KEADILAN (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

KEADILAN

“…keadilan adalah sebuah konsep yang ditanamkan dalam benak setiap manusia, sejak kelahirannya, secara turun temurun, sehingga dapat dikatakan bahwa keadilan melekat dalam kehidupan serta merupakan salah satu aspek kebudayaan…”

Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Keadilan adalah memberi hak kepada yang berhak, tanpa membedakan suku, derajat, keturunan, harta, pendidikan, agama maupun pengolongan lainnya. Semua orang diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat martabat masing masing. Berangkat dari pengertian itu, karena keunikan setiap manusia maka secara potensial, setiap manusia akan diperlakukan secara unik dan berbeda dan dengan begitu, diduga akan selalu terjadi kekecewaan pada keadilan. Kekecewaan karena keadilan juga mengandung pengertian setara atau sama dan tidak unik dan berbeda.

Keadilan, mempunyai kata dasar “ adil “ yang berasal dari kosa kata arab serta diyakini oleh seorang ahli agama islam didalam salah satu ceramahnya, tidak ditemukan didalam semua bahasa daerah yang ada di nusantara ini. Adil mengandung pengertian sebagai berikut :

1. Tidak berat sebelah atau tidak memihak ke salah satu pihak.
2. Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak dan kewajibannya.
3. Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan kaidah yang telah ditetapkan.
4. Tidak sewenang-wenang, kejam dan maksiat atau berbuat dosa.
5. Kebalikkan dari fasiq (orang yang tidak mengerjakan perintah).

Banyak ahli yang mencoba memberikan pendapat tentang keadilan, berdasarkan sudut pandangnya dan tentunya akan saling berbeda, walaupun tetap pada dasar prinsip yang sama. Dari berbagai perbedaan arti keadilan tersebut, dengan memberanikan diri, disimpulkan bahwa keadilan adalah sebuah konsep yang ditanamkan dalam benak setiap manusia, sejak kelahirannya, secara turun temurun, sehingga dapat dikatakan bahwa keadilan melekat dalam kehidupan serta merupakan salah satu aspek kebudayaan. Itulah yang membuat keadilan mempunyai pengertian serta rasa beragam, yang hanya bisa diterapkan dilingkungan kelahirannya dan tidak layak untuk diperbandingkan. Keadilan perlakuan terhadap perempuan di sebuah lingkungan, merupakan perlakuan sangat adil menurut lingkungannya, tetapi bisa dipandang tidak adil oleh lingkungan lainnya.

Beranjak dari dugaan konseptual tersebut, maka agama dapat berperan penting dalam menanamkan prinsip keadilan dalam sanubari manusia. Nurani keadilan setiap insan, akan diwarnai oleh pengertian adil didalam agama masing masing. Sehingga untuk memenuhi rasa keadilan manusia, pengertian adil semua agama harus dipelajari, dipahami, selanjutnya diterapkan dalam sebuah kesepakatan rasa tentang keadilan. Sebuah kerja yang sangat teramat sulit mengingat pemahaman agama, sangat beragam, bukan saja diantara pemeluk agama yang berbeda, tetapi juga diantara pemeluk agama yang sama

Dalam kondisi tersebut, keadilan tidak akan pernah disepakati dan dengan demikian, tidak akan pernah mewujud di dunia, bahkan bagi sesama pemeluk satu agama yang sama. Hal tersebut terjadi karena umat yang beragama sama, tidak jarang mempunyai pandangan beragam. Kondisi seperti itu, membuat dugaan bahwa, tidak akan pernah temukan keadilan, sebelum manusia bertemu dengan Tuhannya. Keadilan akherat, hanya akan ditemukan di surganya Tuhan, melalui rahmatnya, kepada manusia beragama dengan spiritualitas yang harmonis. Keadilan didapat bukan hanya karena menjadi pemeluk agama tetapi harus dilengkapi dengan melaksanakan perintah kasih sayangnya pada semua insan. Keadilan bukan hanya untuk satu agama tetapi untuk semua manusia, bahkan untuk semua ciptaan Tuhan.

Tanpa keadilan, selalu tampak kesenjangan dan kesenjangan sangat melukai perasaan bagi yang merasa kalah ataupun dikalahkan. Kesenjangan melukai manusia, menimbulkan sakit, dendam, kenginan membalas dan pada akhirnya menciptakan perang. Perang adalah penghancur peradaban. Perang sebuah masa yang merampas semua bahagia penghuni alam semesta. Semua insan menjadi cemas karena perang, mereka tak lagi bisa berbagi suka, bernyanyi serta menari menikmati dunia.
Dalam perang, duka derita, setiap saat datang mengintai jiwa serta raga. Perang cendrung menyembunyikan bahagia dari kehidupan manusia. Dan itu berarti, tidak ada sorga pada kondisi perang. Dimanapun, didaerah yang sedang perang, tak mungkin ditemukan sorga dan bahagia, berarti tidak ada kesepakatan tentang keadilan dan berarti konsep agama telah dilaksanakan dengan cara yang salah. Meniru pelaksanaan konsep yang terbukti salah adalah kebodohan.

Tanpa keadilan akan tercipta kesenjangan, dalam kesenjangan akan timbul perang dan karena perang akan terjadi kekalahan, adalah sebuah lingkaran setan yang hanya terputus dengan persatuan. Orang yang bersatu, tidak akan merasa senjang, takkan ciptakan perang dan tidak akan pernah kalah. Bersatu adalah saling mengerti, saling memahami dalam pedulinya harmoni. Dalam persatuan, segala macam keinginan, selalu berjalan bersama kecerdasan disertai dengan kearifan. Kalau sudah begitu maka setiap orang yang bersatu akan bisa berbagi, saling peduli dan bersikap adil pada sesamanya. Artinya dimanapun, daerah yang penduduknya bersatu, toleransi terjaga dalam harmoni, maka disanalah ditemukan sorga maupun bahagia. Didaerah seperti itulah kesepakatan tentang keadilan bisa tercipta dan berarti konsep agama telah dilaksanakan secara baik dan benar.

Daerah itu, ada di nusantara tercinta, disertai oleh keindahan untaian sila dari Panca Sila. Daerah itu adalah NKRI dengan pelukan mesra Bhinekka Tunggal Ika. Daerah potensial itu, adalah Indonesia dan bukan negara yang lain, sehingga selayaknya proses penegakan keadilan dilakukan di Indonesia dengan tetap berpegang pada kesepakatan Panca Sila.

Banjarmasin
28082022

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini