KENDALI PATUNG KUDA (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

KENDALI PATUNG KUDA
Oleh : IBG Dharma Putra

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Patung Kuda disalah satu sudut kota jakarta, bercerita tentang sebuah adegan dalam epos Mahabharata, Arjuna membawa busur dengan Kresna yang menjadi sais, berdua di kereta perang berkepala garuda, yang ditarik oleh delapan ekor kuda, simbol delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, langit, samudera, angin, api, bulan, dan bintang, yang lazimnya disebut Kepemimpinan Asta Brata.

Asta brata pada mulanya adalah nasihat Rama kepada Wibisana, saat dilantik menjadi raja di Alengkapura, mengantikan Dasamuka Rahwana yang meninggal dan kalah berperang, melawan pasukan Kera Kiskenda. Nasihat serupa diberi oleh Krena kepada Arjuna disaat Arjuna galau dan ragu meniup terompetnya sebagai tanda dimukainya Bharatayudha.

Asta brata merupakan delapan karakter luhur seorang pemimpin, di Indonesia kondisi ideal kepemimpinan dinasihatkan dalam lagu, yang ditemukan dalam Nitisastra. Kitab Satra yang tak jelas pengarangnya tetapi sebagian orang percaya, merupakan buah karya Sultan Agung.

Asta brata akan sangat wajar menjadi harapan masyarakat bagi ciri pemimpinnya jika disertai kesadaran bahwa pemimpin juga manusia yang mempunyai kehebatan kondisional dilengkapi salah khilaf takdiriahnya.

Dengan begitu, harus disadari bahwa kondisi sangat ideal hanyalah sebuah asimtot karena hanya upaya keras yang ada dalam kendali manusia sedang selanjutnya yang berupa hasil wajib disadari sebagai keputusan yang kuasa.

Presiden SBY, pernah mengungkapkan syarat pemerintahan agar dapat berjalan optimal yaitu sistimatik, gradual, terkontrol. Bermakna taat pada sistem dapat berarti memberi kesempatan kepada pemimpin terpilih sesuai ketentuan yang telah disepakati bersama adalah kewajiban bagi setiap warga negara. Dengan begitu, hirarki dan komando dapat segera berjalan sehingga gerak pembangunan berjalan menuju tujuannya.

Berjalannya sistem secara hirarkis, memerlukan kontrol, mengharuskan keberadaan pengendali. Hal itu berarti, adanya pimpinan merupakan keharusan, bahkan pemimpin terburuk sebagai pengendali, lebih baik dibanding tiada kendali. Jika tanpa kendali maka seluruh taranan hidup akan rusak dan kehancuran akan mewarnai dan menjadi aroma kehidupan keseharian.

Kendali Patung Kuda memberikan isarat untuk menghentikan perdebatan tak produktif pro dan kontra, untuk segera bersatu di kebersamaan tujuan bernegara, mendukung pemerintah yang dipimpin presiden terpilih dalam meraih sukses. Dukungan positif berupa apresiasi kritis adalah keharusan wajib karena bukan kehancuran yang kita mau,

Banjarmasin
22072024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini