MAGNET SPRITUAL 2022 (SERI SECANGKIR KOPI SERIBU INSPIRASI)

MAGNET SPRITUAL 2022 

(BAGIAN 1 CATATAN PERJALANAN IBADAH UMROH 2022)

Oleh : Syaifudin

SCNEWS.ID – DUTATV.COM – Banjarmasin. Sahabat ijinkan mulai hari ini saya menceritakan pengalaman perjalan ibadah umroh dengan isteri bersama rombongan jemaah dari AFI TOUR via AFI TOUR BANJARMASIN keberangkatan 22 sampai dengan 30 Agustus 2022, dengan pembimbing ustadz AHMAD BANI HASYIM (USTADZ BANI). Cerita ini tentu tetap dengan catatan sangat memaklumi adanya perbedaan pendapat saat menceritakan perjalanan ibadah. Ada yang berpendapat menceritakan jalannya ibadah bisa termasuk “riya” sehingga ibadah menjadi tidak “bernilai” ibadah, tetapi ada juga yang berpendapat menceritakan ibadah dengan tujuan agar bisa menginspirasi orang lain untuk melakukan ibadah tersebut, karena itu saya mengambil pendapat yang kedua ini dengan tetap menghormati pendapat pertama dan tolong doakan agar tidak tergolong “riya”.

Pada perjalanan umroh tahun 2019 bersama AFI TOUR sebelum masa pandemi saya juga pernah menyinggung tentang magnet spritual, kali ini kembali saya ungkapkan untuk menegaskan ada satu tempat di-dunia ini yang berdasarkan pengalaman “subjektif” saya bersama keluarga selalu menarik “fisik”, “batin” atau “qalbu” untuk selalu mengunjungi dan mengunjunginya kembali tanpa ada rasa “bosan” dibanding  pengalaman kami mengunjungi beberapa tempat di dalam negeri ataupun belahan dunia lainnya, bahkan saat mau meninggalkan tempat itu kita selalu berdoa agar bisa kembali dengan mengajak keluarga dan sahabat untuk bisa merasakan “pengalaman spritual” yang sama seperti yang kami rasakan. Tempat itu adalah Mekkah Al-Mukarramah dan Madinah Al-Munawwarah (Madinatun Nabi) sebagai dua tempat yang menjadi medan magnet untuk menarik kita datang kesana.

Mengapa menjadi magnet ?

Pertama, secara normatif (syariat) perjalanan kedua tempat ini adalah perjalanan ibadah, kalau itu dilaksanakan dalam rangka ibadah haji maka hukumnya wajib bagi yang mampu sekali dalam seumur hidupnya, sedangkan umroh yang mengandung makna kata sebagai “berkunjung” hukumya adalah sunat (kecuali umroh yang dikarenakan adanya nazar), sehingga ibadah umroh ini mempunyai beberpa keutamaan seperti yang tertuang dalam hadist diantaranya : “Ibadah umroh sampai umroh berikutnya sebagai kafarat untuk dosa di antara keduanya dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga” (HR Bukhari dan Muslim). “Para jamaah haji dan umroh merupakan delegasi Allah. Jika mereka berdo’a kepada-Nya, Allah akan mengabulkannya. Dan jika mereka meminta ampun, maka Allah akan mengampuni-nya” (HR An-Nasaiy dan Ibnu Majah).

Kedua, dalam pendekatan holistik semesta alam, kabah menjadi simbolik pusat poros rotasi alam semesta, karena dalam pergerakan planet terdapat titik pusat medan magnet yang menarik planet pada setiap galaksi sehingga semua planet beredar pada porosnya, yang menyebabkan keteraturan gerak perputarannya tersebut.  Seandainya tidak ada medan magnet yang menarik semua benda angkasa itu, maka akan terjadi tabrakan yang mengakibatkan kehancuran semesta ini. Begitulah manusia baik secara fisik mapun hati dan qalbunya berada dalam rotasi bumi mengelilingi matahari dan galaksi bima sakti mengelilingi pusat galaksi yang menjadi medan magnet dan seterusnya sampai pada batas yang akal tidak dapat menjawabnya dan secara simbolik ada pada “arasy” Allah dimana ada Baitullah sebagai titik yang dikelilingi saat kita tawaf. Bayangkan saat tawaf terhenti, maka fisik, hati dan nurani kita akan “kelimpungan” tak tahu arah merapat, yang sejatinya harus tetap tertarik dan merapat kepada Allah.

Ketiga, ke tanah Haram adalah menjadi Tamu Allah, yang istilahnya ustad Bani sebagai tamu Allah kita akan dijamu Allah dengan jamuan yang amat istemewa dengan mengabulkan doa-doa kita, seperti yang termuat dalam hadist “Orang-orang yang menjalankan ibadah haji ataupun umrah adalah Tamu Allah Swt. Sehingga, Allah Swt pasti akan memberikan apapun yang mereka minta, mengabulkan apapun doa-doa mereka, dan mengganti apapun yang dibelanjakan mereka; satu dirham diganti dengan satu juta dirham (H.R. Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul Iman). Dalam posisi sebagai tamu Allah ini juga menempatkan saat berkunjung atau mengerjakan ibadah umroh wajib mengikuti tatacara yang telah ditentukan oleh Allah.

Sahabat ! dari tiga ini saja, maka ibadah umroh selulu menarik jiwa dan batin kita untuk selalu kesana, walalupun menempuh perjalanan yang jauh dan memakan biaya yang relatif besar, disertai ibadah yang menguras fisik khususnya saat tawaf dan sa’i, namun semua itu karena tarikan medan magnet itulah menjadikan “LELAH ITU TELAH TIADA, KARENA KITA LILLAH”.

Lantas bagaimana dengan magnet Mesjid Nabawi ? Bersambung …….

Salam secangkir kopi seribu inspirasi. 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini