FATHERLESS (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

FATHERLESS
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Tulisan berjudul panutan, yang menulis saran agar pejabat pemerintahan bisa menjadi panutan dengan berkaca pada sosok ibu atau guru, mendapat tanggapan sahabat, karena dianggap berpotensi melanggengkan posisi Indonesia sebagai Fatherless Country.

Indonesia tercatat sebagai fatherless country, karena jumlah anak yang mengalami father hunger, sekitar 21 persen, jumlah terbanyak ketiga didunia. Terjadinya kerinduan terhadap ayahnya karena anak tumbuh tanpa kehadiran atau tak merasakan peran sosok ayah dalam hidupnya, baik secara fisik maupun psikis.

Fatherless bukan hanya karena ayah meninggal, bercerai, punya hubungan yang tidak harmonis dengan ibu, tetapi juga menggambarkan kondisi ayah yang tak terlibat dalam pengasuhan anak dan potensial menjadikan anak yang sombong dan suka mengintimidasi, seolah mendominasi padahal untuk menyembunyikan takut, cemas, benci dan rasa tak bahagianya. Pada umumnya berprestasi buruk, nilai ujian rendah, dan jarang hadir di sekolah.

Fatherless diduga terjadi karena proses belajar anak lelaki hanya dibekali oleh tanggung jawab calon pencari nafkah utama bagi istri dan anak anaknya kelak, tanpa pelajaran paripurna dalam menjadi seorang ayah. Itu terjadi pada hampir semua anak disemua daerah di negeri ini secara merata.

Penyebab diatas terasa meragukan karena kondisi masif tidak adanya pembelajaran untuk menjadi ayah yang seharusnya berakibat pada semua anak ternyata hanya terjadi di 21 persen anak. Data itu dapat menyiratkan kecerdasan perempuan Indonesia, yang mampu tampilkan sosok ayah dalam pengasuhan walaupun yang bersangkutan tidak tampil secara nyata.

Kemungkinan kecelakaan dalam rumah tangga masih bisa terjadi sehingga secara sengaja atau tak, ibu tak menampilkan sosok ayah, bisa karena ketidaktahuan tapi mungkin juga karena persaingan diam diam akibat cara, konsep atau tujuan pengasuhan yang berbeda. Itulah prinsip kecelakaan pengasuhan yang sebenarnya.

Akibat kecerdasan ibu, seorang ayah Indonesia bisa mempunyai jeda diam disela saat mencari nafkah, untuk memanfaatkan keheningan alam, menemukan jangkar semesta sebagai panduan untuk sehat, sejahtera serta bahagia keluarga. Dalam keluarganya, misteri ayah menjadi amat hebat pada narasi tafsir luhur ibunda, membuat anak patuh dan merasa sosok ayahanda selalu tampil mengawasi dan siap memberi dukungan pada hidupnya.

Fatherless tidak semata dan hanya diselesaikan dengan memberi pembelajaran calon ayah bagi anak lelaki tapi wajib diikuti dengan kerja besar kemitra sejajaran,terutama di bidang pendidikan dan kesetaraan pembagian tugas domestik. Di baliknya, terselip pesan, bahwa keberhasilan kesetaraan gender, hendaknya tidak membuat ibu lupa kepada kenyataan biologis bahwa anak berada dalam rahimnya dan mewarisi 75 persen dirinya, dibandingkan sosok ayah biologis, yang sosok sebenarnya, cuma ibulah yang tahu.

Banjarmasin
01052025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini