KAPASITAS KEGEMBIRAAN
Oleh : Syaifudin
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat ! beberapa waktu yang lewat tanggal 17 sampai dengan 26 Agustus 2023, kami mengadakan perjalanan ke Australia dengan Group Mars Creative, tepatnya ke kota Sydney dan Canbera dengan tujuan berwisata sambil melihat potensi yang dapat diambil pelajaran untuk mengembangkan dunia wisata Banua Kalimantan Selatan. Ada banyak inspirasi yang kami dapat selama perjalanan, karena saat mata kami tertuju pada suatu objek, maka saat itu pula fikiran dan renungan berjalan, persis seperti gambaran menaiki sebuah kereta terbuka dan kemudian menyaksikan berbagai hal dan peristewa saat kereta itu berjalan seperti layaknya sebuah pertunjukan.
Tulisan kali ini adalah awal yang menyadarkan bahwa pada setiap perjalanan waktu dan tempat menjadi rangkaian yang saling terkait dan terususun dengan pola-pola yang berbeda namun pada dasarnya mempunyai kesamaan “hakikat” pada saat kita menyaksikan dan merenungkan peristewa yang kita lihat, dengar dan alami tersebut.
Pagi itu di hari pertama di Kota Sydney sekitar jam 07.00 Waktu setempat (Waktu Sydney 2 jam lebih cepat dari waktu Indonesia Bagian Tengah), saya melihat kondisi kondisi disekitar hotel tempat kami menginap Holiday Inn Darling Harbour yang terletak di Pusat Kota Sydney, tepat diseberang jalan berdatangan Mobil-Mobil mewah dan kemudian berjejer parkir di pinggir jalan. Mobil mewah sport ini harganya kisaran puluhan milyar rupiah dan yang menarik saya tentu tidak semata kepada bentuk sporty Mobil dengan sistemnya yang canggih, akan tetapi perilaku orang-orang yang berada dalam Mobil tersebut.
Dari gaya dan gestur para pemilik Mobil tersebut yang umumnya adalah anak muda, maka saya memastikan bahwa mereka adalah kelompok (club) pencinta Mobil merek mewah ini, sehingga seperti perilaku umumnya club Mobil di akhir pekan mereka berkumpul bertemu dan kemudian melakuka perjalanan konvoi bersama. Mata saya tertuju pada saat mereka membuka pintu mobil untuk keluar dan saat kemudian mereka memasuki mobil itu lagi, saya memperhatikan raut muka mereka tersenyum gembira saat melihat pintu mobil terbuka ke arah atas dan kemudian menuntupnya kembali. Saya kasih garis bawah pada “raut muka yang gembira” saat mereka keluar dan masuk dari Mobil mewah tersebut.
Gejala raut muka yang gembira itu tentunya secara umum bisa dimaknai ada semacam kebanggaan terhadap apa yang dimiliki dan dilakukannya tersebut, walalupun apa makna sesungguhnya hanya pribadi orang itulah yang mengetahuinya.
Imajinasi kemudian kembali teringat saat hidup di Kampung, pada pagi hari membuka kandang ayam dan bebek di bawah rumah yang menjadi peliharaan kami, maka saat membuka kandang itu ayam dan bebek itu saya begitu bergembiranya dengan memiliki dan memelihara ternak ini. Gejala kegembiraan ini saat mengelus dan membawa peliharaan ternak Kambing juga saya saksikan pada saat saya tinggal di Pegunungan yang keluarganya memelihara Kambing.
Begitupula saat kami tinggal di Surabaya saat menempuh pendidikan lanjutan, di pagi hari saya menyaksikan adanya kebiasaan masyarakat di lingkungan saya tinggal memelihara burung, saat pagi pagi yang menjadi aktivitas pertama kaum bapanya adalah membersihkan sangkar, memandikan dan memakani burung tersebut, sambil bersiul siul gembira. Mereka merasakan kegembiraan saat merawat burung dan senyum siul yang saya saksikan benar benar keluar dari gestur dan mimik muka mereka.
Cerita kegembiraan pada melakukan aktivitas ini bisa semakin panjang, kalau kita butiri pada setiap peristewa dan individu yang pernah berinteraksi dengan barang, hewan, atau objek lain yang diperlakukannya, oleh karena itu saya berkesimpulan “KEGEMBIRAAN ADA PADA SETIAP TINGKATAN DAN KAPASITAS KITA”.
Membangun kegembiraan pada setiap kapasitas individu adalah suatu kesadaran proporsional untuk menikmati hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan kita, sehingga saat kita menyadari dimana dan dalam posisi apa kita membangun kegembiraan itu, maka itulah bagian atau porsi gembira kita.
Permasalahan bagi pribadi yang kurang bisa membangun kegembiraan pada kapasitasnya adalah memikirkan kegembiraan pada syarat-syarat tertentu yang bukan dalam kapasitas kondisi objektif hidup kita, melainkan membayangkan kegembiraan yang berada pada kapasitas orang dengan level tertentu, sedangkan level kita adalah berbeda dengan level orang tersebut.
Sesederhana itu sebenarnya untuk gembira dan bahkan bahagia, nikmati hidup sesuai kapasitas kita, sadarlah kita bisa gembira dan bahagia itu dengan kesadaran dimana posisi level kita untuk gembira dan bahagia tersebut. “Senyum pemilik mobil mewah di Sydney bernilai sama dengan senyum pemilik ayam di kampung saya”.
Salam secangkir kopi seribusatu inspirasi.