HASRAT ABADI DARI KAIRO, MESIR (SERI CATATAN TJIPTO SUMADI)

HASRAT ABADI DARI KAIRO, MESIR

Pelajaran apa yang dapat dipetik dari fenomena ini? pertama perkembangan ilmu dan teknologi ternyata memiliki akar kehidupannya dari masa pra-sejarah hingga menuju beyond the reach of the human mind (jauh di luar jangkauan pemikiran manusia pada zamannya). Kedua, keinginan untuk hidup abadi di dunia boleh jadi menjadi impian hampir semua manusia, kecuali orang yang memiliki keyakinan beragama dengan kaffah dan pasrah, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa dunia adalah sementara (ar Rahman:26: kullu man ‘alaihaa faan; semua yang ada di bumi akan binasa). Perkembangan nanoteknologi antiaging dan eternal adalah alternatif kekecualian yang bersifat relatif. Ketiga, agar manusia tidak terjebak pada hasrat abadi untuk hidup selamanya di dunia, ada baiknya mengembangkan psikologi kesadaran (psychology of consciousness), bahwa tidak ada pesta yang tak pernah usai. Demikian pula kehidupan manusia, tak ada kehidupan yang tidak akan selesai, semua pasti usai. Kehidupan abadi hanya akan terjadi, seperti yang telah dijanjikan oleh Yang Mahakuasa.

Oleh Tjipto Sumadi*

SCNEWS.ID-JAKARTA. Pembaca yang Budiman, Antiaging rupanya telah menghantui pikiran manusia sejak dulu, boleh jadi pemikiran antiaging beriringan dengan usia keberadaan manusia itu sendiri. Salah satu fenomenanya adalah, beberapa waktu yang lalu tersiarnya kabar bahwa seorang pemodal dari Rusia, tengah mencari ke seluruh pelosok dunia orang yang panjang umur. Pesohor nan kaya-raya ini, membentuk tim untuk mewawancarai setiap orang yang berusia di atas 100 tahun. Pertanyaannya sederhaha; apa makanannya, bagaimana kebiasaan hidupnya, dan apa resep panjang umurnya?. Rupanya tim ini sedang merencanakan membuat resep antiaging.

Sementara itu fenomena lain juga terjadi di Kairo, Mesir. Beberapa waktu lalu juga tersiar berita bahwa, Pemerintah Mesir memindahkan mummy 18 raja dan 4 ratu yang disimpan di Museum Nasional Mesir. Museum ini terletak di kota Kairo, lokasinya tidak jauh dari Sungai Nil. Sungai Nil adalah sungai yang terkenal sejak zaman Nabi Musa kecil yang diletakkan pada sebuah wadah terapung, dan atas kehendak Yang Mahakuasa, wadah itu pun masuk ke permandian istana kerajaan kala itu, yang airnya bersumber dari sodetan Sungai Nil. Meskipun ada kebijakan dari kerajaan bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh, namun ternyata Yang Mahakuasa, lebih menentukan lain dan memberi kehidupan kepada Musa bayi. Wadah yang datang melalui aliran Sunga Nil dan berisi bayi Nabi Musa itu, tetap aman terpelihara hingga Musa dewasa di dalam istana kerajaan.

Di depan Museum Nasional (mummy) di Kairo, Mesir (Dok. Pribadi)

Sementara di belahan dunia lain, seorang gadis Thailand berusia dua tahun menjadi orang termuda di dunia yang dibekukan tubuhnya melalui program Cryonics ReservationCryonics adalah teknologi terkini dalam dunia sains kedokteran yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dengan cara mendinginkan tubuh orang yang “mati” (pada -124  ͦC) menggunakan nitrogen cair. Melalui proses Cryonics ini pembusukan fisik akan terhenti, dengan harapan bahwa prosedur ilmiah di masa depan, suatu hari nanti akan dapat menghidupkan kembali orang-orang ini dan mengembalikan mereka ke kesehatan yang baik. Sudah lebih dari 300 orang di dunia yang mengikuti program ini, sebut saja antara lain; Dr. James Bredford (Profesor psikologi University of California), Dick Clair Jones (Produser, aktor, dan penulis), atau Thomas K. Donaldson (seorang pakar matematika) (sumber: Hellosehat.com, 2021). Mereka semua percaya bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menghidupkan mereka kembali dari kematian. Bahkan melalui teknologi ini pula akan diwujudkan impian manusia untuk menunda ketuaan.

Alat Penyimpanan mummy dari perunggu di Museum Nasional di Kairo, Mesir (foto Google)

Tulisan ini tidak dimaksudkan membahas tentang kenabian Musa, juga tidak membahas lebih jauh tentang antiaging atau Cryonics. Tulisan ini akan berkisah tentang hasrat anak manusia yang ingin hidup selamanya dan berkuasa tanpa batas. Guna melihat hasrat anak manusia itu, tercermin pada kehidupan masa lampau, yang jejaknya terlihat jelas di Museum Nasional Kairo. Jasad mummy yang tersimpan di museum ini, “mengilustrasikan” bahwa pemilik jasad berhasrat hidup abadi di dunia dalam bentuk mummy. Sementara dalam perkembangan nanoteknologi Cryonics Reservation, yang juga berhasrat sama, manusia tidak lagi dibekukan seperti mummy, tetapi melalui “pembekuan” teknologi pendinginan pada -124  ͦC (minus 124 derajat Celcius).

Pembaca yang Budiman

Pelajaran apa yang dapat dipetik dari fenomena ini? pertama perkembangan ilmu dan teknologi ternyata memiliki akar kehidupannya dari masa pra-sejarah hingga menuju beyond the reach of the human mind (jauh di luar jangkauan pemikiran manusia pada zamannya). Kedua, keinginan untuk hidup abadi di dunia boleh jadi menjadi impian hampir semua manusia, kecuali orang yang memiliki keyakinan beragama dengan kaffah dan pasrah, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa dunia adalah sementara (ar Rahman:26: kullu man ‘alaihaa faan; semua yang ada di bumi akan binasa). Perkembangan nanoteknologi antiaging dan eternal adalah alternatif kekecualian yang bersifat relatif. Ketiga, agar manusia tidak terjebak pada hasrat abadi untuk hidup selamanya di dunia, ada baiknya mengembangkan psikologi kesadaran (psychology of consciousness), bahwa tidak ada pesta yang tak pernah usai. Demikian pula kehidupan manusia, tak ada kehidupan yang tidak akan selesai, semua pasti usai. Kehidupan abadi hanya akan terjadi, seperti yang telah dijanjikan oleh Yang Mahakuasa.

Semoga Bermanfaat.

Salam Wisdom Indonesia.

*)Mahasiswa Teladan Nasional 1987

   Dosen Universitas Negeri Jakarta

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini