KASIH DAN ADIL (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

KASIH DAN ADIL
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Jika dilihat dari banyaknya keyakinan cendekia bahwa bandul pemikiran bergerak antara logis dan omong kosong bukan antara benar ataupun salah, maka menghukum staf yang ketahuan menggunakan narkoba adalah tindakan yang didasari oleh pemikiran yang logis.

Keyakinan pada masuk akalnya tindakan itu, semakin menguat jika ditelusuri dengan lebih seksama dan amat terinci, karena ternyata tak satupun type logical fallacies ( kedunguan ) yang bisa dikenakan pada latar pemikiran yang menjadi dasar dari tindakan itu.

Semuanya masuk akal seperti layaknya bunda, yang memukul pantat putranya yang salah, dengan ucapan semoga anandanya beruntung, bertuah dan beriman karena kesalahannya itu. Sebuah pertunjukkan kasih sayang telah nyata terjadi dan tak bisa dipungkiri.

Begitulah kasih sayang tersebut menimbulkan nepotisme, karena manusia akan selalu lebih menyayangi keluarganya, sahabatnya, orang terdekatnya dibandingkan dengan yang lain. Mulai dari rasa kasih, maka timbullah nepotisme karena kasih sayang tersebut tidak bersanding dengan keadilan.

Pada konsep berpikir seperti inilah tindakan logis tersebut menjadi salah, karena kasih tidak berjalan bersama adil. Kasih tanpa adil akan menimbulkan kemanjaan sedang adil tanpa kasih akan berujung kezaliman. Keduanya merupakan awal dari ujung kehancuran.

Bahwa nepotisme adalah insting penyelamat sehingga anti nepotisme harus ditolak karena bertentangan dengan konsep penyelamatan itu tetapi nepotisme yang bersumber kan kasih itu wajib dikendalikan dengan keadilan. Kasih dan adil ibarat dua sisi mata uang yang tidak boleh terpisahkan.

Pesan yang disampaikan adakah jika anakmu bernilai 8 dan merupakan nilai tertinggi pada seleksi maka anakmu wajib diterima sekaligus tidak boleh ditolak hanya karena dia anakmu ( jangan anti nepotisme ) tetapi jika diantara peserta, ada yang bernilai 9 maka peserta itulah yang wajib diterima, bukan anakmu ( jangan nepotisme )

Hikmah yang didapat dari tontonan kasih dan tolakan untuk anti nepotisme diatas adalah bahwa tindakan terbaik yang selayaknya dipertontonkan secara terbuka hendaknya berdasarkan cara berpikir yang benar disertai dengan cara berlogika yang masuk akal.

Mempertontonkan yang tidak seperti itu, seperti bertindak kasih tanpa keadilan potensial ditiru dan berujung kehancuran bersama, hancurnya peradaban, digantikan kebiadaban. Akhirnya, tak ada kata terlambat untuk bertindak benar dan masuk akal.

Banjarmasin
01062025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini