LINTAS KALSEL-KALTENG-KALBAR-KUCHING SERAWAK (CATATAN PERJALANAN MOHAMAD ISA)

CATATAN PERJALANAN LINTAS KALSEL-KALTENG-KALBAR-KUCHING SERAWAK
Oleh : dr. Mohamad Isa SpP

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Pulau Kalimantan yang termasuk pulau besar di Indonesia menarik untuk diketahui dan dipelajari. Pulau Kalimantan dengan luas 743.330 km2 yang terdiri 3 negara; Indonesia dengan 5 Propinsi ( Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Ibu kota Nusantara), Malaysia dengan 3 Negara Bagian ( Serawak, Sabah, Labuan ) dan Negara Brunei Darussalam. Berbagai suku dan Bahasa yang ada di Pulau tersebut. Masing-masing suku dan sub suku dengan Bahasa yang berbeda dan dialek yang berbeda.

Pulau ini termasuk 3 pulau yang terbesar di dunia, terletak di lintasan garis katulistiwa.
Keinginan untuk melintas Pulau Kalimantan khususnya sisi Barat yang meliputi Kalimanatan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kuching Serawak sudah kami jalani dengan perjalanan melalui darat tanggal 15 Januari 2023 – 22 Januari 2023 sepanjang 2220 km dengan selamat,sehat dan bahagia.

Perjalanan ini kami beri nama “ Silahturahmi dan Tour Lintas Kalsel-Teng-BarKuching” dilaksanakan oleh PDPI ( Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) dan IDI yang diikuti sebanyak 22 orang, ada Guru Besar, Dosen, Dokter dan Keluarga. Perjalanan dengan
menggunakan Bus Besar 28 seat dengan fasilitas yang memadai seperti AC, Karoake, Wifi, Toilet, Smoking Area, 6 Kursi Captain seta, 22 Kursi Executive, Leg Rest+ Arm Rest, USB Charging dengan 3 driver yang bergantian sehingga perjalanan jadi nyaman, aman dan tidak membosankan.

Perjalanan ini kami beri nama Silahturahmi dan Tour, karena niat utama adalah melakukan silahturahmi dengan para alumni sambil menikmati perjalanan. Dengan jarak dan waktu yang panjang niat silahturahmi menjadi faktor utama untuk bisa menjalani perjalanan ini, yang membuat orang jadi sehat, umur panjang dan tambah rejeki.

Perjalanan dimulai dari Kota Banjarmasin pada hari Minggu 15 Januari 2023 jam 07.00 wita menuju kota Palangkaraya yang berjarak 198 km. Perjalanan Banjarmasin ke Palangkaraya melintasi daerah yang subur sebagai daerah penghasil beras seperti daerah Anjir. Juga melintasi Jembatan yang terpanjang di Kalimantan yaitu Jembatan Barito. Jembati ini melintasi Sungai Barito yang sangat lebar, dengan Panjang Jembatan 1200 m. Jembatan Barito menghubungkan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah sebagai karya anak bangsa Indonesia diresmikan tahun 1998 oleh Presiden Soeharto ( 2 minggu sebelum Presiden Soeharto mengundurkan diri sebagai Presiden). Juga ada Jembatan/Titian yang Bernama Tumbang Nusa dengan panjang 10 km melintasi daerah rawa-rawa. Sebelum ada jembatan ini , hubungkan Kalsel dan Kalteng sering terganggu karena banjir.

Di kota Palangka Raya , kami disambut oleh sejawat dokter paru yang berdinas di RS Di kota Palangkaraya , kami bertemu dengan sejawat Dokter Spesialis Paru yang bertugas di Palangkaraya dan juga sebagai dosen di FK UPR. Pertemuam ini jadi sesuatu yang
membahagiakan karena bisa bertemu dan silahturahmi disertai jamuan makan siang di Rumah makan dipinggir sungai Kahayan dengan menu ikan sungai seperti Papuyu, nila, udang sungai, patin, jelawat, Silahturahmi dilanjutkan ke Fakultas Kedokteran Universiats Palangka Raya (UPR),y ang saat ini di pimpin oleh Dekan yang bernama Prof dr. Samsul Arifin alumni S1 di FK ULM.J uga bertemu dengan Alumni FK ULM yang berdinas sebagai dosen FK UPR. Para Alumni yang telah bekerja dan berkarya merupakan bagian Tri Darma Perguruan Tinggi untuk melihat Out Put PT dalam proses Pendidikan ( Tracer Study).

Jam 14.00 Wib (ada perbedaan waktu dari WITA, setelah melewati Kapuas-KalTeng berupa jadi WIB) dilanjutkan perjalanan kearah Barat menuju Kabupataen Kotawaringin
Barat dengan ibukota Pangkalan Bun. Jarak antara Palangkaraya – Pangkalan Bun 455 km. Sebelumnya mampir di Kota Sampit sebagai Ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur. Antara Kota Palangkaraya dan Kabupaten Kotawaringin Timur melewati Kabupaten Tengkiling dengan ibukota Kasongan. Jalan tersebut dikenal oleh masyarakat sebagai JALAN RUSIA , karena jalan tersebut bantuan dari pemerintah Rusia saat jaman Orde Lama. Daerah Kasongan terkenal dengan hasil Durian. Durian Kasongan terkenal dengan rasa manis, tebal isinya dan bebas dari Ulat.

Sampai di kota Sampit jam 22.00 wib disambut oleh Dr Efrain SpP ( Alumni FK UA) dan PPDS Paru ULM . Jamuan makan malam di RM Jelawat yang bersih dan Nyaman. Kota Sampit di malam hari cukup ramai dan Indah dengan daerah yang terkenal dengan “
Terowongan Seribu Cahaya “ tampak terang dan indah. Suasana ini mendorong berkembangnya ekonomi rakyat. RS Sampit yang baik juga menjadi bagian kemajuan suatu daerah. Pengelolahan daerah dengan sistim Otonomi daerah dalam pelaksanaan cukup baik dengan catatan kemampuan Kepala Daerah yang baik dan kreatif/inovatif.

Sekitar jam 22.00 wib perjalanan dilanjutkan dari Sampit menuju Pangkalan Bun. Perjalanan malam yang menantang dengan jalan melewati bukit-bukit dan daerah perkebunan Sawit. Ada daerah yang rusak jalannya tapi tidak terlalu panjang, diperlukan
istirahat di tengah jalan yang sunyi untuk pendinginan mesin mobil. Sampai di kota Pangkalan Bun jam 03.00 wib keesokan harinya. Perlu istirahat di Hotel Ariza yang cukup baik untuk bisa tidur dan sarapan pagi. Acara pagi hari diisi dengan silahturahmi dengan dr Zainudin (Alumni UB) dan dr Rizki (Alumni UA) dan Dr Untung Suropati SpPD KGH ( Alumni S1 ULM ) dan keluarga dr Tenno, PPDS Paru yang dari Pangkalan Bun. Para Alumni dalam
sambutannya merasa senang didatangi para guru dan sejawat yang datang dari tempat yang jauh untuk melihat suasana tempat bertugas saat ini. Jarak yang jauh antara RS Kabupaten dan Kota Besar sebagai RS Rujukan perlu dipikirkan untuk seoptimal mungkin daerah menyiapkan sarana dan prasana serta tenaga ahli yang cukup sehingga rujukan bisa diminimalkan.

Perjalanan pagi hari dilanjutkan dengan Tour Di Kota Pangkalan Bun. Kota Pangkalan Bun yang bersih dengan kontur daerah yang berbukit menambah keindahan kota tersebut.
Kota ini sering menerima Piala Adipura sebagai kota kecil yang bersih dan tertata dengan rapi. Jam 09.00 wib, perjalanan dilanjutkan kearah utara menuju kota Pontianak – Kalimantan Barat yang melewati Kabupaten Lamandau Kalimantan Tengah dan 2 Kabupaten di Kalbar. Jarak tempuh antara Pangkalan Bun – Pontianak sepanjang 642 km. Perbatasan Kalteng-Kalbar di tandai dengan tugu perbatasan. Tugu tersebut berjarak 1000 km dari kota Banjarmasin. Sepanjang perjalanan di temukan hutan-hutan yang lebat dan hutan sawit yang subur dengan keadaan jalan yang baik dengan bukit yang tinggi dan turunan dan kelokan yang tajam. Sekitar Jam 04.00 Wib tiba di Kota Pontianak.

Pontianak sebagai daerah yang dilewati garis katulistiwa cukup panas dan gerah. Suasana kota yang ramai dengan penduduk yang banyak dan multi etnis membuat perkembangan kota jadi cepat dan maju. Di Pontianak kami berkunjung ke RS Sodoso untuk silahturahmi dan melihat pelayanan paru dan pelayanan yang lain. Di jamu makan siang oleh alumni FK ULM yang bekerja di Pontianak dan sekitarnya dengan menu makanan Khas
Melayu yang enak. Ada banyak alumni FK ULM yang berada di Kalbar merupakan pencerminan keberhasikan Pendidikan nya dan ikut mengembangkan daerah tersebut dengan tetap menjaga nama baik Almamaternya. Juga ada silahturahmi dengan PDPI Kalbar dengan jamuan makan malam di RM makanan khas Pontianak. Objek Wisata di Kota Pontianak cukup banyak antara lain Susur sungai Kapuas dengan sejarahnya berupa Masjid Jamik Sultan Syarif Abdurahman , Istana Kadriah Kesultanan Pontianak serta wisata belanjanya.

Perjalanan dilanjutkan ke Kota Kuching Serawak Malaysia dengan melewati PLBN (Pos Lintas Batas Negara) Entikong. PLBN Entikong dengan bangunan yang baru tampak lebih baik dari PLBN Serawak. PLBN yang baik ,bersih dan pelayanan yang baik sangat diperlukan sebagai percermian muka bangsa. Negara Tetangga menjadi pembanding yang diperlukan umtuk memicu kemajuan Negara atau Daerah. Serawak – Kuching dengan
suasana yang kondusif, jalan-jalan cukup lebar dan tertata dengan baik. Kemajuan suatu negara dan daerah sungguh sangat tergantung dari Good Will para penguasa (Raja,
Presiden) dan pemerintah yang menjalankan. Setelah bermalam 1 hari di Kota Kuching dilanjutkan dengan kembali ke Indonesia dengan melewati PLBN Aruk menuju ke kota Singkawang. Singkawang dengan julukan Kota Toleransi di bangun dan dikembangkan oleh Pemda dan masyarakatnya. Toleransi dengan tetap menjaga persatuan tanpa mengurangi hak-hak mereka menjalankan keyakinannya.

Setelah bermalam di Kota singkawang , esoknya kembali ke Pontianak melewati kota Mempawah. Di Mempawah di jamu dengan makanan ikan sungai yang enak ditepi sungai
Mempawah. Juga singgah di Tugu Katulistiwa di Pontianak. Tour dan silaturahmi berakhir dengan jamuan makan di RM khas Pontianak yang Enak.

Sebagai penutup bahwa ada hal-hal yang dapat diambil dari perjalanan ini antara lain :
Dengan Niat yang baik untuk Silaturahmi dapat menjadikan perjalanan jadi nyaman dan sehat walupun jarak yang ditempuh cukup jauh. Good Wiil penguasa/pemerintah sangat diperlukan untuk kemajuan suatu daerah. Dengan potensi alam yang melimpah di darat, di laut dan di sungai selayaknya tidak ada kemiskinan yang ada pada masyarakat di daerah tersebut tergantung bagaimana pemerintah bisa mengaturnya.

Banjarmasin, 12 Februari 2023

fOTO PERJALANAN :

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini