KINERJA PEKERJA
Oleh : IBG Dharma Putra
SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Ada tiga aspek yang selayaknya dilihat untuk memilih pekerja yaitu, karakter, kompetensi dan literasinya. Dari ketiganya karakter yang paling sering dinilai dikombinasikan dengan kinerja. Sebuah penilaian yang menempatkan pekerja dalam kuadran meliputi empat model pekerja yaitu, berkarakter dan kinerja baik, berkarakter baik dan kinerja buruk, berkarakter buruk dan kinerja baik, berkarakter buruk dan kinerja buruk.
Model pekerja yang didapat dari penilaian itu, dipakai sebagai acuan pembuatan keputusan terhadap pengembangan si pekerja sekaligus pengembangan institusi tempat kerjanya. Ada yang potensial dipromosikan, yang wajib diberi pelatihan, pekerja toksik yang layak dihentikan, dengan tak memperpanjang kontraknya serta pekerja yang wajib diberhentikan segera.
Model pekerja yang didapat dari penilaian itu, secara tidak langsung juga memberi gambaran adanya pekerja berkinerja baik dengan karakter buruk, yang pada hakekatnya adalah pekerja toksik, hanya bekerja didepan atasannya dan tak bekerja bersama, untuk bekerja sama dalam kemajuan institusinya.
Disamping itu, model penilaian ini, memberikan gambaran adanya dua type pekerja berkinerja buruk, yaitu type satu dan type dua. Type satu semata berkinerja buruk sedang type dua, yang membiarkan ada pekerja berkinerja buruk. Pembiaran adanya pekerja berkinerja buruk, biasanya dilakukan oleh atasan berakibat pada adanya pekerja berkarakter buruk dan kinerja buruk.
Dari pengalaman akan bisa didapatkan bahwa pekerja toksik dan pekerja yang melakukan pembiaran biasanya merupakan penjilat yang dalam jangka lama, potensial menghancurkan institusi. Sehingga pekerja model begini, wajib diwaspadai, walaupun dikeseharian mereka terlihat jinak, nurut, beralasan hanya pelaksana, dan tentunya tak akan ikut bertanggung jawab.
Kewaspadaan dalam jangka panjang dilakukan melalui mekanisme talent pool, mengenali orang bertalenta, berkinerja istimewa, dapat dijadikan panutan berperilaku sesuai nilai institusi. Dari pengalaman pekerja ini adalah pekerja yang mau disuruh suruh, bisa memberi jakan keluar yang lebih mudah, lebih cepat, lebih murah dan bisa mengajak temannya menyelesaikan kerja. Mereka pekerja kritis tetapi etis.
Dalam jangka pendek, diperlukan pemilihan dan promosi pekerja berdasarkan kriteria merit dan karir objektif dan tidak melulu karena kedekatan semata. Artinya jangan memilih hanya berdasar kroni dan koncoisme, tetapi dengan menimbang latar keilmuan, prestasi dan pengalaman kerja. Kriteria yang objektif niscaya akan menghindari pilihan pada para penjilat dzolim dipenuhi licik.
Kalau mau maju bersama, secara adil mencapai kesejahteraan, maka yang dipilih dalam pilkada serentak dalam waktu dekat ini, seharusnya calon yang mempunyai komitmen tersebut, mampu merepresentasikan dirinya sebagai milik seluruh masyarakat dan memilih pekerja terbaik untuk membantunya melayani masyarakat.
Banjarmasin
14092024