MENCARI SORGA (SERI OPINI IBG DHARMA PUTRA)

MENCARI SORGA

“Setelah mati, tidak akan ada lagi ketidak adilan seperti di bumi ini, karena keadilan yang hakiki akan ditegakkan. Semua salah dihukum secara setimpal, yang lebih salah hukumannya lebih berat”.
(Oleh : IBG Dharma Putra)

SCNEWS.ID-BANJARMASIN. Sorga berada di akhirat, di alam misteri yang dapat dibuktikan hanya setelah mati, sehingga seperti mimpi, tergantung suara nurani, makin sunyi semakin berarti. Dan misteri, membawa paradok lucu bagi sorga, menjadi tempat yang paling didamba untuk didatangi,manusia yang tidak berani mati. Bahkan ketika sedang sakit beratpun tetap minta didoakan agar sembuh dan tidak jadi mati.

Dia akan sangat bersyukur jika tidak jadi mati, bersyukur telah diberi waktu memperbaiki diri, agar lebih mungkin masuk sorga, tetapi waktu disia siakan karena hidupnya tetap begitu saja
dan tetap berharap sorga dengan mengulang cara hidup yang sama. Hanya orang gila serta semua kegilaannya saja, yang melakukan hal sama tapi berharap hasil berbeda ( Einstein )

Padahal mati disebabkan sakit lebih mungkin serta berpotensi masuk surga. Semakin lama sakitnya, semakin potensial masuk sorga, oleh karena lebih tersedia cukup waktu berdoa dan didoakan. Semua kesalahan yang dibuat, akan cendrung dimaafkan, dibawa empati, setelah dilihatnya derita sakit kita.

Disisi lain, potensi pertobatan pribadipun akan semakin besar serta mungkin terjadi. Siksaan penderitaan akan mendorong kontemplasi dan gairah apresiasi mandiri, sehingga timbulkan jiwa yang tercerahkan, sementara perbuatan buruk baru, dengan sendirinya terhenti dan tak lagi terjadi karena kondisi derita sakitnya ini.

Hidup pasti tak bersifat matematis dan hitung hitungan logis seperti itu karena jika kehendak yang kuasa, mati mendadakpun akan masuk sorga. Semua baik yang terkumpul sepanjang hidup manusia, bahkan jika sekalipun manusia itu pernah khilaf, tidak cukup setimpal ditukar dengan nikmatnya sorga. Sorga merupakan wilayah mistis spiritualis itu, hanya akan dapat terbuka untuk dimasuki melalui rahmatNya.

Sebagai wilayah amat spiritual, sorga menjadi tempat pertemuan mesra, dipenuhi kasih serta limpahan sayang, dengan sang pemilik sorga. Dan perhitungan ritual yang beraspek material formal, akan menyesatkan para pendambanya kepada keingian masuk sorga, tanpa teringat pada pemiliknya. Mereka rela membunuh dan menghantui, tidak sadar akan siksa, berada di sorga tapi tidak dipedulikan oleh pemiliknya.

Perhitungan matematis, menjadikan kematian bak ujian akhir manusia, dan sorgalah sebagai ijazahnya. Seolah olah jika bajik akan lulus dan pasti dapat surga, sedangkan yang tidak lulus, ditunggu di neraka. Dan memang tak satupun murid yang siap mengikutinya. Yang harusnya berani mati jadi menghindarinya.

Sampai terlupa bahwa semua hidup akan mati juga dan semua kehidupan wajib menyiapkan kematiannya. Berani mati, ditempatkan utama, supaya hidup tidak tersia sia. Bersikap berani mati, hanya diharamkan bagi yang tak berani hidup. Berani mati karena tidak berani hidup adalah kepengecutan.

Pada semua perhitungan yang ada, saya pilih jalan sederhana, mencari sorga di bibir sayang ibunda, karena percaya kata pujangga, bahwa sorga dibawah telapak kaki ibunda. Mengikuti nasehatnya, adalah cara paling jitu sekaligus paling potensial untuk masuk sorga.

Jika prinsip keadilan,kepasrahan dan nilai nilai luhur dari ibunda, dijalankan dalam kehidupan niscaya kekecewaan akan perlakuan tidak adil yang diterima semasih hidup akan dinetralisasi melalui kepasrahan dan penerimaan terhadap takdir secara ikhlas.

Setelah mati,tidak akan ada lagi ketidak adilan seperti di bumi ini, karena keadilan yang hakiki akan ditegakkan. Semua salah dihukum secara setimpal, yang lebih salah hukumannya lebih berat. Sangat mirip bahkan serupa dengan nilai luhur ajaran ibunda yang tertancap dalam benak.

Dengan begitu, melalui kepatuhan mengikuti pesan ibunda, bahkan kebahagian sorga bisa ternikmati semasih hidup di bumi serta bukan hanya setelah mati. Secara hakiki, sorga tidak dicari tetapi ditemui karena bukan mimpi.

Sorga pasti menanti, di jalan nurani dipenuhi peduli, yang tidak sesuka hati. Jalanan lurus kehidupan, yang wajib dibiarkan membawamu kemanapun dia hendak pergi.

Banjarmasin
01082021

Terbaru

spot_img

Related Stories

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini