DEATH: Kematian “Sebuah Obituary” (SERI CATATAN TJIPTO SUMADI)

DEATH: Kematian

Sebuah Obituary

“Dua orang guru, sahabat, dan sejawat kami telah pergi. Keduanya meninggalkan kisah indah yang melekat di hati, bahkan untuk semua orang yang pernah mengenalnya. Doa kami untuk keduanya, kiranya Allah SWT, Tuhan YMK, menempatkan keduanya di surga-Nya”

Oleh Tjipto Sumadi*

SCNEWS.ID-JAKARTA. Dalam sepekan ini dua orang guru, sahabat, dan sejawat tercinta kami, telah pergi menghadap Illahi robbi. Peristiwa kematian itu, terjadi hanya dalam selang waktu 4 hari. Bukan hanya merasa kesedihan karena kehilangan, tetapi juga karena beberapa saat sebelum keduanya pergi, hubungan kami begitu dekat. Bahkan pada moment tertentu kami dapat berkumpul bersama, tertawa bersama, serta makan bersama. Namun ternyata itu semua, sebagai pertanda bahwa kami akan berpisah untuk selamanya.

Kematian adalah sebuah peristiwa penghentian ireversibel, yaitu suatu kejadian pada makhluk hidup yang bernyawa. Kematian tak dapat diubah oleh keadaan yang direkayasa manusia. Jika kematian datang, tak ada satupun kekuatan yang dapat menghadang.

Peristiwa kematian telah mengubah semua fungsi biologis yang menopang makhluk hidup sepanjang hayatnya. Secara teoretik, penghentian ireversibel didefinisikan sebagai berhentinya seluruh fungsi otak, termasuk batang otak. Dalam konteks tertentu, kematian otak dapat dijadikan referensi hukum untuk melanjutkan peristiwa lain yang terkait secara langsung maupun tidak langsung dengan yang mengalami kematian itu. Berhentinya proses biologis pada manusia yang mengalami kematian, akan mengakibatkan sisa-sisa organisme yang ada di dalam tubuhnya mulai merapuhkan dan menghancurkan fisik yang mengalami kematian itu. Kematian, menyadarkan manusia bahwa peristiwa ini tak kan terhindarkan dari semua organisme yang bernyawa.

Dua orang guru, sahabat, dan sejawat kami telah pergi. Keduanya meninggalkan kisah indah yang melekat di hati, bahkan untuk semua orang yang pernah mengenalnya. Doa kami untuk keduanya, kiranya Allah SWT, Tuhan YMK, menempatkan keduanya di surga-Nya. Semoga, kelak kita dipertemukan kembali di tempat terbaik di sisi Sang Khaliq, dan di tempat terindah; Al Jannah.

Dalam perspektif religi, kematian adalah hak bagi semua makhluk yang diciptakan Tuhan. Kematian akan datang tanpa diundang. Kematian akan hadir tanpa kita mampu menghindar. Kematian akan menjemput tanpa satu makhluk bernyawapun luput. Ketika kematian datang tak satupun yang mampu menghadang. Pesan itu telah dimaktubkan pada surat Al A’raf (34), yang menyatakan bahwa setiap makhluk ciptaan Tuhan, akan mempunyai batas waktu untuk hidup, manakala datang “akhir waktunya”, mereka tidak akan dapat mengundurkannya walau sesaat, juga tidak akan dapat memajukannya, meskipun sesaat pula. Oleh karena kematian adalah sebuah kepastian, maka ada baiknya, memperhatikan ungkapan wise: bring supply when you go and bring charity when you die.

Tulisan ini didedikasikan untuk guru, sahabat, dan sejawat kami Almarhum Prof. Dr. Sutjipto dan Drs. Syafnir Ronisef, M.Pd. Menghadaplah dengan tenang kepada Sang Maha Pengasih dan Penyayang, karena semua kita pun kelak akan “pulang”.

Semoga bermanfaat.

*) Mahasiswa Teladan Nasional 1987

*) Dosen Universitas Negeri Jakarta

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini