KESUSUBAN SPRITUAL
“Ada banyak orang yang “dibutakan” dan “ditulikan” oleh Yang Maha Kuasa sehingga ia tidak mampu melihat dan mendengarkan jeritan adanya kesusuban atau noda pada rohaninya”.
(Syaifudin)
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sahabat secangkir kopi seribu inspirasi, saya ingin menuntaskan bertutur mengenai “kesusuban” ini, karena di tulisan terdahulu saya sudah menuturkan kesusuban fisik dan kesusuban fikiran, sebagai suatu istilah bagaimana “rasanya” kemasukan benda atau serpihan kayu dalam sela kulit/kuku kita dan munculnya fikiran negatif pada saat melihat suatu gejala atau penomena kehidupan. Baik itu serpihan kayu ataupun fikiran negatif harus kita keluarkan dari tubuh dan fikiran kita agar kita terhindar dari rasa sakit dan atau keruhnya fikiran.
Sahabat ! kesusuban sebagai suatu istilah “kemasukan benda” asing tersebut dapat dipadankan pula dengan kondisi kehidupan spritual asalkan kita melihat sisi manusia itu dipengaruhi kebaikan hidupnya oleh tiga hal, yaitu sisi fisik, fikiran dan spritual, yang dalam kajian holitik tentu tidak bisa kita pisah-pisahkan karena juga terdapat saling keterkaitan dan saling mempengaruhi.
Pada sisi spritual masuknya benda asing itu bukanlah berujud benda atau fikiran negatif, tapi dalam bentuk “rasa” yang diperoleh dari adanya perbuatan yang salah atau yang kita sebut perbuatan “dosa”, sehingga dimensi spritual berupa rohani kita ini layaknya lembaran kertas putih yang bersih, maka adanya perbuatan dosa yang membuat noda atau titik hitam pada lembaran putih itu. Sebagaimana suatu goresan dan titik noda tersebut bisa kecil bisa pula besar, tergantung jenis perbuatan dosa yang kita lakukan, dan disadari atau tidak semuanya telah terukir pada lembaran kertas rohani kita.
Sahabat ! berapa banyak noda yang ada pada rohani kita itu, maka sesunggunya kita sendirilah yang tahu dan tentu juga Yang Maha Kuasa yang paling tahu akan hal tersebut, namun demikian sedikit banyaknya juga menjadi relatif pada kesadaran anugerah “hidayah” dari Yang Maha Kuasa itu sendiri kepada kita. Karena betapa banyak orang yang “dibutakan” dan “ditulikan” oleh Yang Maha Kuasa sehingga ia tidak mampu melihat dan mendengarkan jeritan adanya noda pada rohaninya tersebut, tapi dilain sisi ada banyak diantara kita yang langsung merasakan dan menyadari adanya jeritan rohani kita akibat akan adanya noda itu.
Sahabat ! disinilah letak uniknya kesusuban spritual ini, karena untuk bisa merasakan adanya “sakitnya” tersebut adalah ADANYA anugerah hidayah dari Yang Maha Kuasa, sehingga kita sering membaca dan mendengar doa “YA ALLAH TUNJUKKANLAH KEPADA KAMI YANG BENAR ITU BENAR DAN BERILAH KEPADA KAMI KEKUATAN UNTUK MELAKSANAKANNYA, DAN TUNJUKAN PULA KEPADA KAMI YANG SALAH ITU SALAH DAN BERIKAN KEPADA KAMI KEKUATAN UNTUK DAPAT MENGHINDARINYA”.
Sahabat ! dalam kehidupan kita bertutur ada beberapa cara Yang Maha Kuasa mengingatkan atau menegur kita akan adanya noda hitam tersebut, seperti dinasihati oleh sahabat, ustad dan tuan guru, melihat pengalaman orang lain, membaca ayat-ayat dalam alam semesta, membaca kitab atau buku, atau bahkan kita dibuat oleh Yang maha Kuasa ditimpa musibah, dari ringan sampai kepada yang sangat berat, yang semuanya sesungguhnya adalah Peringatan atau teguran kepada kita agar menghentikan perbuatan dosa yang membuat rohani kita kotor.
Sahabat ! kabar baiknya kesusuban spritual ini bisa dengan mudah kita keluarkan dari tubuh spritual kita, yaitu dengan jalan BERTOBAT DAN TIDAK MENGULANGANINYA LAGI. Dengan melakukan pertobatan yang seperti inilah maka noda itu hitam itu akas terhapus dan menjadi bersih lagi, sehingga kita merasakan ketenangan dalam menjalani kehidupan. Salah satu bukti noda hitam itu telah terangkat adalah semakin dekatnya diri kita dengan Yang Maha Kuasa, hidup tidak terasa hampa tapi malah terasa bermakna, berbuat baik dan beribadah menemukan keikhlasannya.
Sahabat ! tidak ada diantara kita semua ini yang tidak memiliki kesusuban spritual ini, karena perjalanan hidup kita telah mengukir noda-noda hitam pada rohani kita tersebut, namun bagi kita yang mampu menyadari dan menghapusnya dalam pertobatan itulah angerah terbesar dalam kehidupan kita, semoga kita selalu dibimbingNya dalam menjalani sisa anugerah kehidupan yang telah diberikanNya ini, sehingga saat kita meninggalkan kehidupan dunia, rohani kita dalam keadan bersih amin….
Salam secangkir kopi seribu inspirasi.