JATUH
Oleh : Syaifudin
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! dalam suatu pertandingan olah raga, seperti cabang Tinju, terdapat tontonan yang sadar atau tidak sadar telah membawa kita pada suatu kondisi perasaan yang senang saat menyaksikan jagoan kita dapat mengalahkan lawan, terlebih pada pertandingan tinju, kita justeru kegirangan melihat lawan jagoan kita jatuh dan bersimbah darah dimukanya akibat pukulan telak yang dilakukan oleh jagoan kita. Reaksi sorak ceriapun menghantarkan si yang jatuh mengalami kekalahan, sementara jagoan kita yang menang melakukan selebrasi atas kemenangan tersebut.
Senang melihat orang jatuh ini sering kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita, seperti ada sebuah kendaraan dengan kecepatan tinggi menyalip kita dan membuat kita terkejut dan bahkan terpancing emosi, kemudian ternyata setelah berkendara beberapa lama kita melihat ada kecelakaan mobil terbailk, dan ternyata mobil yang terbalik itu adalah Mobil yang menyalip kita tadi. Reaksi kita umumnya berkata “kejadian”, “hapus” atau mengumpatnya sebagai reaksi rasa kegembiraan lantaran ia mengalami kecelakaan dan terpuaskan atas rasa jengkel dari perilaku pengendara mobil itu.
Begitu juga saat kita menonton berita adanya operasi tangkap tangan oleh Aparat Penegak Hukum terhadap Pejabat, kita kemudian berekasi bahwa pantas aja ia menerimanaya, karena gaya hidupnyalah, hartanyalah, perilakunyalah dan seterusnya yang ujung-ujungnya menggambarkan kita senang aja melihat ia tertangkap oleh Aparat penegak Hukum tersebut.
Kondisi senang melihat orang jatuh ini akan bertambah tambah kalau orang yang mengalami kejatuhan itu adalah orang yang tidak kita sukai, atau bahkan musuh kita, atau orang yang pernah mengecewakan kita, maka reaksi kita terkadang malah merasa “bersyukur” atas kejadian keburukan atau kesialan yang menimpa orang tersebut, bahkan tidak jarang ada yang merayakan atas kejatuhan orang tersebut.
Ada lagi kondisi yang “aneh” dalam kehidupan sosial kita, yaitu saat perhelatan politik dan telah menempatkan kita sebagai “cadangan”, maka terkadang kita malah berharap agar orang yang urutannya ada di atas kita itu jatuh (“celaka”), sehingga dengan celakanya dia, maka kita akan dipilih untuk menggantikan posisinya. Hal yang sama persis layaknya seorang anak mengharapkan orang tuanya meninggal karena berharap warisannya.
Sahabat ! ada banyak contoh kalau disebutkan lagi berbagai hal yang saat melihat orang jatuh, kita malah bergembira. Mengapa hal ini bisa terjadi ? dan sikap atau reaksi apa yang seharusnya kita lakukan ?
Senang melihat orang susah adalah gambaran diri yang beorientasi ke luar, artinya dalam suatu peristewa terjadi, ia melihat sisi orang lain atas terjadinya kejadian itu yang kemudian memadankannya sebagai suatu yang pantas ia terima, sehingga kita menganggap wajar ia menerimanya atau bahkan sudah seharusnya ia menerimanya. Pribadi yang seperti ini biasanya dikuti oleh sifat “tidak mau disalahkan” dalam setiap kejadian atau juga pribadi yang “selalu mencari alasan” kalau telah melakukan kesalahan. Orang yang seperti ini susah mendapatkan “kedamaian dan kebahagiaan” dalam hidupnya, karena kedamaian dan kebahagiaannya selalu digantungkan dengan sesuatu yang berada di luar dirinya.
Dalam pandangan “ihyaul hikmah” saat melihat kesusahan orang lain, maka yang dilihatnya adalah kedalam dirinya, ia bersyukur bukan menyukuri kemalangan orang lain, akan tetapi bersyukur telah dihindarkan dari kejadian yang serupa oleh Yang Maha Kuasa, ia bersykur tidak dalam posisi yang sama seperti orang itu, dan berempati jangan jangan akan tertimpa hal yang sama kalau ia dalam posisi orang tersebut.
Selanjutnya atas kemalangan orang lain itu ia mendoakan agar Yang Kuasa memberikan kekuatan kepadaNya dan kalau jalan yang ditempuhnya selama ini telah salah, semoga ia diberi Pengampunan dan rahmat dariNya agar kembali ke jalan yang diridhoiNya.
Sahabat ! mari kita sama sama belajar untuk melihat ke dalam diri kita atas kemalangan orang lain, bersyukur kita tidak terjatuh pada hal yang sama dan mendoakan agar yang terjatuh bisa mengambil hikmah kehidupan atas kemalangannya itu.
Salam secangkir kopi seribusatu inspirasi.