MANNEKEN PIS DAN COKLAT BELGIA (SERI CATATAN TJIPTO SUMADI)

MANNEKEN PIS DAN COKLAT BELGIA

Hikmah apa yang dapat dipetik dari perjalanan ini? Pertama, setiap negara dapat menciptakan legenda terhadap sesuatu yang dibangunnya, seperti kisah Bandung Bondowoso dengan Roro Jonggrang atau perjalanan cinta Sangkuriang dengan Dayang Sumbi. Kedua, kecil itu indah, pernyataan ini telah dibuktikan oleh Manneken Pis atau Le Petit Julien,  jadi dalam berkarya, bukan besar atau kecilnya, namun lebih terletak pada rasa  tulus, ikhlas, cerdas, dan tuntas, sehingga hasilnya dapat membahana ke seluruh penjuru dunia. Ketiga, dalam konteks Ekonomi Kreatif, perlu diberi ruang kepada khalayak untuk mengembangkan gagasan-gagasan besar berkualitas mendunia, namun tetap berbasis lokalitas. Sebagaimana diungkapkan Jhon Jarolimek; Think Globally, Act Locally

(Oleh Tjipto Sumadi*)

SCNEWS.ID-JAKARTA. Pembaca yang Budiman, sebelum melanjutkan tulisan ini, penulis ucapkan terima kasih kepada Pembaca yang Budiman atas respons positif terhadap tulisan tentang Museum Atomium dan tulisan lainnya. Bersyukur, rupanya cukup banyak Pembaca yang Budiman yang telah mengunjungi tempat itu. Sesuai dengan percakapan yang yang terjadi, maka tulisan ini menjadi pelengkap dari kisah perjalanan di Belgia, yaitu sajian tentang Manneken Pis dan Coklat Belgia.

Brussels, ibukota Belgia hanya berjarak tempuh sekitar 2 jam 30 menit saja dari Amsterdam, Belanda. Jarak antara Amsterdam dengan Brussels hanya 200 km. Jarak ini hampir sama dengan dari Jakarta ke Cirebon. Apalagi, jalan raya di Eropa sangat terkenal halus dan nyaman, jadi perjalanan dua setengah jam, nyaris tidak membuat lelah penumpang kendaraan roda empat. Tidak ada pemeriksaan paspor di perbatasan antara Belanda dengan Belgia. Tiga negara yang berada di van hook Netherland atau hook of Netherland ini memang mempunyai perjanjian khusus yang dituangkan dalam Kesepakatan Benelux (Belgia, Netherland, dan Luxemburg). Oleh karena itu, wisatawan mancanegara dapat sekaligus mengunjungi ketiga negara ini, tanpa ada pemeriksaan, setelah kedatangannya didokumentasikan pada salah satu negeri itu.

Tulisan ini tidak membahas Belanda atau Luxemburg, melainkan menyampaikan kisah perjalanan di Belgia, sebagai kelanjutan tulisan tentang Atomium sebelumnya. Sebetulnya, banyak tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi di Belgia, seperti, Grand Place, Brussels Town Hall, Park du Cinquantenaire atau lebih dikenal dengan sebutan Jubelpark, atau Mini Europe yang berada tidak jauh dari Museum Atomium, dan tentu masih banyak lagi. Tulisan ini akan bercerita tentang patung anak kecil pipis yang melegenda dan coklat Belgia yang lekat dan nikmat di lidah wisatawan mancanegara.

Patung Manneken Pis atau Le Petit Julien di Brussels, Belgia (Dokumen Pribadi).

Manneken Pis atau dalam bahasa Belgia disebut Le Petit Julien, dibuat oleh seniman Belgia bernama Hiëronymus Duquesnoy the Elder pada tahun 1618. Menurut legendanya, anak kecil yang dijadikan model patung ini, telah menyelamatkan kota Brussels dari serangan meriam yang diarahkan oleh kekuatan asing, pada peperangan yang terjadi di abad pertengahan. Saat itu, kota Brussels tengah pasrah dengan keadaan, akibat dari serangan yang terjadi selama beberapa hari. Terdengar kabar bahwa, serangan terakhir akan menggunakan meriam untuk menghancurkan kota. Sesaat sebelum serangan bom terjadi, tiba-tiba seorang bocah laki-laki bernama Julianske mengencingi sumbu meriam tersebut, hingga bomnya tidak meledak, maka selamatlah kota Brussels dari kehancuran. Peristiwa ini kemudian diabadikan oleh Hiëronymus Duquesnoy the Elder dalam bentuk patung anak kecil yang sedang pipis. Berkat perilaku Julianske ini, dia dianggap sebagai “dewa penyelamat”, sehingga menjadi ikon kota Brussels. Tentu kisah ini hanya legenda yang disajikan kepada wisatawan domestik maupun macanegara yang berkunjung ke tempat ini.

Jangan juga membayangkan Manneken Pis atau Le Petit Julien ini berukuran besar seperti Monas atau Menara Eiffel atau Liberty Statue, patung ini hanya berukuran setinggi 60 sentimeter, dan berada di sudut jalan yang boleh dibilang sempit. Namun, jika Anda berkunjung ke Belgia dan belum singgah di sini, akan terasa belum lengkap.

Untuk melengkapi kunjungan ke Belgia, ada baiknya juga membeli coklat. Toko coklat yang tidak pernah sepi dari pengunjung adalah toko yang terletak persis di sebelah posisi patung Manneken Pis ini. Namun demikian, hampir di sepanjang pusat perbelanjaan di Belgia, toko penjual coklat berbanjar, tampak jelas di mana-mana, seolah sejauh mata memandang hanya toko coklat yang terlihat.

Hikmah apa yang dapat dipetik dari perjalanan ini? Pertama, setiap negara dapat menciptakan legenda terhadap sesuatu yang dibangunnya, seperti kisah Bandung Bondowoso dengan Roro Jonggrang atau perjalanan cinta Sangkuriang dengan Dayang Sumbi. Kedua, kecil itu indah, pernyataan ini telah dibuktikan oleh Manneken Pis atau Le Petit Julien,  jadi dalam berkarya, bukan besar atau kecilnya, namun lebih terletak pada rasa  tulus, ikhlas, cerdas, dan tuntas, sehingga hasilnya dapat membahana ke seluruh penjuru dunia. Ketiga, dalam konteks Ekonomi Kreatif, perlu diberi ruang kepada khalayak untuk mengembangkan gagasan-gagasan besar berkualitas mendunia, namun tetap berbasis lokalitas. Sebagaimana diungkapkan Jhon Jarolimek; Think Globally, Act Locally.

Semoga Bermanfaat.

Salam Wisdom Indonesia

*Mahasiswa Teladan Nasional 1987

 Dosen Universitas Negeri Jakarta

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini