IKN ANTARA HARAPAN DAN TANTANGAN (SERI TULISAN DR MUHAMAD ISA)

IKN antara Harapan dan Tantangan.
Oleh : dr. Mohamad Isa.

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Setiap anak bangsa selalu punya mimpi untuk dapat berkunjung ke ibukota negaranya, seperti hal nya seorang anak yang selalu merindukan ibunya. Alhamdulillah, saat ini kami bisa mengunjungi ibukota negara Indonesia yang sudah di buat Undang- undang nya oleh DPR dan disyahkan Presiden dengan sebutan Ibu Kota Nusantara (IKN) bersama-sama alumni FK Unair angkatan 79 yang disingkat PISO (Pitu Songo /Tujuh Sembilan). Acara ini sebagai rangkaian dengan Reuni 45 tahun pendidikan kami. Yang dilanjutkan tour ke Derawan dan Maratua, 22-25 Agustus 2024.

Untuk menuju ke pusat pemerintahan IKN, kami lalui melalui jalur Balikpapan- masuk Tol Balikpapan-Samarinda keluar dipintu keluar menuju Samboja/ Sapuku dengan jarak 100 km dengan waktu tempuh 2,5 jam. Balik ke Balikpapan dengan jalur IKN-Jembatan Pulau Balang jarak dengan waktu tempuh 2 jam. Jalan cukup bagus dengan struktur jalan cor beton aspal.

Pemindahan ibukota negara dilakukan tentu punya alasan yang logis dan tanggung jawab. Logis artinya punya alasan yang masuk akal untuk dilaksanakan dan tanggung jawab, karena akan berimbas pada pendanaan, sosial,politik. Logis dan tanggung jawab, dua hal yang harus dipunyai setiap pengambil keputusan.

Bagi Orang Kalimantan Timur/Kalimantan dan Warga Negara Indonesia, pemindahan ini menjadi :
Harapan, karena akan menjadikan Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur menjadi sentra dari kegiatan politik, ekonomi, sosial.
Dampak ini akan dirasakan sekarang atau waktu-waktu yang akan datang. Pembangunan infra struktur yang baik dan berkesinambungan.
Ekonomi diharap berkembang secara merata.

Namun juga ada :
Tantangan, berupa dampak sosial yang harus dipersiapan yaitu hubungan antara warga lokal dengan para pendatang/investor.
Hak-hak sipil warga lokal/warga Kalimantan yang mempunyai histori sebagai “tanah leluhurnya” harus diperhatikan. Agar mereka bisa jadi “pemain, bukan penonton” di negeri sendiri. Diperlukan “Hak Privilege/Istimewa” untuk warga lokal/Kalimantan.
Apabila tidak diperhatikan maka bisa jadi seperi Australia, penduduk asli Aborigin yang terpinggirkan, juga suku Indian di Amerika.
Pemindahan dan pembangunan ibukota memerlukan dana, pikiran, tenaga yang besar. Kita tidak ingin jadi pembangunan yang “Tersohor tapi Tekor”, harus ada nilai tambah secara ekonomi untuk rakyat, daerah dan negara.
Kalau tidak di kelola dengan baik, bisa jadi bangunan-bangunan tersebut jadi monumen yang tidak produktif.

Sebagai penutup tulisan ini diperlukan “Goodwill /niat baik” dari para pemimpin, politikus, para pengambil keputusan dan masyarakat. Niat baik sebagai modal untuk memajukan bangsanya. Kepentingan negara/bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Presiden John Fitzgerald Kennedy pernah menyampaikan:
“Jangan tanya pada negaramu, apa yang diberikan kepadamu.Tapi tanyalah pada dirimu, apa yang sudah kamu berikan kepada negaramu”.

IKN-Derawan, 24 Agustus 2024.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini