihat atau menyimak potingan kita akan tetapi memilih tidak memberikan komentar, maka kemungkinannya juga sama seperti di atas, namun ia tidak mau mengungkapkan atau mengekspresikannya, artinya mereka ini termasuk yang kita istilahkan kelompok pasif, baik ia menyimak ataupun malah tidak menyimaknya, lantaran tidak tertarik pada postingan kita itu.
Sahabat ! penelaahan saya justeru ada kelompok lain yang bersifat unik, kalau dipandang dari sisi komuniukasi, yaitu ada pihak yang memberikan respon, akan tetapi kita tidak faham atas wujud reaksinya itu, seperti kalau respon dalam bentuk tulisan, maka saat kita baca isi responnya, membuat kita berkeyakinan bahwa “orang ini” tidak membaca secara utuh tulisan kita atau bahkan hanya sekedar melihat judulnya, dan langsung berkomentar “negatif”. Hal ini bisa terjadi disebabkan orang tersebut (akun) adalah personifikasi sebagai pihak yang memang tidak suka atau benci dengan kita, sehingga apapun yang kita posting selalu dikomentari negatif dengan narasi yang tidak logis.
Sahabat ! kelompok yang memberikan respon lain yang juga unik adalah suatu komentar yang memang tidak ada hubungannya sama sekali dengan apa yang kita posting, tetapi justeru mereka atau akun ini menempelkan “postingan” lain pada kolom komentar pada postingan kita, yang umumnya berisi informasi bisnis atau pesan lain yang ingin disebarkannya.
Sahabat ! yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini, justeru bagaimana respon balik kita atas respon yang masuk di postingan kita itu. Untuk ini bagaimana bobot atau derajat keinginan kita memberikan respon balik itu, sangat ditentukan oleh “apa yang menjadi niat kita saat memposting sesuatu di media sosial tersebut ?”. Kalau niat kita berbagi kebaikan atau mengajak kepada kebaikan, maka saat kita posting, ia ibarat “menabur garam” maka kita tidak tahun dan tidak bisa mengontrol ada orang yang suka dan dan orang yang pedih matanya. Danuntuk ini kita tidak bisa lagi mengontrol sikap atau reaksi apa yang diberikan oleh orang lain tersebut, untuk ini maka kita tentu tidak memperdulikan apapun komentar orang, sehingga rekasi balik kita justeru memilih “no comment”.
Sahabat ! payahnya terkadang ada motif atau keinginan tertentu dari kita yang bersifat pamrih personal, seperti pingen dipuji dan pingen terkenal dari tujuan kita memposting tersebut, sehingga kita merasa “sakit hati” kalau tidak ada yang merespon atau bahkan memberikan respon yang negatif. Oleh karena itu siapapun yang “berselancar di media sosial” harus menyadari betul bahwa RESPON ORANG LAIN TERHADAP POSTINGAN KITA ADALAH DILUAR KENDALI DIRI KIRA, DAN YANG BISA KITA KENDALIKAN JUSTERU DIRI KITA SENDIRI.
Sahabat ! pesannya, siapkan mental kita sebelum memposting sesuatu dimedia sosial, dan perhatikan apa yang menjadi niat kita saat memposting itu dimedia sosial, dan setelah diposting, terimalah respon apapun atas postingan itu dan atau bahkan sedikit dan atau tidak ada yang meresponnya. Dan kalau postingan kita itu adalah ajakan pada kebaikan hidup, maka ingatlah yang kita lakukan adalah sekedar MEMBAWA KABAR GEMBIRA DAN MEMBERI PERINGATAN, sebagaimana contoh yang dilakukan oleh para Nabi dan Rasul serta orang-orang sholeh atau orang-orang bijak dalam menyampaikan kebenaran yang diyakininya benar.
Salam secangkir kopi seribu inspirasi.