GALAU SAMPAI SENYUM SINGA (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

GALAU SAMPAI SENYUM SINGA
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Galau adalah kondisi sangat kacau balau, tak keruan dan tentunya cenderung disertai oleh perasaan tak bahagia. Galau dapat timbulkan gangguan tidur, dan ganguan tidur bisa dalam bentuk susah tidur diawal waktu tidur saja dan selanjutnya sangat nyenyak, sampai terbangun kesiangan, ataupun berupa selalu terbangun selama episode tidur. Gangguan diawal tidur disebabkan galau dari luar diri kita, sedangkan selalu terbangun oleh galau didirinya sendiri.

Penyebab galau yang bersifat eksternal amat beragam, mulai dari suara musik dangdut dari tetangga sebelah yang sedang mengawinkan anaknya atau mungkin suara motor digeber keras di balapan liar dekat rumah atau sebab lain. Penyebab eksternal yang terjadi secara rutin setiap saat dan berkepanjangan, diyakini akan dapat berubah menjadi bersifat internal, dari dalam dirinya sendiri. Penyebab internal, terdiri dari tiga macam perasaan saja, yaitu perasaan cemas, perasaan sedih ataupun perasaan marah. Kemarahan terjadi karena kecewa, kecemasan karena terancam dan kesedihan karena kehilangan.

Sandingan dua kenyataan diatas, bisa berarti bahwa perasaan yang dipenuhi oleh marah, cemas ataupun sedih, merupakan hambatan untuk berbahagia. Sekaligus bisa berarti bahwa untuk bahagia ketiga perasaan itu wajib dikendalikan. Pengendalian dilakukan dengan mengembangkan ketulusan, syukur dan sabar. Ketulusan membuat tidak takut kehilangan sehingga hilanglah kesedihan, syukur akan meniadakan kecewa sehingga tak akan ada kemarahan dan sabar menangkal rasa terancam sehingga berujung pada tiada rasa cemas. Artinya tulus, bersyukur disertai tetap sabar adalah antidotum galau.

Dengan kata lain, berarti bahagia itu ditandai dengan bisa tidur nyenyak karena tidak ada yang membuatnya kecewa, tak ada ancaman dalam hidupnya serta tak ada perasaan yang akan hilang dari hidupnya. Tentunya dia akan berumur panjang karena aktifnya produksi hormon panjang umur ( endorphin ) sepanjang tidur nyenyaknya. Karena tidak marah, tidak cemas dan tidak sedih maka orang bahagia akan lebih banyak diam disertai senyum tulus. Diamnya, akan menjadi awal baginya, untuk terhindar dari masalah, sedangkan senyum tulusnya, akan membantunya menyelesaikan setiap masalah yang menimpa kehidupannya.

Membaca senyum, membuat teringat pada berbagai macam senyum, termasuk senyum singa. Ada senyum profesional dan ada pula senyuman penuh ketulusan. Ujung akhir dari senyum profesional, paling hebat, berupa kepuasan penerima senyuman. Berbeda dengan senyum tulus, yang berdampak kekangenan bahagia. Senyum tulus, timbul dari kesungguhan dan dilakukan dari hati di nurani yang terdalam sehingga bisa sangat membekas disertai rasa ketagihan, bagi semua orang yang pernah melihat senyuman itu.

Senyum profesional yang dilakukan karena tugas semata. Salah satu bentuknya adalah senyum singa, bak singa tersenyum lebar sampai tampak giginya, tapi tak sebenar benarnya memberi senyumnya. Gigi singa berupa taring, siap memangsa dan tak hendak memberi keramahannya. Bukan bebaik baik tapi hanya mencari keuntungan. Waspadalah terhadap senyum singa.

Senyum profesional sulit dibedakan dengan senyum tulus, keduanya tampak serupa, bak bahagia yang sulit dibedakan dengan opini bahagia, bagi yang melihatnya. Tetapi percayalah, bahwa opini bahagia tidak akan pernah diikuti oleh tidur nyenyak. Tanpa tidur nyenyak wajah akan tampak tua, yang juga berarti bahwa terlalu banyak bersandiwara agar diopinkan bahagia pada ujungnya akan menjelmakan keberadaan para tua bangka yang tersenyum senyum sendiri.

Banjarmasin
15122022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini